"oke pak besok saya kesana untuk ngeliat hasilnya."
Gue ngeliatin Harry yang lagi jawab telepon dari orang yang gue sendiri gak tau siapa.
"Siapa sih?" Tanya gue dengan sejuta rasa penasaran didalam hati aseek.
"Tukang." Kata dia.
"Tukang apa anjir! Tukang banyak." Jawab gue emosi, dia cuma ketawa.
Gak lama Mama sama papa pulang dam langsung duduk disofa bareng gue sama Harry yang lagik asik nonton tivi.
"Gimana Harry, udah ada kabar?" Tanya papa sama Harry, gue nengok kearah Harry dan papa bergantian, apasih yang diomongin sama mereka?
"Mama udah liat gambarnya dan itu bagus." Timpal mama.
"Ngomongin rumah baru ya!" Ujuk-ujuk Waliyha ikut nimbrung.
Ini apaan sih? Rumah baru? Tukang?
"Tadi tukangnya udah nelpon Harry pah, dan emang udah sembilan puluh depalan persen hampir rapih, tinggal nunggu Allesia aja."
Harry ngelirik kearah gue. Gue makin gak ngerti dan semakin penasaran.
"Udah deh kak emang udah waktunya pisah." Kata Waliyha.
Ini apa lagi sih ya ampun, kenapa gue jadi mendadak goblok gini sih.
"Kalian ngomongin apasih??" Tanya gue sedikit kesel.
"Loh lu belom tau kak? Lukan mau pisah."
"Pisah apasih maksud lu!" Kata gue.
"Sans ae sans." Kata Waliyha ketawa sambil lari kearah kamarnya.
"Mah ini apaasih?" Tanya gue gemeter, maksudnya pisah cerai? Gue sama Harry?
"Loh Allesia? Kamu kan yang minta pisah, Harry udah bilang sama papa." Kata papa keliatan kaget gitu.
"Pisah?" Gue ngelirik ke Harry. Harry diem dan tanganya ngerangkul pundak gue.
"Kamu minta pisah rumah kan sama mama keluarga kamu?" Harry senyum gitu.
Hah? Kapan sih gue minta pisah rumah? Bukannya gue mintanya pisah, pisah cerai anjir.
"Udah ah itu kalian omongin berdua ya, mama mau istirahat dulu." Kata mama sambil senyum dan ninggalin kita.
"Harry, kalo kamu kurang apapun bilang papa ya." Kata Papa yang ikut pergi ninggalin kita.
Harry ngangguk, gue cuma natap Harry bingung.
"Harry sebenernya waktu itu lu tau maksud gue gak sih?"
Gue ngubah posisi gue jadi ngadep ke dia otomatis tangannya yang ngerakul gue kelepas gitu aja.
Harry ngangguk.
"Minta cerai kan?"
Sekarang giliran gue ngangguk.
"Allesia, saya gak bisa ngabulin permintaan kamu yang itu dan gak mungkin juga saya bilang sama keluarga kita tentang ini, karena sampe kapanpun mereka gak bakal ngijinin saya buat gugat cerai kamu ataupun sebaliknya." Harry ngucap itu serius banget.
Gue narik nafas gue lega.
"Kenapa?"
"Gue kira lu beneran mau cerain gue, tau gak sih gue sampe kebawa mimpi anjir." Kata gue.
"Oh ya? Gimana?" Tanya dia sambil senyum dan benerin rambut gue.
"Ya kita cerai dan lu lebih milih orang lain." Jawab gue.

KAMU SEDANG MEMBACA
om Harry // H.S
Fanfiction"Yakali mah aku mau dinikahin sama om-om" *** Notes : -Terdapat banyak kata dan bahasa kasar didalamnya. -Bahasa sehari-hari/ tidak baku. -Hanya hayalan. -06 Juli 2019- ...