"Eomma, aku sudah kenyang"
Pinta elin ketika ibunya ingin menyuapi kembali makanan dlm mulutnya"Yasudah kalau begitu, kau istirahat dulu, eomma ada di luar"
"Nee eomma"
Nyonya choi pun keluar dan kini tinggal elin sendirian di ranjang nya, kini yg bisa ia lakukan hanyalah berbaring tak berdaya dgn memikirkan hal2 seperti kematian dan sebagainya"Aku berterimakasih padamu tuhan karena membiarkan ku bertahan utk mengetahui siapa pembunuh ayahku, dan sekarang aku akan memohon lgi agar aku masih bisa bertahan hingga esok, agar wajahnya, dia, yg ingin aku lihat utk yg terakhir kalinya"~elin
Tiada hari tampa elin memikirkan hyunjin, tiada hari tampa ia mengharapkan hyunjin nya datang dan melihatnya utk yg terakhir kalinya, elin menangis dalam diam, air matanya turun dan membasahi kedua pipinya
Penderitaan, air mata dan kekesalan telah bercampur dan menyisakan luka
"Andai kau berada disisi ku saat ini ayah kau pasti akan mengusap lembut air mataku, i miss you dad, tapi aku tak akan mengatakan hal itu lgi, karena aku akan segera bertemu dgn mu"
Elin mengusap kasar air matanya, dgn menatap di atas langit2, rasa perih yg begitu mendalam pada hatinya begitu menyiksa"Aku ingin pergi, tapi ada saja sesuatu yg menjanggal"
Elin makin terisak dan merasa putus asa akan hidupnya, satu sisi ia merasa pasrah dan menerima akan kematian yg menjemputnya dan ia juga ingin segera bertemu ayahnya, namun disisi lain, rasanya ada yg menahannya dan membuat elin merasa dilema dan tersiksaTangisan elin mereda dan ia mulai memejamkan kedua matanya, rasa lelah dlm hati dan pikirannya perlu beristirahat ia menutup matanya dan tidur, berharap ia mendapatkan mimpi indah
Sementara itu, diluar nyonya choi dan nyonya hwang sedang mengobrol, nyonya choi tak henti hentinya menangis sementara nyonya hwang berusaha menenangkan nya
"Dia masih muda, aku tak tau harus melakukan apa lgi, aku hanya bisa berdoa agar dia sembuh dan kembali ke pelukanku"
Mendengar hal itu nyonya hwang begitu merasa iba, ia juga begitu merasa terpukul dan sedih dgn apa yg elin derita"Kuharap kau bisa mengerti hyunjin bahwa elin adl takdirmu yg sebenarnya datanglah dan beri dia kehidupan, maka kata leave di antara kalian akan berakhir"~nyonya hwang
06:00
Jam sudah menunjukkan pukul enam pagi, dan elin masih di posisi yg sama, yaitu di ranjang rumah sakit beserta alat2 yg ia perlukan yg menempel di tubuhnya
Samar2 elin membuka matanya perlahan dilihatnya ruangan serba putih tsb, seketika rasa itu datang, rasa sakit yg begitu menyakitkan, elin meringis kala sakit yg menyerang kepalanya tsb semakin menjadi
Elin semakin meringis dan bahkan tak mampu berteriak, tak lama datang nyonya choi, dan ia begitu terkejut kala melihat putrinya meronta kesakitan
Nyonya choi pun langsung memanggil dokter, dan elin pun di periksa, pemeriksaan nya berlangsung agak lama, namun dgn penuh ke khawatiran nyonya choi menunggu di luar bersama taeyong
"Dia harus mendapatkan donor ginjal sesegera mungkin"
Gumam taeyong dgn emosi yg tertahankan, taeyong dari semalam juga telah berusaha mencari informasi mengenai pendonor ginjal, namun nihil, ia sama sekali tak dapat apapunNyonya choi terus menangis, dan tak lama dokter pun muncul di balik pintu ruangan
"Bagaimana keadaan putri ku dokter?"
Tanya nyonya choi masih dalam tangisan"Kondisinya semakin memburuk, kanker darah nya semakin menyebar cepat, kami sudah berusaha memberikannya obat, namun tanpa donor ginjal tsb... maaf"
Dokter tsb berkata sambil menunduk tak tega melihat nyonya choi menerima kenyataan pahit ini, dan benar saja, nyonya choi menangis sejadinya dan terduduk di bawah lantai
KAMU SEDANG MEMBACA
Dont leave me || hwang hyunjin [√]
Non-Fiction[TOLONG FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, KARNA ITU SAANGAT BERHARGA UNTUK SAYA:)] "Silahkan Menghilang saja sana, jika kau kembali, aku masih tetap mencintaimu, karna perasaan itu tidak bisa terhapus" Berteman sejak kecil namun saling memendam perasaan...