[H-7 sebelum pernikahan]
Rahang Hoseok seakan jatuh ke lantai saat ia masuk ke dalam kamar yang bersebelahan dengan miliknya. Hal pertama yang ia lihat bukan sang penghuni melainkan ia disambut oleh beberapa pakaian kotor dan kaos kaki yang tersisa hanya sebelah, berserakan di lantai.
"Dia tidak berubah," suara lembut seseorang kemudian terdengar dari arah belakang. Hoseok begitu mengenal si pemilik suara sehingga ia tidak perlu membalikkan badan untuk menebaknya.
Hoseok menggeleng pelan sebelum berjalan mendekati ranjang lalu menggoyang tubuh sang kakak yang masih tertidur pulas. "Nuna, bangunlah."
Gadis yang sedaritadi mengekornya dari belakang, kembali mengeluarkan suara. Kali ini ia terkekeh melihat usaha Hoseok untuk membangunkan Hyerim.
"Mungkin terdengar agak jahil. Tapi apa tidak sebaiknya kau mencubit pipi atau hidungnya saja supaya ia segera terbangun?" Ia kini duduk di samping Hoseok dan memberi saran.
Lelaki itu pun mengangguk. Ia mencoba mencubit pipi kiri Hyerim, namun perempuan itu malah membalikkan tubuh dan kini memunggunginya.
"Aih, dasar muka bantal!" Hoseok mengacak rambutnya dengan frustasi dan membuat gadis di sebelahnya tak sanggup untuk menahan tawa. "Hei, Naeun-ah. Berhentilah tertawa dan bantu aku untuk membangunkannya. Dia hampir terlambat untuk menghadiri acara penting dalam hidupnya."
Mendengar ketegasan pada nada suara Hoseok, gadis bernama Son Naeun itu pun langsung menghentikan tawanya. "Maafkan aku... Tapi bisakah kau berbicara sedikit lebih lembut padaku?" tanyanya dengan nada manja.
"Kita sudah berpacaran selama dua tahun. Tidak perlu terlalu sering pamer kemesraan," Hoseok menjulurkan lidahnya ke arah gadis yang sudah berstatus sebagai kekasihnya itu.
"Kejam," Naeun mengerucutkan bibir.
"Yeochin-ku ini tetap saja cantik walaupun sedang ngambek," Hoseok tidak tahan untuk tidak mencubit ujung bibir Naeun hingga membuat gadis itu kembali tersenyum.
"Unnie, bangunlah," kini giliran Naeun yang mencoba membangunkan kakak dari lelaki yang dipacarinya. Didekatkannya mulutnya ke telinga Hyerim sembari berbisik, "Ibumu sudah memasak daging sapi Korea, bistik ayam, sup kimchi, hingga membeli eskrim kesukaanmu untuk acara pertunangan hari ini."
Kurang dari sedetik, Hyerim yang tertidur begitu pulas langsung bangkit dari kasurnya. "Benarkah? Mana makanannya? Aku mau mencicipinya sekarang!"
Hoseok yang melihat ulah konyol tersebut langsung mendekati sang kakak dan meneriakinya. "TIDAK AKAN ADA MAKANAN YANG TERSISA KALAU NUNA TIDAK PERGI KE KAMAR MANDI SEKARANG! INI SUDAH HAMPIR JAM SEPULUH PAGI!"
"Apa? Sudah hampir jam sepuluh?!" Kedua mata Hyerim terbelalak saat melirik ke arah jam dinding yang menggantung di atas pintu kamar. "Oh tidak! Mereka akan datang satu jam lagi dan aku bahkan belum menyiapkan pakaian dan make-up!"
Dengan panik, gadis itu berlari ke arah kamar mandi sembari membanting pintu dengan keras.
"Hati-hati unnie. Jangan sampai kau terpeleset!" Naeun berteriak seraya terkekeh.
"Ayo, kita sebaiknya ikut membantu eomma," Hoseok pun langsung menggamit lengan gadis tinggi kurus berparas cantik itu keluar dari kamar Hyerim.
Kurang dari sepuluh menit, Hyerim sudah selesai membersihkan diri dan duduk di depan meja riasnya. Sambil membubuhkan bedak dan menatap pantulan bayangannya sendiri di depan cermin, ia kembali teringat kenangan dua tahun lalu.
Saat dimana ia memutuskan untuk melupakan Kim Seokjin untuk selamanya.
[FLASHBACK]
"Kita sudah sampai," suara tenor yang berasal dari arah samping kirinya membuat Hyerim tersadar dari lamunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Still Mine
Romansa"Walaupun aku sudah menjadi milik orang lain, hatiku selamanya akan menjadi milikmu. Itu janjiku padamu," - Kim Seokjin #1 in Apink (2019.08.17 - 2019.09.20) #1 in btsapink (2019.08.20) #1 in apinkeunji (2019.09.22) #8 in Chorong (2019.08.27) #10 in...