Chapter 4

545 51 10
                                    

Seokjin sudah berdiri di depan sebuah kafe bernuansa pink. Siang hari itu matahari bersinar tidak seterik biasanya, pertanda musim dingin akan segera tiba. Seokjin menyempatkan diri untuk melihat bayangannya sendiri yang memantul di tembok kaca yang bersebelahan dengan pintu masuk. Ia merapikan kaos merah muda yang ia sembunyikan di balik jas abu-abu bermotifnya, sebelum ia melangkahkan kaki jenjangnya masuk ke dalam. Seketika itu juga, senyum hangat dari seorang barista perempuan menyambutnya.

 Seketika itu juga, senyum hangat dari seorang barista perempuan menyambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai, Jin oppa. Lama tidak bertemu," barista berambut cokelat sebahu itu langsung menyapa dan mempersilahkan Seokjin untuk duduk.

Hari itu kafe tampak tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa meja yang terisi, dan Seokjin salah satunya. "Hai, Namjoo. Dimana Hyerim?" tanyanya sambil melihat sekeliling kafe yang berukuran hampir sama dengan rumah barunya. Seokjin berharap ia akan dapat segera bertemu dengan gadis yang sangat dirindukannya itu.

"Hyerim unnie? Oh, dia tidak masuk kerja sejak kemarin. Bos mengatakan kalau ia sedang tidak sehat, jadi dia harus mengambil cuti untuk beristirahat selama beberapa hari," Namjoo menjelaskan dan ia bisa langsung melihat dengan jelas gurat kekecewaan pada wajah Seokjin. "Ada apa dengan kalian berdua? Apa kalian sedang bertengkar?"

Seokjin buru-buru menggeleng. "Tidak, kami baik-baik saja," ia berbohong. Tentu saja ia tidak ingin orang lain mengetahui statusnya sekarang. "Aku rasa aku harus pergi sekarang."

Seokjin bangkit dari tempat duduknya namun Namjoo menyodorkannya selembar menu. "Hei, apa kau akan pergi begitu saja tanpa memesan sesuatu?" tanyanya.

"Terimakasih, Namjoo. Lain kali aku akan kesini lagi," Seokjin menepuk pundak barista itu pelan, sebelum ia meninggalkan kafe tempat Hyerim bekerja.

[FLASHBACK – 2 Tahun lalu]

"Halo," seorang gadis menghampiri mejanya sambil tersenyum ramah. Mata Seokjin yang semula masih terpaku pada pemandangan jalan daerah Itaewon yang begitu padat, tiba-tiba langsung beralih ke arah datangnya suara yang menyapanya.

Bukannya membalas sapaan tersebut, ia malah termenung dan bibirnya kelu seketika. Seokjin bahkan sudah tidak sanggup menghitung berapa lama ia membiarkan matanya yang dengan berani memandangi gadis mungil di depannya. Ia mempelajari wajahnya— gadis itu memiliki rambut hitam panjang yang terurai begitu indah. Sepasang matanya membentuk garis tipis yang seakan ikut tersenyum bersama dengan bibirnya yang merah. Seketika itu juga, getaran aneh menyambut hati Seokjin.

"Hei,"

Ia tersadar dari lamunannya saat Namjoon menyikut lengannya. Saat itu juga, Seokjin bisa melihat senyum gadis itu melebar walaupun ia mencoba menyembunyikannya di balik jari jemari tangannya yang lentik.

"Kau melamun ya? Nona ini sudah menunggu kita sedaritadi. Kau akan memesan apa hyung?" tanya Namjoon sambil menunjuk beberapa jenis minuman di lembaran menu yang sudah sedaritadi ada di hadapannya.

You're Still MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang