Karyawati-karyawati disini takjub ketika aku mengatakan akan melamar menjadi sekretaris presdir. Bahkan menyuruhku tidak usah interview karena yakin akan gagal, karena aku orang ke dua puluh tujuh yang melamar dan dua puluh enam lainnya mengundurkan diri, semua mengatakan Boss ini sinting. Menurut pengakuan mantan-mantan calon sekretaris itu, kalau Boss menguji mental mereka. Menyuruh lompat indah, arung jeram, sampai makan kecoa goreng. Aku beruntung mendapat bocoran itu, membuatku lebih punya persiapan dan aku berjanji akan sabar menghadapinya tanpa rasa takut. Demi bersama Ted. Tantangan demi tantangan ku lalui, sampai di tantangan terakhir di rumah hantu, aku curang. Aku membayar pemandu untuk membawa ku jalan menuju pintu keluar sedang aku hanya memenjamkan mata sambil memegang pundak pemandu itu.
Akhirnya aku berhasil di terima. Sekretaris pertama sepanjang presdir muda yang tampan itu menjabat. Dan dengan begitu, setiap hari aku bisa melihat Ted di tempat kerja dan di rumah. Aku ingin mengingatkan kembali kenangan manis saat kita bersama waktu kecil.
Hari pertama kerja, Ted mengantarku sampai di simpang sebelum masuk ke basement Brilliant. Katanya untuk menghindari gosip dan sementara aku tinggal serumah dengan Ted juga harus dirahasiakan.
Sesampai di kantor, belum ada satu pun orang yang datang. Maka dengan santai aku duduk di meja sekretaris tepat di samping pintu masuk ruangan Presdir atau Boss ku kini. Setengah jam duduk sambil melihat berita dari Smartphone ku, akhirnya ada satu orang yang datang. Wanita muda berambut ikal yang berbadan sintal.
"Pagi."sapa ku sambil berdiri. Dia terkejut, memandang ku sebentar sambil berpikir.
"Oh.. Kamu yang semalam datang melamar sebagai sekretaris boss yah?"
"Iya." Jawabku ramah
"Jadi, kamu diterima?" Tanyanya seolah-olah tidak percaya
"Yah, begitulah."Jawabku lagi
"Boss tidak memberi mu semacam tantangan atau sejenisnya?" Tanyanya curiga
"Tentu saja ada. Dan berhasil ku lalui." Jawabku sedikit bangga.
"Oh iya, namaku Qwenny Gregory. Panggil saja Qwen. " aku memperkenalkan diri sambil mengajaknya berjabat.
"Aku Sherra. Kamu akan sibuk sekali pastinya. Boss jarang di kantor, lebih banyak kegiatan di luar dan banyak rapat." Jelasnya "tapi dengan adanya kamu, kerjaan kami jadi ringan karena selanjutnya kamu yang akan membuat semua notulen hasil rapat dan laporan kegiatan yang dihadiri boss. Bukan cuma itu, masi banyak tetek bengek yang kamu akan tau nantinya." Tambahnya lagi.
Cukup membuatku gentar. Semoga saja bisa kulakukan dengan benar.
"Iya, mohon bantuannya." Jawabku sopan
"Good luck. Tanyalah jika perlu." Setelah Itu dia seperti larut di meja kerjanya, langsung tampak sibuk di depan laptopnya.
Saat aku sedang melamun sambil mengamati Sherra bekerja, seseorang tiba-tiba menyapaku.
"Kamu sudah datang, masuk ke kantor ku sekarang." Boss tiba2 muncul di belakang ku. Tanpa sempat berkata apa-apa lagi aku mengikuti langkahnya masuk ke kantornya yang mewah. Dengan mantap dia duduk di kursi kerja yang tampak nyaman itu.
"Ini agenda kerja ku. Mulai sekarang kamu yang bertanggung jawab atas itu. Setiap hari harus mengingatkanku akan kegiatan yang akan dilakukan hari ini. Dan jangan lupa menulis ke agenda jika ada rapat atau event yang harus dihadiri.
Aku mengambil buku agenda yang dia letakkan di atas meja.
"Baik." Jawabku sambil membolak balik lembaran agenda itu mencari jadwal hari ini. Tidak susah di cari. Tapi tulisan ini agak susah di baca. Dengan hati-hati aku merangkai kembali kalimat-kalimat yang mungkin.
"Pukul sembilan janji dengan Ibu Yoan di Hotel Washington. Pukul tiga belas, rapat di gedung Herrera, jemput Roy di Salon Youth." Baca ku susah payah. Masih ada beberapa kegiatan yang belum kubaca kan.
"Cukup, aku sudah baca itu tadi pagi." Katanya "Pakai note ini sebagai ganti agenda, mulai sekarang dengan Note ini aku menghubungimu, sering-sering cek email yang masuk. Jangan sembarangan balas e-Mail tanpa sepengetahuanku. Jangan gunakan untuk urusan pribadi. Ngerti?" Jelasnya
"Iya, aku ngerti." Jawabku
"Bagus. Aku akan meminta Sherra untuk mengajari mu membuat laporan. Cepat lah dikuasai, kita akan jarang di kantor, kamu wajib ikut Kemana aku pergi." Perintahnya.
"Iya." Jawabku sopan
"Keluarlah dan panggil Sherra kemari." Perintahnya lagi.
Baru saja keluar dari ruangan boss, sudah tampak banyak karyawan yang datang dan sedang asyik gosip. Seratus persen sedang membicarakan aku. Sambil menyalami mereka satu Persatu, aku memberitahu Sherra untuk ke ruangan boss. Karyawan- karyawan penggosip langsung mewawancarai aku. Sungguh lelah menjawab pertanyaan mereka persatu. Untung Sherra cepat datang dan mulai mengajari ku membuat laporan-laporan yang mungkin akan di perlukan hari ini. Baru saja selesai mengcopy format laporan di memory card, boss keluar dari ruangan.
"Ayok, janji dengan Bu Yoan." Ajaknya.
Aku bergegas memasukkan laptop ke tas LV ku dan mengikuti boss muda ku dari belakang sambil berlari kecil.
Akhirnya hari ini aku mengikutinya ke banyak tempat. Dia memang sibuk sekali. Banyak rapat dan banyak klien. Banyak telepon dan banyak janji. Sungguh repot sekali jika tidak ada sekretaris yang membantunya. Pantas saja dia menguji mental dan fisik calon sekretarisnya.
Hari pertama yang melelahkan. Boss tidak seangker yang kubayangkan. Tidak seseram saat menyuruhku masuk ke rumah hantu. Dia banyak membantu, sabar mengajari ku. Dan dia juga ramah. Aku beruntung mendapat Boss yang baik.
Pukul sembilan malam, rapat terakhir telah selesai. Aku mengirim pesan untuk Ted.
"Ted, aku baru selesai rapat. Bisakah kamu jemput? Aku di depan Sogo sebelah hotel Soechi."
Sedetik setelah pesan terkirim, boss menawarkan jasa untuk mengantar ku pulang.
"Tidak usah, aku akan pulang dengan taxi." Jawabku sedikit gugup.
"Kamu tinggal di rumah Teddy? Aku tau rumahnya. Naiklah ke mobil akan ku antar." Bagaimana boss bisa tau aku tinggal di rumah Ted? Gawat. Apa akibatnya?
Detik berikutnya Ted membalas pesan text ku.
"Peter akan mengantarmu."
Otakku kosong seketika membaca balasan Ted.
Akhirnya tanpa berani bertanya, aku bersedia diantar boss pulang ke rumah Ted.
"Ini rahasia. Aku dan Ted adalah teman kuliah. Hubungan kami sudah seperti saudara kandung. Dan sudah lama sekali aku tahu cerita tentang mu. Teddy banyak cerita tentang gadis kecil bertubuh mungil yang selalu menghiburnya." Aku nya.
Pengakuannya cukup membuat ku shock dan sedikit senang. Ternyata Ted tidak pernah lupa padaku. Dia selalu mengenang ku sebagai gadis kecil yang menghiburnya setiap kali dia menerima kekerasan.
"Ternyata begitu." Jawabku singkat.
Hatiku seperti melayang, tidak bisa membuatku tidak tersenyum saat ini. Ingin rasanya secepatnya sampai ke rumah dan memeluk Ted. Dia tidak berubah, dia masih Ted ku yang dulu. Seorang yang kurindukan bertahun-tahun lamanya dan tidak pernah melupakan aku. Capek hari ini terobati malah menambah sedikit kekuatan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan ku
RomanceMasa kecil yang bahagia karena ada dia yang selalu melindungi ku, berbagi cerita di balik selimut hangat, dan dia berjanji akan menikahi ku jika sudah dewasa nanti. Setelah bertahun-tahun aku merindukannya, akhirnya aku ada kesempatan untuk pergi me...