Waktu menunjukkan pukul 3 sore. Jung Hyerim masih berkutat di belakang meja kasir yang berhadapan dengan beberapa meja pelanggan di coffeeshop bernama Pink Cafe. Hari itu tidak seramai biasanya. Irama musik jazz mengalun dari speaker yang terletak di tiap ujung kafe yang didesain begitu girly.
Hyerim sesekali melirik handphonenya. Hela nafas panjang terdengar saat ia menemukan tidak ada satupun pemberitahuan baru terpampang di layar. Karena bermain-main dengan bolpoin dan kertas sudah dirasa tidak terlalu menarik, gadis itu memutuskan untuk mengalihkan perhatian ke sekelilingnya.
Para barista sebagian besar berdiri di samping meja-meja kosong. Ada yang membenamkan perhatiannya pada tumpukan lembaran buku menu, yang kalau Hyerim berani bertaruh, mereka sudah menghafal semua isinya di luar kepala. Ada juga yang memilih memandangi kegiatan para pejalan kaki di luar kafe untuk membunuh rasa bosan sekaligus kantuk mereka. Hyerim pun tersenyum saat melihat Kim Namjoo, barista favoritnya, malah sudah hampir tertidur sambil berdiri di dekat pintu masuk.
Hingga potongan reff lagu "Speechless" milik Naomi Scott tiba-tiba terdengar, menghentikan penantian Hyerim akan adanya notifikasi di iPhone 7 Black miliknya. Dengan sigap, ia meraih benda yang semula tergeletak di atas meja kasir. Dahinya mengernyit saat menemukan nama "Hayoung" berkedip di halaman utama.
"Habbang!" sapanya hangat sesaat setelah ia menggeser tombol berwarna hijau.
"Eonni," sayangnya nada bicara diseberang tidak seceria biasanya. Gadis pemilik kafe tempatnya bekerja yang juga berlabel teman dekat tersebut terdengar lebih serius. "Aku... membawa kabar dari... Jin oppa," ujar Hayoung dengan terbata.
Sebuah ketukan menghentak hati Hyerim. Terasa nyeri namun hangat di saat yang bersamaan.
"Gastritisnya kumat," Hayoung melanjutkan informasi walau gadis di seberang telepon belum memberikan respons apapun. "Jeongguk meneleponku lima menit yang lalu dan memintaku untuk mengabarimu."
"Benarkah? Dia tidak sedang berbohong kan?" Hyerim buka suara. Dengan nada menunjukkan keraguan.
"Aku dapat kabar ini dari sahabat terdekat Jin oppa. Apa dia pernah membohongi kita sebelumnya?"
Hati Hyerim sekali lagi terguncang. Di dalam hati, ia pun memiliki pemikiran sama. Walau laki-laki yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri itu sering menggoda dan jahil, tidak mungkin dalam kondisi seperti sekarang, Jeon Jeongguk melempar prank padanya.
"Pergilah. Sebentar lagi aku akan sampai dan akan menggantikan pekerjaanmu,"
Dengan ijin yang sudah di tangan, Jung Hyerim tanpa ragu memesan taksi untuk mengantarnya ke rumah sakit. Lewat aplikasi Kakao Talk, Jeongguk memberitahu lokasi tempat Seokjin dirawat lengkap dengan nomor kamar.
Kurang dari 30 menit, Hyerim yang sudah mengganti pakaian kerjanya dengan kemeja hitam ukuran besar dan celana berwarna sama, tiba dirumah sakit. Bau karbol yang tajam menusuk hidung, menyambut kedatangannya. Lewat bantuan perawat yang sedang berjaga, ia sudah tiba di depan pintu kamar tempat sang mantan kekasih dirawat.
Hyerim masih berdiri di depan pintu dicat putih selama beberapa saat. Keraguan sempat menghinggapi, namun berhasil ditepis oleh kerinduan yang membuncah dalam hati. Dengan memberanikan diri, ia mendorong pintu kayu hingga menimbulkan sedikit suara yang cukup untuk membuat salah satu penghuni kamar menoleh.
"Akhirnya kau datang, nuna," itu adalah Jeongguk, yang menyapanya sambil merekahkan senyum.
"Kuki..." Hyerim memanggil nama panggilan lelaki muda itu sambil berjalan mendekat. Matanya bergerak dari memandangi Jeongguk yang kini sudah berdiri dari kursi, ke sosok yang sedang tertidur di atas ranjang putih. "Apakah dia baik-baik saja?"

KAMU SEDANG MEMBACA
You're Still Mine
Romance"Walaupun aku sudah menjadi milik orang lain, hatiku selamanya akan menjadi milikmu. Itu janjiku padamu," - Kim Seokjin #1 in Apink (2019.08.17 - 2019.09.20) #1 in btsapink (2019.08.20) #1 in apinkeunji (2019.09.22) #8 in Chorong (2019.08.27) #10 in...