Chapter 24

265 40 0
                                    

Setelah pertemuannya dengan Min Yoongi yang ternyata berhasil menemukan informasi mengejutkan seputar menghilangnya Kim Taehyung dengan misterius, Chorong bersama Jimin buru-buru pulang kerumah pribadi yang ditempati dengan sang suami.

Sebenarnya saat masih mengobrol dengan Yoongi tadi, ia sempat menerima telepon dari Seokjin. Namun ia tidak mengangkatnya karena terlalu fokus memikirkan hubungannya dengan Taehyung. Dan satu jam kemudian, Jung Hyerim meneleponnya untuk memberi kabar bahwa Seokjin mabuk dan gadis itu mengantarnya pulang bersama Jeon Jeongguk yang kebetulan bersamanya.

Kurang dari lima belas menit, Chorong pun telah sampai di rumahnya sementara Jimin yang mengikuti dari belakang, menyusul sang kakak masuk.

Rumah minimalis bergaya modern itu sudah terang benderang, menandakan bahwa sudah ada orang yang lebih dulu tiba. Chorong tahu bahwa Seokjin sudah ada disana karena mobilnya sudah terparkir di garasi.

Setelah menapakkan kaki di ruang utama, ia bisa melihat Hyerim dan Jeongguk bersamaan keluar dari kamar yang bersebalahan dengan kamarnya. Itu ruangan milik Seokjin. Dengan ekspresi murung, tatapan Hyerim akhirnya bertemu dengannya.

"Ada apa dengannya?" Tanya Chorong tanpa sempat memberi salam sekedar formalitas kepada dua orang yang sekarang sudah berdiri tepat di depannya.

Gadis yang ditanya untuk beberapa saat melirik ke arah pemuda yang ada di sampingnya. Jeon Jeongguk memandangi Jung Hyerim dengan ekspresi yang Chorong tak dapat membacanya.

Setelah seakan bertukar pikiran dalam hening, Hyerim kembali menatap Chorong. Ia cukup kesulitan menelan ludahnya sendiri, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan yang diberikan. "Dia sudah tidur. Dia mencarimu sedaritadi."

Kepedihan terpancar nyata dari ucapannya. Hyerim memang merasa sedih karena lelaki yang pernah menjadi kekasihnya itu dengan berterus terang mengatakan kalau ia lebih memilih menelepon Chorong daripada dirinya. Jika saja Jeongguk tidak menghubunginya, Hyerim tidak akan tahu bahwa Seokjin ternyata sedang minum seorang diri di sebuah pub.

"Oppa bilang bahwa Tuan Kim memintanya untuk segera bercerai denganmu. Dan oppa menolaknya karena dia mengkhawatirkanmu-"

"Bukan karena itu," Chorong dengan cepat memotong teori yang diucapkan gadis didepannya. "Jin hanya khawatir kalau orang-orang akan memandang rendah dirinya. Kau jangan salah paham."

Mendengar pembelaan itu, Hyerim tersenyum kecut.

Sebenarnya, ia sudah sangat mengharapkan hari itu segera tiba. Hari dimana keluarga Seokjin membebaskan putra mereka untuk memilih jalan hidupnya sendiri.

Namun saat hari yang ditunggunya datang, bukannya kebahagiaan yang ia rasakan malah sebaliknya Hyerim harus menerima kenyataan bahwa sang mantan kekasih ternyata memilih untuk tetap mempertahankan sandiwara yang cukup lama menyiksa hatinya.

Hyerim tahu dan mengerti akan alasan dibaliknya, namun Seokjin tidak bisa memberinya kepastian dan itu yang membuatnya begitu khawatir.

"Tolong perhatikan dia," tanpa diduga, kalimat yang terdengar seperti sebuah permohonan itu meluncur dari mulutnya.

Chorong yang begitu jelas mendengarnya, langsung terperangah. Begitu pula dengan Jeongguk dan Jimin yang sedari awal memutuskan untuk menjadi pendengar yang baik.

"Apa maksudmu?"

"Cobalah untuk memperhatikannya," Hyerim mengulangi perkataannya dengan lebih jelas. "Aku benar-benar akan mengikhlaskannya kali ini."

"Kau pasti sedang bercanda, Jung Hyerim," Chorong tertawa sinis dan menatap gadis itu dengan rasa tak percaya.

"Aku serius," Hyerim menggeleng. "Kau memerlukan dia, begitupula dirinya. Hidup kalian yang sudah terlanjur rumit ini akan menjadi jauh lebih mudah kalau kalian mau belajar mengubah segala sandiwara menjadi kenyataan."

You're Still MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang