Empat - 3

4K 301 34
                                    

"Harry gue mau jujur."

Gue beraniin natap mata dia, padahal aslinya gue mau nangis.

"Apa tuh?" Tanya dia.

"Gue bakal kangen banget dong sama lu huaaaaaaa!" Teriak gue langsung meluk dia, kerasa banget dia sedikit kaget dan gue gak peduli sama orang sekitar yang merhatiin gue sama Harry.

Untuk beberapa kalinya dalam sehari gue nangis, ini lebay tapi gue bener-bener gak mau dong ditinggal dia walaupun cuma Dinas.

"Allesia, saya juga bakal kangen kamu, kangen banget malah pasti nantinya."

Gue ngangguk dan ngeratin cengkreman tangan gue dipunggungnya. Ada perasaan yang aneh kek gak enak gitu, dan gue ngerasa ini kaya pelukan terakhir, yaduhhh gue kenapa sih ini, padahal dia mau Dinas bukan mau perang.

"Kamu belajar yang rajin ya, kita LDR an sementara." Dia ketawa pelan, gue ngangguk dan tangan dia bungkam pipi gue.

"Kenapa gue ngerasa ini kaya terakhir kalinya ya, gue takut Harry gue takut." Kata gue pelan sedangkan air mata gue udah banjir kemana-mana.

"Kamu ngomong apa sih Sa? Jangan pikirin yang macem-macem, saya bakal baik-baik aja. Lagian kan saya mau kerja bukan perang."

"Tapi tetep aja lu pergi dan gak ada disamping gue, nanti siapa yang bikin gue kesel setiap harinya."

Tangannya ngusap lembut air mata yang ngalir di pipi gue.

"Harry jangan selingkuh ya."

Harry ketawa lagi.

"Ya gak mungkin lah sayang."

"Gak mungkin gak mungkin! Cewek disana kan cantik-cantik." Jawab gue.

"Gak ada yang ngalahin cantiknya Allesia Styles."

Gue nahan senyum dan lagi-lagi meluk dia.

"Jaga diri baik-baik ya Sa, selagi saya disana kamu kerumah mama aja ya, saya gak mau kamu kenapa-kenapa, jangan lupa makan ya kamukan punya penyakit maagh." Kata dia ngusap kepala gue. Gue hooh in aja.

"Teleponin gue terus ya Har, gue gak mau nelpon karena pasti pulsanya kesedot banyak." Kata gue.

"Iya, nanti saya yang telpon kamu tiap harinya."

"Jangan lupa makan juga, terus ini rambutnya di potong Harry!"

"Iya Allesia, udah jangan nangis dong gak malu diliat sama orang hmm?" Dia ngusap pundak gue.

"Bilang aja sama mereka kalo gue ini anak yang gak mau ditinggal bapanya." Jawab gue.

Harry ketawa.

"I'm your dad?"

"Yes dad, and i'm your daughter." Ledek gue ngelepas pelukannya. Dia ketawa sambil nyolek hidung gue.

Mata kita saling tatap beberapa detik sampe akhirnya dia deketin bibirnya kearah jidat gue.

Satu ciuman mendarat dengan sempurna kejidat gue dan dia narik gue masuk lagi kepelukannya. Ini justru tambah buat tangis gue semakin pecah.

"I will miss you every time my little angel." Kata dia.

"Me too Mr. Styles." Ledek gue.

°°°=°°°

"Udah dong ayo semangat! Harry kan cuma dua minggu aja disana." Kata Lita nyemangatin gue sambil ngusap pundak gitu.

"Dua minggu itu bukan hari yang cepet Lit." Kata gue sambil ngaduk jus alpukat yang warnanya makin butek karena udah keaduk sama susu coklatnya. Gue jadi gak mood.

om Harry // H.S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang