Chapter 18

272 35 9
                                        

Langit sudah mulai gelap saat waktu telah menunjukkan hampir pukul delapan malam. Walau begitu, suasana di Lotte World saat itu semakin ramai pengunjung. Diantara kerumunan orang, terlihat sebuah rombongan yang berjalan beriringan dengan senyum kepuasan terpancar di wajah masing-masing.

"Terimakasih untuk hari ini, teman-teman. Aku merasa senang sekali!" Jeongguk memekik kegirangan saat mereka melangkahkan kaki menuju food stand.

"Kau ternyata berisik sekali, Kook!" Hayoung yang berjalan tepat di samping kirinya, menjawil lengan Jeongguk. "Tapi aku tetap suka kok." Ia mengucapkan kalimat terakhir seraya menangkup wajah dengan kedua telapak tangan, menyembunyikan rona merah di kedua pipinya.

"Ah, Hayoung nuna. Aku juga menyukaimu," Jeongguk tanpa ragu menarik lengan kanan Hayoung untuk kemudian merangkulnya erat dan mencium kening gadis itu.

"Tolong jaga kelakuan kalian. Ingat, ini tempat umum," Seokjin yang berjalan tepat di belakang pasangan muda itu, menunjukkan rasa risihnya.

"Heii, jangan cemburu begitu, hyung. Kau kan bisa meminta istrimu tercinta untuk menciummu juga," celetukan yang keluar dari mulut Jimin, cukup membuat tiga orang sekaligus menjadi terkejut.

Ketiga orang itu adalah Kim Seokjin, Park Chorong dan tentu saja, Jung Hyerim.

"Akan kuberikan setibanya dirumah nanti, spesial untuk suamiku tersayang," Chorong berkelakar seraya tertawa hambar untuk menyamarkan kecanggungan.

Seokjin yang masih menganga dengan segala sandiwara yang terjadi, melirik ke arah Chorong dan wanita itu pun langsung mengedipkan sebelah matanya.

"Uwow... pasangan suami istri ini benar-benar membuatku iri!" Jimin histeris melihat ulah kakaknya.

Seokjin, Hayoung dan Jeongguk turut berusaha meniru Chorong untuk mengeluarkan tawa yang terdengar canggung, sementara Hyerim hanya tersenyum sinis.

"Ngomong-ngomong, kita mau makan dimana?" tanya Hayoung karena ia merasa sudah melewati tiga food stalls tanpa menentukan tujuan.

"Ayo kita makan di Lotteria. Aku akan mentraktir kalian hari ini," ujar Chorong sambil menunjuk restoran burger terkenal di Korea yang berada tepat beberapa langkah lagi di depan mereka.

"Benarkah? Wah, direktur Park memang yang terbaik!" Jeongguk kembali terpekik gembira.

"Ayo cepatlah! Aku sudah sangat lapar!" Chorong berjalan lebih cepat dan yang lain menyusulnya.

Saat Chorong, Jimin, Jeongguk dan Hayoung masuk ke dalam antrian, Seokjin menyadari bahwa Hyerim masih berjalan lebih lambat di belakangnya. Ia memutuskan untuk menoleh dan melihat gadis yang malam itu mengenakan knitted sweater berwarna kuning dan jeans hitam, hanya berdiri terdiam di tempatnya.

"Kenapa tidak bergabung dengan yang lain?" tanya Seokjin seraya menghampirinya.

Hyerim menggeleng. "Aku tidak lapar. Sebaiknya aku pulang duluan, aku belum selesai membantu Hoseok mempersiapkan ujiannya besok-"

"Tetaplah disini," Seokjin memotongnya cepat.

Hyerim yang semula menunduk, mengangkat sedikit dagunya untuk menatap sepasang mata cokelat milik laki-laki di depannya.

"Tetaplah disini untukku. Aku mohon..." ujarnya memelas dan Hyerim tahu kalau itu akan membuatnya lemah.

Tanpa diminta untuk ketigakali, gadis itu pun mengikuti langkah Seokjin untuk mengantri memesan makanan dengan rombongan lain.

Kurang dari lima menit, keenamnya sudah membawa makanan masing-masing dan duduk bersama di meja yang berada di tengah ruangan. Kelezatan burger yang menjadi favorit di negeri Ginseng itu rupanya tidak cukup hebat untuk membuat mereka diam menikmati makanan yang tersaji. Salahkan kekonyolan yang Hayoung dan Jeongguk buat, sehingga selalu berhasil membuat perut mereka terkocok akibat tertawa.

You're Still MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang