Chapter 26

297 33 4
                                    


Pagi itu, Jimin sudah memanggil Seokjin, Yoongi dan Hyerim ke dalam ruangannya. Ia pun langsung bercerita tentang peristiwa yang tengah terjadi di dalam keluarganya hingga membuat ketiganya terkejut.

"Mungkin Park Chorong berbuat salah, namun mengurungnya di kamar seperti itu juga terkesan sangat berlebihan," Yoongi yang duduk diantara Seokjin dan Hyerim, mengucapkan pendapatnya.

"Maka dari itu, aku butuh bantuan kalian untuk mengeluarkan nuna dari sana," tekad Jimin seraya memandangi ketiga orang yang duduk berhadapan dengannya secara bergantian.

"Aku akan meminta bantuan pada Namjoon dan Jeongguk. Mereka pasti mau membantu dan kita akan membebaskan Chorong malam ini juga," ucap Seokjin.

"Bagus," Jimin mengangguk pada lelaki itu, sebelum mengalihkan pandangan pada satu-satunya perempuan yang ada di dalam  bersama mereka. "Hyerim..." panggilnya dengan nada yang lembut namun langsung membuat sang pemilik nama menatapnya.

"Ya?"

"Apa aku boleh meminta bantuan Hoseok? Aku berani menjamin kalau dia tidak akan terluka sedikit pun dan apalagi terkena masalah hukum. Aku begitu mengenal abeoji, sebisa mungkin ia akan menghindari permasalahan dengan hukum dan pemberitaan media," lanjut Jimin mencoba untuk meyakinkan.

"Dia pasti mau membantu," tanpa berpikir lama, Hyerim menganggukkan kepalanya. "Aku percayakan Hoseok padamu."

Keduanya saling berpandangan dan bertukar senyum, hanya beberapa detik namun telah ditangkap oleh sepasang mata yang sedaritadi memperhatikan mereka. Luka yang belum sembuh di hati Seokjin kembali harus tergores begitu dalam saat melihat kedekatan Jimin dan Hyerim.

"Aku rasa, Taehyung juga harus tahu. Aku akan pergi ke tempatnya siang ini dan menjemputnya kemari," Yoongi tiba-tiba memberi ide.

"Aku ikut," Seokjin langsung menimpali. "Aku akan mencoba meyakinkannya untuk bergabung dalam misi kita malam ini. Jadi biarkan aku menemanimu ke Geochang."

Yoongi setuju. "Oke, sebaiknya kita langsung bersiap-siap. Butuh waktu 2,5 jam untuk bisa tiba disana kalau kita menaiki KTX."

***

Tepat pukul 12 siang, Seokjin dan Yoongi sudah tiba di Geochang. Sesuai alamat yang Yoongi dapatkan saat melakukan penyelidikan tentang Taehyung, mereka dengan mudah menemukan perkebunan milik keluarganya.

Taehyung sedang asyik menyirami tanaman stroberi yang nyaris semua buahnya berwarna merah dan gemuk. Beruntung matahari siang itu bersinar tidak terlalu terik, sehingga ia tidak harus mengeluarkan banyak keringat. Dalam hitungan hari, hasil perkebunannya sudah bisa dipanen dan akan diborong oleh para distributor dari Seoul.

Namun kegiatannya semula terpaksa ia hentikan saat melihat dua orang pemuda yang sudah tak asing baginya, berjalan mendekati lokasinya berada. Dengan sepasang mata yang membulat karena terkejut, ia mendapati kehadiran Kim Seokjin dan Min Yoongi siang itu.


"Silahkan diminum. Kalian tampan sekali," seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dengan rambut diikat satu, menyodorkan dua cangkir teh hangat pada kedua tamu yang sudah duduk di teras rumah.

Rumah keluarga Taehyung memang tidak bisa dikatakan besar, namun begitu sejuk karena dikelilingi pepohonan yang rindang.

"Aku senang karena akhirnya ada yang mengunjungi Taehyung setelah ia kembali kesini. Apa kalian teman sekantornya dulu?" tanya wanita yang ternyata adalah ibu Taehyung.

Seokjin mengangguk. "Betul. Kami dulu berteman baik. Benar kan, Tae?"

"Itu benar. Sekarang eomma bisa kembali ke dalam. Jangan mencampuri urusan anak muda," ujar Taehyung sembari mengusir sang ibu secara halus.

You're Still MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang