Chapter 27

289 40 15
                                    

Mobil MPV silver yang membawa Seokjin dan kelima orang kawannya pun tiba di depan mansion keluarga Park. Dua orang satpam yang bertugas untuk menjaga di depan, terlihat keluar dari dalam gerbang dan menghampiri mereka.

"Oh ternyata Tuan muda Park. Kami kira siapa," salah seorang dari mereka berkata sembari memberi salam kepada Jimin yang membuka jendela mobil.

"Bang ahjussi, aku dan teman-teman ingin berpesta malam ini di rooftop namun kami lupa membeli es batu. Apa aku bisa meminta bantuan darimu untuk membelikannya?" Jimin memberi perintah seraya tersenyum sealamiah mungkin dan langsung diiyakan oleh sang petugas keamanan.

Satpam bermarga Bang itu pun tanpa ragu berjalan meninggalkan posnya untuk membelikan barang yang diminta atasannya.

Masih tersisa satu orang lagi yang sebelumnya sibuk membuka gerbang supaya mobil mereka bisa masuk. Jimin pun memanggilnya dari dalam mobil.

"Song ahjussi, temanku yang membawa mobilku mengalami sedikit masalah dengan aki. Mobil itu sekarang mogok dan mereka ada di ujung jalan. Tolong bantu mereka ya," ia melancarkan rencana awal dengan sempurna.

Mereka berhasil menyingkirkan kedua penjaga di depan rumah, sehingga yang perlu mereka hadapi nanti di dalam hanya kedua bodyguard Tuan Park yang berjaga di depan kamar Chorong.

Dari : Jimin

Kepada : Hoseok

Satpam kami sudah kesana. Tolong ulur waktu sampai kami bisa mengeluarkan Chorong nuna.

Setelah mengirim pesan, mereka pun langsung masuk ke dalam mansion mewah itu dan memarkir kendaraan tepat di depan pintu utama. Mereka disambut oleh Ibu Jimin yang sudah berdiri di teras. Wanita itu langsung menghampiri putranya yang baru saja turun dari mobil.

"Hati-hati nak. Jangan sampai terluka," ucapnya dengan penuh kekhawatiran.

Jimin tersenyum sembari mengusap pundak sang ibu dengan lembut. "Doakan aku, eomma."

Setelah meminta restu ibunya, Jimin bersama Seokjin, Yoongi, Namjoon, Taehyung dan Jeongguk dengan langkah mantap berjalan menuju kamar Chorong yang terletak tidak jauh dari bangunan utama.

"Mau apa kalian?" tanya salah satu pria kekar yang malam itu sudah berdiri menghadang keenamnya dalam jarak kurang dari lima meter.

"Kalian siap?" tanya Namjoon sembari menatap pasukannya satu persatu dan mengangguk dengan kompak. "Serang!!!"

Sesuai strategi yang disusun sebelumnya, Namjoon bersama Jeongguk menyerang penjaga yang berada tepat di depan mereka, sementara Seokjin, Jimin dan Yoongi menghadang sisanya. Taehyung pun dengan sigap langsung berlari mendekati pintu kamar Chorong.

"Nuna, kau bisa mendengarku?!" jerit Taehyung dari depan pintu dan rupanya gadis itu sudah bersiap di dalamnya. "Menjauhlah dari pintu. Aku akan mendobraknya."

Pemuda berbadan kurus itu pun mulai mengambil ancang-ancang sebelum berlari dan membenturkan tubuhnya. Sayang, pintu tersebut begitu kokoh dan keras hingga membuat Taehyung gagal di percobaan pertama.

Ia tidak menyerah. Dicobanya kembali untuk kedua kalinya dan hasilnya tetap sama. Taehyung tidak cukup kuat untuk membukanya secara paksa.

Seokjin yang melihatnya, berniat ingin membantu. Namun sial, karena konsentrasinya yang mulai terpecah, ia tidak menyadari bahwa sebuah pukulan menghantam pipi kanannya. Seokjin tersungkur di atas tanah yang beralaskan rumput. Ia merasakan ujung bibirnya mengeluarkan darah.

Sebelum sang pelaku bisa kembali menyerangnya, Yoongi dengan cepat membekap pria itu dari belakang sementara Jimin langsung memberi balasan dari arah depan.

You're Still MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang