Chapter 25

310 39 3
                                    

"Dasar anak tidak tahu terimakasih!" sebuah teriakan terdengar menggema di ruang keluarga yang masih diterangi lampu temaram. Tak lama kemudian, tamparan melayang tepat mengenai pipi kiri Park Chorong.

Gadis itu tidak mencoba melawan. Ia pasrah menerima hukuman dari sang ayah, malah hal itu sudah diprediksi olehnya. Tuan Park merasa begitu marah terhadap putri kesayangannya.

Ia sempat kecewa saat menerima laporan dari anak buahnya yang menemukan fakta bahwa Chorong diam-diam menjalin hubungan istimewa dengan sekretaris pribadinya. Lelaki paruh baya itupun dengan segala cara berhasil menyingkirkan Kim Taehyung, dengan harapan bisa membuat putrinya melupakan pemuda itu dan fokus menjalani kehidupan pernikahan dengan Kim Seokjin—anak dari rekan bisnisnya.

Akan tetapi, malam itu, Park Chorong tiba-tiba datang dan mengatakan akan segera memproses perceraiannya dengan Seokjin.

"Kenapa kau lakukan ini, Chorong?" Nyonya muda Park, istri sah ayahnya setelah resmi bercerai dengan ibu Chorong, terlihat mulai menangis. Walaupun Chorong bukan anak kandungnya, namun wanita itu memberi kasih sayang selayaknya ia mencintai putrinya sendiri, tidak seperti karakter ibu tiri lain pada umumnya.

"Maafkan aku, appa... omoni... Tapi, kalian harus tahu kalau aku tidak pernah mencintai Jin dari awal," ucap Chorong tegas dan untuk kedua kalinya, tamparan mengenai pipi kanannya.

"Jagi, tolong hentikan!" pekik Nyonya muda Park seraya memegang erat lengan suaminya agar tidak menyakiti Chorong lagi. "Kasihan dia..."

"Biarkan aku memberi pelajaran pada anakku," Tuan Park menepis pegangan sang istri dan kembali menatap galak ke arah putrinya. "Kau tidak bisa seenaknya menyetujui kemudian membatalkan semuanya! Kau kan tahu kalau perusahaan kita membutuhkan perusahaan mereka untuk mengembangkan jaringan pemasaran kita!" emosi Tuan Park belum mereda.

"Tapi appa, aku juga punya kehidupan dan aku ingin menghabiskan sisa hidupku dengan lelaki yang benar-benar aku cintai," ujar Chorong lirih. Air mata mulai jatuh membasahi kedua pipinya, berharap sang ayah akan mengasihaninya.

Namun usahanya sia-sia, Tuan Park malah membuang muka. "Aku sudah membuatmu lahir ke dunia ini dan memberimu segala kemewahan yang bahkan orang lain tidak bisa dapatkan. Apa salah kalau sekarang aku meminta balasan dengan meminta kau menjadi anak yang penurut?"

Chorong mengusap air mata dengan punggung tangannya sebelum berjalan mendekati ayahnya. "Aku memang menjadi salah satu dari sedikit anak yang beruntung dilahirkan di keluarga kaya seperti ini. Aku merasa tersanjung karena appa juga mempercayakan semua ini kepadaku kelak. Namun, kalau diminta untuk memilih. Jawabanku tetap tidak akan berubah. Aku siap mengorbankan segala kemewahan ini asal appa membebaskanku untuk memilih pasangan hidupku sendiri."

Tuan Park kembali menatap putri semata wayangnya yang sudah berdiri kurang dari jarak satu meter darinya. Ditatapnya gadis itu dengan tajam sembari berusaha mencari keraguan di dalam kedua mata hitamnya.

Sayangnya, pria itu tidak berhasil menemukannya. Park Chorong terlihat sudah memiliki tekad yang sangat bulat dengan segala perkataan yang ia tumpahkan di hadapannya malam itu.

Keheningan menyapa diantara mereka. Cukup lama, hingga membuat Chorong berpikir kalau sang ayah akan melunak dan melepaskannya.

Namun lagi-lagi ia salah. Tuan Park memanggil pengawal kepercayaannya dan memintanya untuk mendekat. "Bawa dia kembali ke kamarnya dan jangan ijinkan dia keluar atau siapapun masuk untuk mengunjunginya tanpa ijin dariku."

"Appa!" Chorong berusaha melawan saat kedua orang berbadan tinggi kekar, mencengkeram kedua lengannya.

"Cepat, kurung dia!" kata Tuan Park tegas dan membuat kedua pria tadi langsung menyeret paksa Chorong keluar dari ruangan itu.

You're Still MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang