Chapter 12

404 50 3
                                    

Dunia terasa berhenti berputar.

Waktu pun seakan berhenti saat Hyerim bisa kembali mendapatkan kehangatan dari laki-laki yang ia cintai.

Kelembutan bibirnya.

Kesegaran aroma nafasnya.

Hingga wangi parfum yang ia kenakan.

Semua itu kembali dapat ia rasakan, hari itu, di ruangan itu dan di detik itu juga.

Semakin dalam sepasang bibir mereka tertaut, semakin jantung Hyerim memompa darah dengan cepat. Ingin rasanya ia berteriak pada dunia untuk mengungkapkan kebahagiaan hatinya. Untuk memamerkan bahwa Kim Seokjin adalah miliknya. Milik Jung Hyerim seorang.

Namun sebuah realita sekelebat melintas di pikirannya, hingga membuat Hyerim tersadar kalau belum waktunya ia merengkuh kemenangan. Perjuangannya baru dimulai dan masih panjang perjalanan yang harus ia tempuh untuk memiliki Kim Seokjin seutuhnya.

Dengan sangat berat hati, ia menarik wajah yang semula begitu dekat dengan lelaki berparas tampan yang baru saja berbagi ciuman intim dengannya.

Perlahan, Hyerim membuka kelopak matanya dan menarik kedua tangan yang bersandar di bahu Seokjin yang nyaman. Di saat yang sama, pelupuk matanya menangkap bayangan lelaki tinggi tegap di depannya yang sedang berusaha mengatur nafas.

Seokjin tampak terengah-engah dengan mata masih tertutup, namun rona kebahagiaan begitu jelas terpancar dari raut wajahnya.

"O-Oppa..." dengan beribu perasaan yang berkecamuk di dada, Hyerim memanggil dan membuat lelaki itu kembali memamerkan sepasang iris mata cokelat kehitaman yang indah.

Seokjin belum mau bergeser dari tempat semula, masih mendekap tubuh mungil dalam lengannya yang kekar. Sambil mengatur debaran hatinya yang sempat liar, ia memandang gadis yang tampak begitu sempurna di matanya. "Hyerim..."

"Maafkan aku... ini kesalahanku... kita tidak seharusnya melakukan ini--" Hyerim tidak melanjutkan kalimat karena jari telunjuk Seokjin sudah menempel tepat di bibirnya.

"Aku masih begitu mencintaimu," ujar Seokjin lembut namun cukup untuk membuat lutut Hyerim gemetar.

Keduanya sama-sama terdiam, dengan sepasang mata masih saling memandang. Seokjin dan Hyerim seakan membiarkan segala realita yang sedang mereka hadapi menguap begitu saja. Mereka seakan sepakat untuk sementara melepaskan diri dari belenggu kenyataan yang pahit.

Setelah puas memandangi lelaki bermata besar dengan lekukan rahang sempurna didepannya, Hyerim melepas kedua tangan Seokjin yang masih melingkar di pinggangnya pelan.

Seokjin pun tidak melawan saat Hyerim memberi kode dirinya untuk mundur selangkah, sehingga gadis itu bisa mengambil file yang tanpa sengaja terlepas dari genggaman saat mereka asyik bercumbu tadi.

"Aku akan kembali ke ruanganku sekarang dan akan segera kuberikan revisinya padamu,"

Tanpa menunggu jawaban dari lelaki yang kini menjadi atasannya tersebut, Hyerim keluar dari ruangan sang manajer.

Sepanjang langkahnya kembali menuju ruangan kerjanya, telapak tangan Hyerim terus menempel di dada kirinya. Ia mencoba menahan supaya jantungnya tidak meledak, karena sedari tadi berdetak begitu kencang.

Selangkah lagi Hyerim akan mencapai ruangan kerja yang terletak di dekat tangga utama. Sembari masuk, ia menarik nafas dan menghembuskannya beberapa kali agar debaran jantungnya kembali pada titik normal. Kegiatan tersebut masih dilakukan hingga ia tiba di bangkunya.

Hyerim yang terlalu fokus untuk menenangkan diri tidak menyadari bahwa rekan kerja disampingnya, sudah memperhatikan gerak-gerik anehnya.

"Hei," Yoon Bomi menyentuh pundaknya pelan namun itu cukup untuk membuat Hyerim hampir terjungkal dari tempat duduk.

You're Still MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang