"Yakali mah aku mau dinikahin sama om-om"
***
Notes :
-Terdapat banyak kata dan bahasa kasar didalamnya.
-Bahasa sehari-hari/ tidak baku.
-Hanya hayalan.
-06 Juli 2019-
...
Mata kuliah pertama selesai dan sekarang gue jalan ngarah ke kelas Komunikasi Bisnis. Hari ini fine fine aja ya walaupun gak ada Lita, tadi sebelumnya gue WA dia gak ngampus hari ini, gila sih tuh anak baru aja semester dua udah mulai males-malesan tiduck seperti diriku yang rajin syekali ini.
"Oi." Tiba-tiba ada yang nyenggol lengan gue. Pas gue tengok taunya si Blake.
"Ada kelas juga?" Tanya dia.
"Yoi." Jawab gue singkat dan lanjut jalan berdampingan sama si item ini, gak maksud gue Blek itu bahasa inggris nya item kan? Yaudah iya.
"Hero kecewa sama lu." Kata Blake.
Deg!
"Kecewaan juga gue kali diputusin gitu aja."
"Ya ampun sa. Bisa gak sih lu ngertiin dia, mungkin waktu itu dia bingung sama perasaannya makanya dia mutusin lu gitu aja, tapi tuh sebenernya dia itu masih sayang sama lu bahkan masih cinta."
"Jadi selama ini dia jahat ya, dia mainin perasaan gue, disaat dia bingung sama perasaannya sendiri dia mutusin gue gitu aja tanpa mikirin perasaan gue? Itu yang namanya harus gue ngertiin?" Tanya gue rada kesel.
"Sa."
"Udahlah gue gak mau bahas Hero lagi. Gue cape." Jawab gue cepet langsung buru-buru masuk kelas dan nyari bangku. Rupanya si Blake ngikutin gue malah dia duduk disamping gue.
"Gue cuma mau kalian berdua tuh balikan, gue kasian sama lu, kasian juga sama Hero."
"Bacot, hidup gue udah seneng gak sesengsara yang lu pikir." Jawab gue.
"Hilih, gak mungkin lu seneng sedangkan di luaran sana banyak yang benci sama lu karena lu deket-deket sama pak Harry Harry itu."
"Harry itu---" Gue langsung ngerem mulut gue sebelum nantinya bakal keceplosan, engga. Ini bukan waktunya Blake tau walaupun seharusnya dia tau kalo gue itu udah jadi istri sahnya Harry, dan gue bersyukur banget sama Lita karena dia bener-bener orang terpecaya gue, karena ya bayangin aja dia sama Blake kan deket banget bahkan mereka pacaran tapi Blake gak tau rahasia gue sama Lita. Lita dbes pokoknya.
"Harry itu apa? Dia bukan cowo baik-baik sa, lu belom denger emang gosipnya salah satu senior di kampus ini yang juga dideketin sama dia."
"Siapa?"
"Agatha."
°°°=°°°
Gue jalan tanpa memperdulikan orang yang natap gue aneh, toh bukannya gue udah jadi bagian penting di kantor ini.
"Harry ada?" Tanya gue datar ke mba-mba resepsionis itu.
"Ada bu."
"Gak usah panggil ibu, gue baru sembilan belas tahun." Jawab gue senyum kecut sebelum akhirnya gue jalan lagi ngelewatin beberapa orang yang lagi berdiri dideket resepsionis itu.
Gue neken tombol lift sebelum akhirnya gue dibawa ke atas, lantai Harry.
Dtttingg.
Gue langkahin kaki gue dengan langkah sedikit panjang bak model, jelas ini karena gue make high heels yang rada tinggi, dan dress yang sedikit pendek, bahkan ini terlalu pendek menurut gue. Bukan, ini bukan diri gue yang sebenarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.