Chapter 28

356 33 0
                                        

Matahari telah terbit di ufuk timur. Burung-burung pun telah sibuk bernyanyi riang menyambut pagi yang baru.

Rumah Jung bersaudara yang tidak lebih besar dari dua are itu, tidak biasanya terlihat begitu riuh oleh beragam suara yang berasal dari dalam rumah.

Setelah menghabiskan sarapan yang disiapkan oleh Hyerim yang hari itu dibantu Chorong, Taehyung terlihat sibuk mengemasi barang yang ia bawa dalam sebuah tas ransel hitam besar. Sementara penghuni lainnya masih asyik mengobrol di ruang makan.

Chorong menghampiri pemuda yang sedang berada di dalam kamar Hoseok tersebut. Ia terlihat bersila di lantai yang beralaskan karpet berwarna biru tua.

"Haruskah kau kembali secepat ini?" Tanyanya sembari menampakkan wajah sedih.

Taehyung yang sudah selesai memasukkan barang terakhir ke dalam tasnya, mendongak untuk menatap gadis yang memiliki suara bak anak kecil itu. Ia bangkit dari posisinya semula untuk kemudian duduk di samping ranjang, tepat bersebelahan dengan Chorong.

"Maafkan aku, tapi aku harus kembali karena siang ini kami akan panen," ujarnya seraya membelai rambut hitam panjang Chorong. "Appa masih belum mampu bekerja dan aku harus menggantikannya. Aku pun juga harus mengumpulkan uang banyak sehingga bisa melunasi hutangku pada Jimin dan Jin hyung."

Taehyung akhirnya memang meminta bantuan kedua kawannya untuk mengembalikan uang milik Tuan Park yang sempat ia gunakan untuk pengobatan ayahnya, dan Chorong tahu akan hal itu darinya semalam.

Chorong pun akhirnya mengangguk mengerti. "Baiklah. Aku memang sebaiknya tidak menahanmu terlalu lama disini. Tapi kau harus rajin-rajin mengunjungiku. Jangan membiarkanku terlalu lama merindukanmu. Mengerti?"

"Siap tuan puteri," Taehyung tersenyum sembari menarik Chorong ke dalam pelukannya.

Gadis itu pun tidak melawan. Dibenamkannya wajah di dada pemuda yang ia cintai. Wangi parfum Taehyung pun tercium begitu nyata pada sistem  pernafasannya. Membuat Chorong tak ingin melepaskan lelaki itu untuk selamanya.

"Terimakasih," suara bariton khas milik Taehyung pun kembali menggema. Ia merapatkan pelukannya untuk merasakan kehangatan yang dipancarkan gadis di dalam dekapannya. "Terimakasih karena tidak pernah menyerah untukku. Terimakasih karena telah mencintaiku begitu tulus. Maaf karena aku sempat meninggalkanmu dan maaf karena aku telah membuatmu melepaskan salah satu impianmu--"

"Sshhh..." Chorong melonggarkan pelukan dan membiarkan jarinya menyentuh bibir Taehyung, hingga membuat pemuda itu tidak melanjutkan perkataannya. "Jangan meminta maaf untuk yang terakhir karena aku sudah menyadari akan satu hal."

"Satu hal?" Tanya Taehyung mengulangi perkataan Chorong. Ditatapnya sepasang bola mata kecoklatan milik gadis yang hanya berjarak kurang dari sepuluh centimeter dari hadapannya.

Chorong mengangguk. "Setelah semua ini menimpaku, aku jadi menyadari bahwa impianku yang lebih penting adalah..."

Ia menahan kalimatnya sejenak untuk memandang pemuda berwajah bak boneka porselen di depannya.

"... bisa menghabiskan sisa hidupku bersamamu, Kim Taehyung."

Mendengar ucapan manis tersebut, pipi dan telinga Taehyung memerah. Ia mencoba menahan diri, namun kehadiran seorang Park Chorong begitu mempesona baginya.

Tanpa meminta ijin terlebih dahulu, diraihnya bibir mungil milik gadis itu untuk bertemu dengan miliknya. Bibir Chorong terasa begitu lembut hingga membuatnya tak hanya ingin sekedar mengecupnya, namun juga melumatnya dengan kehangatan yang ia tawarkan.

Chorong pun tidak membiarkan Taehyung melakukannya sendirian. Dibalasnya ciuman pemuda itu sembari mengikuti ritme yang telah ia ciptakan sebelumnya. Membuat pagi hari itu terasa makin hangat dengan cinta mereka.

You're Still MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang