Happy Reading:)
Gio melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, banyak umpatan-umpatan yang didapatkan oleh Gio dari pengendara lainnya. Tetapi Gio tidak menghiraukan itu, karena yang ada dipikirannya sekarang hanyalah Tahnia.
Sampai di rumah sakit, Gio menggendong Tahnia dari dalam mobil ke brankar rumah sakit. "Suster!!" Panggil Gio dengan sangat keras.
"Cepetan tolongin teman gue,"
Suster yang ada diruangan itu langsung menghampiri Gio, dan mendorong brankar itu kedalam ruang UGD.
🔥🔥🔥
Vina, Dilla, Latifah sekarang menampilkan ekspresi wajah yang berbeda-beda, karena ditatap tajam oleh sahabat-sahabat Tahnia.
"Lo apain dia Ha?!!" Winda dengan membentak manusia yang didepannya ini.
"----"
"Jawab!" Sentak Ella emosi.
"Lo mau tau, gue apain dia?, tadi itu gue cuma main-main sama dia," Jawab Vina tanpa rasa bersalah.
"Lo gila ya!"
"Gue nggak gila," Balas Vina.
Vina pun terhuyung ke lantai, karena mendapatkan tonjokan dari Melisa. Semua orang terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Melisa, terutama Yudha yang terpukau melihat keberanian Melisa.
"Itu buat lo, yang udah ngelukain sahabat gue." Ucap melisa dengan emosi.
"Bangsat." Balas Vina lalu berdiri dibantu oleh dayang-dayangnya.
"Sekarang kita kerumah sakit," Ajak Azzam, semuanya langsung bergegas menuju parkiran untuk mengambil kendaraan mereka masing-masing.
🔥🔥🔥
Sekarang Gio duduk dikursi tunggu rumah sakit dengan perasaan yang bercampur aduk. Cemas, marah, dan iba itulah yang dirasakan Gio sekarang.
Dari kejauhan terdengar langkah kaki yang mulai mendekat kearah Gio "gimana keadaan Tahnia?" Tanya Azzam dengan keadaan cemas.
"Dia masih diperiksa sama dokter," Jawab Gio.
Semua nya mulai duduk dikursi yang berada disamping Gio, kecuali winda, winda terus saja mondar-mandir didepan ruang UGD "lo bisa duduk nggak sih" Tanya Ella kepada Winda yang sedaritadi mondar-mandir.
"Gue khawatir sama Tahnia," Balas Winda dengan gemetar.
"Kita semua juga khawatir sama Tahnia tapi lo jangan mondar-mandir nggak jelas tambah pusing gue ngeliat lo,"
"Hiks.. Hiks.. Gue ngak bisa tenang, Tahnia kayak gini itu gara-gara gue, coba aja gue langsung nyari Tahnia, semua nya ngak jadi begini," Winda menahan isak tangisnya.
Yubi yang melihat Winda menangis, entah dorongan dari mana, ia langsung memeluk Winda, tujuan untuk menenangkannya.
Semua sahabat-sahabatnya terkejut, melihat Winda dan Yubi berpelukan, banyak sekali yang ingin ditanyakan oleh mereka tetapi ditahan, karena sekarang bukan waktu yang tepat.
Selang beberapa waktu seorang dokter keluar dari ruangan Tahnia
"Gimana keadaan teman kita dok?" Tanya Melisa.
"Keadaannya tidak terlalu parah, tapi di tangannya terdapat goresan yang cukup dalam, dan jika dia sadar nanti jangan terlalu banyak bertanya dan biarkan dia istirahat,"
"Terima kasih dok," Ucap Azzam dengan se sopan mungkin.
"Iya sama-sama, saya permisi dulu" Balas dokter tersebut lalu pergi meninggalkan mereka.
Gimana guys ceritanya? Kenapa Winda dan Yubi berpelukan? Cari tahu kisah selanjutnya di part selanjutnya guys
Mohon maaf guys disini banyak typonya, tolong dimaklumi guys
Jangan lupa tinggalkan jejak, vote dan komen guys:)
Ig:@winda_dery03
KAMU SEDANG MEMBACA
One-sided Love(revisi)
Teen FictionMencintai sendirian itu sangat menyakitkan. Apalagi mencintai dalam diam hanya perlu memandangi nya dari jauh, dia tertawa dengan perempuan dia hanya bisa melihat tawanya. Jika iya? Apakah ia pernah merasakan mencintai namun diabaikan? Berharap dia...