Cahaya dari ruang utama masih bersinar remang. Televisi juga masih menyala namun benda itu tidak mengeluarkan suara, hanya menampilkan drama yang sedang tayang melalui layar berukuran cukup besar dalam diam.
Situasi sama juga sedang terjadi pada dua orang yang duduk bersama tapi di sofa yang berbeda. Mereka sudah berada di ruang tamu sejak lima belas menit yang lalu, namun tidak seorang pun membuka obrolan. Keduanya terlihat sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Chorong nuna, bagaimana ini?" Seokjin akhirnya memecah kesunyian. Terdengar erangan pelan keluar dari mulutnya.
Topik tentang sang ibu mertua yang tiba-tiba menginginkan seorang cucu sebagai penerus keturunan, sangat membebani pikiran Seokjin. Jadi setelah menerima kabar itu dari ibunya, ia langsung buru-buru menelepon Chorong dan memintanya untuk pulang kerumah.
Chorong pun tidak punya pilihan selain kembali. Walau harus meninggalkan Taehyung yang merengek untuk tetap disisinya. Chorong tahu mana yang harus menjadi prioritasnya sekarang.
Gadis itu menarik nafas panjang dan dalam, kemudian menghembuskannya keras. Ia memberi sinyal pada lelaki yang duduk diseberangnya, bahwa ia juga belum menemukan jalan keluar dari masalah yang mendera mereka tersebut.
"Chorong nuna?" Merasa tidak sabar, Seokjin duduk mendekat untuk meraih lengan istrinya dan mengguncang pelan tubuhnya seraya menuntut jawaban.
Chorong menghela nafas sekali lagi sebelum berujar. "Aku tidak tahu. Aku benar-benar tidak tahu, Jin. Kali ini aku juga menemui jalan buntu," ia meraih rambut hitamnya sendiri untuk kemudian diacaknya.
Melihat Chorong begitu frustasi, Seokjin melepaskan genggaman yang mencengkeram lengan kiri sang gadis. Ia menyandarkan kepalanya di sofa berwarna merah muda. "Seharusnya aku sudah mengira dari awal kalau ini akan terjadi," Seokjin menutup wajah dengan kedua telapak tangannya yang besar.
"Aku minta maaf, Jin. Aku sungguh-sungguh meminta maaf. Keluargaku telah menempatkanmu pada situasi yang sulit," Chorong menatap suaminya dengan iba.
Seokjin menunjukkan kembali wajahnya yang kini sudah dihiasi senyum sinis. "Sudah terlambat untuk meminta maaf. Kita berdua sudah terlanjur jatuh di dalam lubang dalam dan tidak ada tempat untuk melarikan diri sekarang," ujarnya bernada sarkasme.
Untuk ketigakalinya, Chorong menghela nafas panjang seraya ikut mengistirahatkan kepalanya yang berat di sisi atas sofa. "Ini membuatku frustasi. Tapi aku tidak akan menyerah. Aku akan mencari jalan keluar untuk masalah ini. Aku berjanji padamu," ujarnya sembari menutup kedua mata.
"Mudah-mudahan saja..."
Bel rumah pun berbunyi dan membuat Seokjin bangkit dari tempat duduk.
"Itu pasti Taehyung," tebaknya.
"Bukan dia. TaeTae akan mengabariku kalau ia mau kesini," Chorong menegakkan badan seraya melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan kanannya. Masih pukul 7 malam dan mereka kedatangan tamu.
"Mungkin Namjoon atau Jeongguk," tebak Seokjin lagi sambil melangkah dan membukakan pintu untuk tamu mereka.
Dan saat pintu tebal itu terbuka lebar, kedua mata Seokjin terbelalak kaget dan rahangnya jatuh di saat bersamaan. Kedua orang yang tak disangka membuat kunjungan ke rumah barunya!
Mereka adalah ibu mertua dan ayah Seokjin.
"Appa? Bibi Park?"
"Dasar anak nakal. Aku kira aku sudah mengajarimu beberapa kali untuk membiasakan diri memanggil mertuamu dengan sapaan yang tepat," Tuan Kim mendengus sembari mencubit lengan putranya, sementara Nyonya Park tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Still Mine
Romance"Walaupun aku sudah menjadi milik orang lain, hatiku selamanya akan menjadi milikmu. Itu janjiku padamu," - Kim Seokjin #1 in Apink (2019.08.17 - 2019.09.20) #1 in btsapink (2019.08.20) #1 in apinkeunji (2019.09.22) #8 in Chorong (2019.08.27) #10 in...