PART 24

149 11 0
                                    

'Kenali aku dari diriku, jangan dari orang lain. Kerena tidak semua orang berkata benar tentangku.'

HAPPY READING:)

Gio terbangun dari tidurnya, samar-samar Gio mendengar isak tangis seseorang, ia melihat jam di hpnya.

"Jam 02:00," Gumamnya.

"Siapa sih yang nangis pagi-pagi buta gini?, apa jangan-jangan hantu ya." Gio turun dari tempat tidurnya, ia mulai menyusuri apartementnya itu, tetapi tidak ada satu orang pun, Gio melangkahkan kakinya kekamar Citra, semakin dekat, semakin jelas suara tangisan itu. Buru-buru Gio masuk kedalam kamar Citra.

Hikss.. Hiks...

"Kenapa aku diciptakan seperti ini!, kenapa aku dilahirkan, sementara orang tuaku tidak menginginkan ku, mereka membuangku, apa salah ku!!" Citra pun menangis menumpahkan segalanya. Hati Gio menyesal mendengar perkataan Citra. Gio mendekatkan dirinya kearah Citra, Gio memeluk Citra dari arah belakang. Citra sangat terkejut, karena seseorang memeluknya.

"Kamu kenapa?" Tanya Gio mengelus rambut Citra. Citra tidak membalas perkataan Gio. Citra membalikkan tubuhnya ia membalas pelukan Gio dengan sangat erat, hanya Gio lah tempat ia bergantung, dan Gio lah yang mengerti dirinya. Citra menumpahkan semua air matanya di dalam pelukan Gio. Gio sangat mengerti kenapa citra seperti ini, maka dari itu Gio menanamkan FM dalam hatinya, ia akan melindungi Citra dengan semampunya.

"Kak?" Panggil Citra karena sudah mulai tenang.

"Iya."

"Aku kengen sama Bunda dan Ayah,"

"Besok kita kerumah Bunda sama Ayah." Ucap Gio tersenyum tulus kearah Citra.

"Beneran?!" Tanya Citra dengan antusias.

"Iya."

"Tapi aku takut," Raut wajah Citra berubah 180 derajat.

"Kenapa?"

"Nanti Bunda dan Ayah marah lagi sama kak Gio,"

"Nggak akan, sekarang kamu tidur. Besok kita kesana,"

"Kakak tidur disini ya sama aku." Gio tersenyum simpul melihat tingkah Citra, Gio menganggukkan kepalanya, Citra memeluk Gio sampai ia tidur. Sama dengan Gio, ia juga sudah tertidur dengan posisi memeluk Citra.

🔥🔥🔥

Pagi harinya Gio dan Citra sudah siap-siap untuk pergi ke rumah orang tuanya, rumah yang dulunya tempat yang sangat bahagia bagi Gio tetapi tidak dengan Citra.

"Ayo!" Ajak Gio, Gio menggendong Citra untuk masuk kedalam mobil.

"Kak, nanti kalau mereka tambah benci sama aku gimana?" Tanya Citra khawatir.

"Kamu nggak usah pikirin itu," Jawab Gio menenangkan Citra. Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka, Citra sibuk dengan lamunannya. Gio tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Citra.

"Ayo turun, udah sampai,"

"Hah, ayo." Ucap Citra gugup, Gio menggendong Citra untuk duduk dikuti rodanya.

One-sided Love(revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang