Jimin melangkahkan kaki memasuki sebuah rumah, segera setelah pemilik sudah mempersilahkannya masuk. Ia diminta untuk duduk di satu-satunya sofa yang terletak di tengah ruangan utama, sementara kedua pemilik mulai menyebar-- mengambil arah berbeda sesampainya mereka di dalam.
Jung Hoseok, begitu seingat Jimin lelaki itu memperkenalkan diri-pergi ke sisi kanan rumah. Sementara kakak perempuannya ke arah sebelah kiri. Jimin bisa melihat kalau gadis berambut pendek sebahu itu masuk ke sebuah kamar.
Selagi menunggu, ia akhirnya menebarkan pandangan ke seluruh rumah. Rumah itu memang terlihat kecil, bahkan hanya seukuran kamar tidurnya. Namun, ia memuji sang pemilik yang begitu cerdas mengatur segala perabotan di dalamnya, sehingga rumah itu terlihat minimalis dan nyaman. Kemudian matanya melekat pada sebuah foto keluarga berukuran 12R tergantung di dekat televisi. Sesosok gadis tomboy berkacamata dengan rambut hitam sebahu, nampak tersenyum bersama kedua orang tua dan seorang anak lelaki yang tampak lebih muda, memamerkan deretan giginya yang putih-- menarik perhatiannya.
Pandangan Jimin teralihkan ketika seseorang datang mendekatinya, membawa kotak P3K di tangan. Itu adalah Jung Hyerim, gadis kecil yang sama dengan yang dilihatnya di foto keluarga tadi, kini sudah duduk tepat disampingnya. Tanpa menatap mata, gadis itu meminta Jimin untuk membuka jaket hitam yang masih ia kenakan.
"Bukalah, supaya aku bisa mengobati lukamu," ujarnya sembari mulai mengeluarkan salep, kapas dan cairan antiseptik dari dalam kotak.
Jimin mengangguk dan menuruti perintah gadis yang baru beberapa menit lalu dikenalnya. Hanya mengenakan kaos putih berlengan pendek, cedera di punggung tangannya pun terungkap. Betapa terkejutnya Hyerim saat melihat darah beserta pasir dan kerikil masih menggumpal di sekitar luka. Ia tahu bahwa luka tersebut tidak bisa dibilang ringan.
"Tahanlah, ini akan sedikit perih,"
Buru-buru Hyerim mengambil sepotong kapas dan membasahinya dengan cairan antiseptik sebelum ia mulai menyentuhkannya pada luka. Erangan kecil keluar dari mulut Jimin, sedikit tertahan karena laki-laki itu pasti tidak mau harga dirinya tercoreng karena bersikap cengeng di depan orang lain.
Setelah selesai membersihkan, Hyerim dengan hati-hati mengoleskan salep dan kemudian mulai membalut luka Jimin dengan kain.
Di dalam proses, Jimin diam-diam memperhatikan gadis di depannya. Hyerim tampak begitu seksama dan telaten mengobatinya hingga sepasang matanya terpicing ke fokus utama. Ia bahkan tampak tidak terganggu dengan separuh rambutnya yang jatuh menutup mukanya. Walau berpenampilan sederhana dengan mengenakan kaos longgar berwarna kuning dipadukan celana jeans selutut dan jauh dari kesan feminim, gadis itu mulai menarik perhatiannya.
'Dia manis juga,' puji Jimin dalam hati, tanpa menyadari sebuah senyum terbentuk di wajahnya.
"Apa sudah selesai?"
Seketika, kesadarannya kembali saat menangkap sosok Jung Hoseok yang kini sudah berdiri di depannya, menggenggam sebotol air mineral dingin.
Pandangan Hyerim pun sedikit teralihkan, ia sempat melirik ke arah adiknya beberapa detik sebelum kembali fokus dengan pekerjaannya semula. "Sedikit lagi," ujarnya sembari menempelkan plester di kain yang membalut luka Jimin. "Nah, sudah."
Sebuah senyum mengembang di wajahnya. Jimin bisa menangkap rasa puas sekaligus letih dari ekspresi itu.
Diliriknya hasil pekerjaan sang gadis dan sebuah pujian keluar begitu saja dari mulutnya. "Wow, kau membalutnya dengan sangat rapi."
"Ah itu, aku sempat mengambil kursus keperawatan sebelum akhirnya memutuskan untuk kuliah di jurusan Ekonomi," jelasnya.
"Benarkah? Wah, menarik sekali," Jimin ikut tersenyum, cukup lebar hingga membuat sepasang matanya menyipit.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Still Mine
Romance"Walaupun aku sudah menjadi milik orang lain, hatiku selamanya akan menjadi milikmu. Itu janjiku padamu," - Kim Seokjin #1 in Apink (2019.08.17 - 2019.09.20) #1 in btsapink (2019.08.20) #1 in apinkeunji (2019.09.22) #8 in Chorong (2019.08.27) #10 in...