Yuri terbaring lemah dengan selang infus yang jarumnya tertancap di tangan sebelah kirinya.
Tiffany masih setia berada di dekat Yuri.Ia duduk di sisi kanan dari lelaki itu.Air mata terus saja mengalir dari kedua matanya yang sembab dan wajah tirusnya yang terlihat lelah dan sedih itu.
Tiffany menyentuh tangan kanan Yuri.Di angkatnya tangan itu ke arah pipi sebelah kirinya.Tangan yang biasanya terasa hangat itu kini berubah dingin menyentuh kulit wajahnya.
Tiffany menyesal.Sungguh ia merasa menyesali semuanya.Ia tau,jika Yuri sadar nanti,lelaki ini pasti lebih memilih untuk memalingkan wajahnya karena merasa enggan untuk menatap dirinya apalagi menyentuhnya.
Biarlah kesempatan ini Tiffany gunakan,manfaatkan,meskipun hanya sekali dan untuk terakhir kali baginya bisa menyentuh Yuri dan berada sedekat ini bersama Yuri.Sudah cukup baginya.Memangnya ia bisa berharap apa,bila maaf dan rasa benci Yuri kepadanya begitu dalam dan kelam??? Tiffany mengakuinya,ia sangat memahaminya.Luka ini adalah Tiffany sendiri yang menorehkannya.Rasa kecewa yang mampu merubah rasa cinta Yuri kepadanya menjadi benci adalah akibat dari pengkhianatan yang telah di lakukannya.
Bila boleh,jika di izinkan,Tiffany ingin sekali di beri kesempatan lagi untuk bisa kembali berada di sisi Yuri.Tapi,masih pantaskah ia??? Tiffany merasa dirinya begitu kotor dan tak pantas untuk mendampingi Yuri lagi.
'Tuhan,bisakah waktu kembali membawaku ke masa lalu??? Aku ingin berada di masa-masa indahku bersama Yuri...Dan memastikan hatiku hanya untuknya seorang saja.Aku ingin kembali ke masa dulu dimana Yuri masih memandangku dengan tatapan memujanya dan sorot matanya yang penuh cinta tertuju hanya kepadaku.Aku ingin merasakan lagi bagaimana dulu Yuri yang memelukku hangat dan begitu penuh kasih...Bisakah???'
Batin Tiffany bermonolog dengan air matanya yang kian deras mengalir.Di usapnya punggung tangan Yuri lalu di ciuminya lembut dengan kedua matanya yang memejam pedih.
Tiffany berusaha mengatur nafasnya yang terasa berat dan menghantarkan rasa sesak di dalam dadanya.Di pandanginya wajah Yuri yang pucat berhias warna biru yang sedikit berubah menjadi ungu,jejak luka lebam yang di hasilkan dari perbuatan orang-orang suruhan ayahnya yang telah tega menyiksanya.
Tiffany merasa kesalahannya ini begitu fatal.Bahkan Tiffany tak berharap banyak jika Yuri akan memberi maafnya untuk dirinya yang bodoh dan hina ini.
"Kau masih disini???",
Tanya Leo,kakak kandung laki-laki dari Tiffany yang melangkah masuk dan mendekatinya.Leo mengusap pelan pundak Tiffany.
"Pulanglah...,kau harus istirahat".
Ucap Leo memberi saran.Leo merasa iba dan sedih melihat keadaan Tiffany saat ini.
Leo memang mengetahui tentang hubungan yang terjalin di antara Tiffany dan Yuri sejak pertama kali mereka baru menjadi sepasang kekasih.
Leo tak pernah mempersoalkan tentang status sosial Yuri.Baginya,dengan Yuri bisa mencintai dan memperlakukan sang adik dengan sangat baik saja,ia merasa hal itu sudah cukup.
Leo tak mengerti,sejak kapan Tiffany menjalin hubungan gelapnya bersama Taeyeon yang notabene sahabat Yuri itu.
Leo bukannya tak tau mengenai pria bernama Kim Taeyeon itu.Pria angkuh dan egois yang sudah sejak lama Leo ketahui rupa juga wujudnya.Bukan dalam arti hubungan pertemanan,tapi hanya sebatas mengenal akan siapa sosok lelaki itu yang merupakan putra kandung dari Mr.Kim Won Hae,rekan bisnis dari sang ayah,Mr.Hwang Jung Keun yang sering di temuinya pada acara-acara penting yang masih berhubungan dengan perusahaan dan rekan bisnis kedua orangtua mereka di sebuah pertemuan jamuan makan malam ataupun pesta-pesta yang sering di adakan oleh orang-orang sukses itu di hotel-hotel mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Tragedy
FanfictionFunfiction ini berisi konten dewasa yang berisi adegan kekerasan dan sexsualitas yang tak layak di baca bagi readers yang masih berusia di bawah umur!!! 🔥🔥🔥🔞🔞🔞 Harap cerdas dalam memilih bacaan yang ingin anda baca!!!. WARNING sudah di berikan...