Aku pernah dekat dengan seseorang, dekat sekali, sampai orang itu pernah berkata"jangan tinggalin aku ya" Lalu ia pergi meninggalkan luka. 💔
Happy Reading:)
Gio dan Tahnia sudah sampai di parkiran "Kita mau belajar kemana?" Tanya Tahnia.
"Naik,!" Perintah Gio tanpa menggubris pertanyaan Tahnia, melainkan menyuruh Tahnia naik ke motornya.
Tahnia pun menuruti kemauan Gio, sekarang ini iya malas untuk berdebat. Tahnia menaiki motor Gio, Tahnia merasa kesulitan ketika menaiki motor Gio karena terlalu tinggi baginya.
Gio menjulurkan tangannya kepada Tahnia "gue bantu,"
"Makasih." Jawab Tahnia.
"Pegangan." Gio menyuruh Tahnia, Tahnia pun meletakkan tanganya diatas pundak Gio.
"Emang gue tukang ojek lo," Ucap Gio sembari membawa kedua tangan Tahnia untuk melingkari perutnya
Tahnia sangat terkejut dengan sikap manis Gio, jantungnya kembali berdetak 10x lebih cepat ketika tubuhnya menempel dengan punggung Gio.
"Jantung gue, apa gue punya penyakit jantung?, tapi ngak mungkin deh," Batin Tahnia.
"Nggak usah gemetaran juga kali," Ucap Gio, karena merasakan tangan Tahnia yang bergetar
"Ng-nggak, gue nggak gemetaran " Bohong Tahnia dengan suara gugup.
"Trus ini apa?" Tanya Gio sambil menunjuk tangan Tahnia dengan dagunya.
"Ehh,,, nggak usah bacot, ayo jalan, kapan sampainya coba? Dari tadi nggak jalan-jalan. " Gio pun hanya terkekeh karena melihat sifat Tahnia yang lucu baginya.
Dalam perjalanan, tidak ada percakapan antara mereka, hanya suara kendaraan dijalan raya yang hanya terdengar.
Gio memarkirkan motornya di depan sebuah apartement yang besar dan megah di kota Padang
"Lo bawa gue kemana?" Tanya Tahnia bingung.
"Ayo masuk," Ajak Gio.
Tahnia tidak beranjak dari tempatnya, Gio yang merasa tidak ada pergerakan dari Tahnia, Gio pun langsung membalikan tubuhnya dan berjalan kearah Tahnia.
"Ayo," Ajak Gio.
"---"
Merasa tidak ada jawaban dari Tahnia Gio menarik tangan Tahnia untuk masuk ke dalam apartement.
"Lo ngak mau apa-apain gue kan?" Tanya Tahnia dengan sarkastik.
"Katanya mau belajar, kok bawa gue ke apartement sih?" Gerutu Tahnia.
Mereka sudah sampai didepan pintu, Gio pun mengetikkan sandi untuk membukakan pintu tersebut.
"Ini apartement gue," Ucap Gio menjelaskan kepada Tahnia, karena ia melihat Tahnia bingung.
"Lo tinggal disini?" Tanya Tahnia.
"Hmm,"
"Lo tinggal sendiri?" Tanya Tahnia lagi.
"Hmm,"
"Kok ham, hem, hem tersebut jawabannya sih," Gerutu Tahnia.
"Males gue ngomong sama lo, buang-buang suara. " Jawab Gio.
"Tuh lo ngomong sama gue," Ledek Tahnia.
"Duduk, gue ambilin minum dulu." Ucap Gio mempersilahkan Tahnia untuk duduk di salah satu sofa yang didalam apartement itu.
Tahnia mengamati semua yang ada di apartement 'kok foto keluarganya ngak ada ya? Itu foto siapa?' itulah Pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam pikiran Tahnia.
KAMU SEDANG MEMBACA
One-sided Love(revisi)
Teen FictionMencintai sendirian itu sangat menyakitkan. Apalagi mencintai dalam diam hanya perlu memandangi nya dari jauh, dia tertawa dengan perempuan dia hanya bisa melihat tawanya. Jika iya? Apakah ia pernah merasakan mencintai namun diabaikan? Berharap dia...