Yuri dan Jessica baru saja sampai ke rumah setelah Yuri mengantarkan Jessica ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi kehamilannya.
Usia kandungan Jessica telah memasuki usia empat bulan.Jessica begitu merasa bahagia dengan kehamilan pertamanya ini.Rasanya Jessica sudah merasa tak sabar untuk segera menimang calon buah hatinya tersebut.Ia selalu membayangkan seperti siapakah wajah calon anaknya nanti,apakah lebih mirip Yuri ataukah dirinya???.
Jessica mengusap sayang perutnya yang sudah mulai sedikit membuncit tersebut dengan raut wajahnya yang lembut bersama senyum manis penuh kebahagiaan yang tak pernah luntur menghiasi wajahnya yang terlihat lebih segar berisi dan merona itu.
"Apa kau ingin makan sesuatu,oppa?",
Tanya Jessica lembut setelah melihat Yuri duduk di sofa ruang tamu.
"Anniyeo.Kemarilah...",
Kata Yuri lembut dan menuntun Jessica untuk duduk di atas pangkuannya.Yuri membelai perut Jessica sambil memandang wajah istrinya tersebut.
"Wae...?",
Tanya Jessica bingung ketika Yuri terus menatapi wajahnya dengan sorot mata tajamnya namun terasa teduh bagi Jessica.
"Tanpa terasa dia sudah berusia 4 bulan...",
"Nde...",
"Apa kau tak mengidamkan sesuatu?",
"Anni.Anak kita ini sangat baik.Dia tidak banyak tingkah,oppa...",
"Begitukah???",
"Hum",
"Besok aku akan bertemu dengan appa Jhon Liu... Apa kau mau ikut?",
"Nde.Tapi... Ada masalah apa sampai kau ingin menemui appa,oppa?",
"...Aku sudah mulai berfikir untuk mengganti pekerjaanku... Mungkin,appa bisa membantuku untuk mendapatkan pekerjaan yang lain",
"Jinjja?! Apa oppa sungguh-sungguh?!"
"Nde.Bukankah ini yang kau inginkan?",
"Nde.Gomawo,oppa... Kau sudah mengabulkan permintaanku...",
Kata Jessica lembut dengan kedua matanya yang berkaca-kaca menatap dalam ke iris kecoklatan milik Yuri.
"Aku kasihan padamu yang selalu menangisiku saat aku pulang ke rumah...",
"Wanita mana,oppa...? Istri mana yang tak akan merasa sedih dan khawatir jika melihat kondisi suaminya yang pulang dengan sejumlah luka di tubuhnya?",
Kata Jessica lembut dan lirih menatap ke arah wajah Yuri bersama lelehan air matanya yang mulai jatuh menetes di kedua pipinya.
"Sejak awal aku sudah memberitaumu tentang siapa aku...",
"Arra... Tapi aku ingin melihatmu menjalankan kehidupan yang normal.Kita akan segera menjadi orangtua,oppa... Aku ingin kita memiliki waktu lebih lama lagi,dan menghabiskannya bersama-sama hingga kehidupan kita berakhir di dunia ini.Melihatmu yang berjuang sendirian saat berada di atas arena membuatku selalu merasa takut dengan bayangan akan kehilanganmu,oppa...",
"...Tapi aku selalu kembali kepadamu,Sica...",
"Nde.Tapi bagaimana dengan besok? Lusa? Atau waktu-waktu yang akan datang,oppa...? Bagaimana jika kau tak pernah kembali dan meninggalkan aku? Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana caranya aku bisa menjalani hidupku lagi tanpamu,oppa...?",
Kata Jessica lirih bersama raut wajah sedihnya.
"Oppa,dulu aku pernah sekali kehilanganmu... Tadinya aku berfikir... Untuk apa aku harus mengingat,mencari dan menunggumu yang bahkan tidak aku tau siapa kau yang sebenarnya dan dimana keberadaanmu pada saat itu...? Aku berusaha untuk melupakanmu,tapi tak bisa.Aku mencoba menjalani hidupku lagi seperti saat sebelum kita berdua bertemu... Bahkan aku sudah mencoba untuk menjalin hubungan dengan seorang pria untuk melanjutkan hidupku... Tapi aku gagal...",
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Tragedy
FanfictionFunfiction ini berisi konten dewasa yang berisi adegan kekerasan dan sexsualitas yang tak layak di baca bagi readers yang masih berusia di bawah umur!!! 🔥🔥🔥🔞🔞🔞 Harap cerdas dalam memilih bacaan yang ingin anda baca!!!. WARNING sudah di berikan...