Epilogue

702 43 3
                                    

Segera setelah selesai membacakan janji pernikahan, pasangan pengantin baru yang telah resmi menikah itu pun meninggalkan panggung.

Seokjin membantu sang istri menuruni anak tangga dengan hati-hati. Dipegangnya dengan erat tangan wanita yang dicintainya, sementara tangan kirinya sibuk memegangi gaun panjang Hyerim untuk memastikan ia tidak tersangkut pakaiannya sendiri tatkala berjalan.

Kim Seokjin benar-benar bersikap selayaknya seorang lelaki terbaik di dunia.

Jimin yang mengamatinya pun diam-diam tersenyum. Sesaat, ia kembali mengingat kejadian beberapa menit sebelum pernikahan dimulai. Para tamu undangan yang sebagian besar teman dekat ataupun karyawannya, seakan berlomba-lomba memberinya selamat. Ya, mereka semua mengira bahwa hubungan dekatnya dengan Hyerim memang murni sebagai sepasang sahabat. Mereka tidak pernah mengetahui perasaan yang selama ini disimpan Jimin dengan rapi.

Hanya teman-teman Bangtan, pasangan mereka masing-masing dan tentu saja Park Chorong yang mengetahui perasaan Jimin sesungguhnya. Untuk itulah alasan mengapa Naeun dan Hayoung tidak banyak tersenyum saat bertemu dengannya tadi.

Dan sementara para anggota Bangtan Boys mulai membentuk antrian untuk memberikan selamat kepada anggota mereka yang tengah berbahagia, Jimin malah mundur beberapa langkah sembari mendorong Taehyung dan Jeongguk untuk maju selangkah. Ia memutuskan berdiri di barisan terakhir dan menunggu gilirannya dengan sabar.

Sesekali, Jimin mengintip ke depan untuk menangkap cahaya cerah yang terpancar begitu nyata dari sepasang mata Kim Seokjin. Lelaki berparas tampan itu benar-benar terlihat bahagia dan Jimin mampu merasakannya.

Ia pun kemudian mengalihkan perhatian kepada pengantin wanita. Sama seperti suaminya, Jimin juga bisa melihat jiwa Hyerim yang tengah bersorak dalam kebahagiaan melalui senyumnya—senyum yang pernah ia berikan juga untuknya. Senyum yang selalu dapat mencerahkan hari-harinya.

Jimin terlalu terlarut dalam angannya sendiri, hingga ia tidak menyadari bahwa pasangan pengantin baru itu sudah tepat berdiri di depannya.

Ia begitu terkejut saat Hyerim menepuk lengan kirinya pelan. "Jim, kau baik-baik saja?" dengan suara seraknya, gadis itu menunjukkan kekhawatirannya.

Beruntung, Jimin cepat tersadar. Buru-buru ia menyunggingkan senyum sebelum meraih tangan Hyerim dan menjabatnya erat. "Selamat ya, Hyerim—sahabatku," kalimat itu meluncur begitu saja dari mulutnya sementara sepasang matanya memandang wanita itu dengan tatapan penuh arti. "Kau pasti merasa senang sekali sekarang kan?" Jimin menggoda sang pengantin sehingga mereka tidak akan bisa menangkap kesedihan dalam matanya.

"Aku tidak pernah sebahagia ini sebelumnya," ujar Hyerim jujur seraya memamerkan senyum khasnya.

"Wow, aku senang mendengarnya," Jimin mencoba meniru senyum itu, namun ia gagal. Ia mengakui pekerjaan menjadi seorang aktor ternyata begitu berat.

"Tapi ekspresimu selalu saja sama," Hyerim memutar matanya dan kali ini Jimin hanya mengulum senyum tipis.

Ya, Park Jimin selalu memasang senyum palsu tiap kali gadis itu bercerita tentang hubungannya yang sudah terajut kembali dengan Kim Seokjin. Dan pikirannya pun dipaksa untuk mengingat kembali tentang kenangan pahit dalam kisah percintaannya.

Suatu hari di musim panas yang menjadi saksi bagaimana seorang Park Jimin merasakan patah hati yang mendalam untuk pertama kalinya.

Walau begitu, ia mampu mengesampingkan perasaannya sendiri demi persahabatan mereka.

Dunia pun barangkali sepantasnya memberikannya gelar sebagai "Lelaki dengan Hati Terkuat" karena Jimin mampu menahan diri—menjadi sahabat Hyerim walaupun ia tetap memendam perasaan spesial pada gadis itu.

You're Still MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang