Angin di wilayah ini berembus dengan kencang. Jeff yang memang tidak terlalu menyukai cuaca dingin, akhirnya memilih untuk masuk ke dalam tenda dan membiarkan panitia yang lainnya mengurus acara.
Di dalam tenda, Jeff mengeluarkan ponselnya. Sinyal ternyata tidak terlalu bagus di sini. Ia pun berusaha untuk memainkan game offline untuk menghabiskan waktunya sampai acara berakhir dan digantikan dengan persembahan seseorang untuk bernyanyi dan memainkan alat musik.
Sebenarnya ia lah yang dipaksa untuk bernyanyi, tapi Jeff tentu saja menolak. Alhasil ia memberikan mandat kepada Cantika yang memang memiliki suara bagus untuk bernyanyi.
Ini sedikit membosankan. Jeff menonaktifkan ponselnya. Kemudian ia menatap langit tenda dengan lamat.
Kenapa gue ke sini?
Itu yang Jeff sadari sekarang ini. Ia tidak percaya bahwa setelah meminta izin kepada pelatihnya, mobilnya ia kemudikan ke sini dan membuat gempar semua orang. Harusnya Jeff tidak melakukan itu, tapi ada sesuatu yang membuatnya berani. Ia penasaran apakah Jyanna ikut. Bukannya apa, tapi memang gadis itu selama ini seperti menjauhinya.
Shit, harusnya gue senang.
Embusan napasnya yang berat keluar, Jeff berusaha memikirkan lain halnya. Akan tetapi, pikirannya kembali tertuju pada sosok yang berbincang dengan Jyanna. Seorang dokter yang pasti usianya terpaut jauh dari Jyanna. Itu jelas bukan saudaranya karena Jeff mengenal kakak Jyanna. Lalu siapa itu?
Melihat bagaimana mereka berdekatan dan terlihat nyaman membuat Jeff selalu mencuri pandang untuk melihatnya. Siapa lelaki itu yang selalu, entah bagaimana caranya, akan mendekati Jyanna sepanjang acara. Memberikan perhatiannya dan tersenyum dengan tulus.
Dasar tukang cari perhatian.
Jika begitu pasti dia adalah tipe lelaki di luar sana yang suka menggoda perempuan. Playboy istilahnya lah.
"Jeff!"
Jeff terlonjak kaget ketika Olivia masuk ke dalam tendanya dengan sangat mengejutkan. Ia pun segera bangun dan menanyakan ada apa.
"Jyanna, dia nggak ada, Jeff."
Kening Jeff berkerut, lalu ia mencoba keluar dari tenda dan meminta Olivia untuk menjelaskan apa maksudnya.
"Jyanna nggak pernah ikut acara ini, jadi dia bakal diam dan merhatikan. Waktu gue sama anak-anak kelar main, Jyanna nggak ada. Di tenda juga nggak ada dan bahkan HP-nya nggak ada. Gue udah nanya ke yang lain, tapi dia tetap nggak ada."
Jyanna menghilang? Bagaimana bisa? Jeff mulai mengedarkan pandangannya ke sekitar wilayah perkemahan. Semua orang tampak tidak tenang.
"Kak Kian udah pergi nyari Jyanna. Gue sama anak-anak mikir dia masuk ke hutan, tapi Jyanna nggak akan berani karena dia takut gelap. Tapi... anak-anak ada yang lihat seseorang masuk ke hutan dan mereka kira itu Jyanna..."
Jeff menatap Olivia yang sedang panik. Lalu keningnya berkerut. Ia pun mengingat kembali saat dirinya dan Jyanna terkunci di gudang yang gelap. Jyanna meringkuk dan ketakutan. Menyadari bahwa gadis itu sedang ketakutan, Jeff mengambil senter dan segera berlari meninggalkan Olivia.
Ia masuk ke dalam hutan dengan bantuan senter. Dirinya terus berlari dan berlari dengan kaki yang menginjak dedaunan kering dan kayu.
"JYANNA!" teriaknya lantang, berdoa supaya gadis itu mendengarkannya. Kakinya masih berlari, berusaha untuk menemukan Jyanna. Hanya ini satu-satunya tempat seseorang bisa hilang. Dan meskipun Jyanna takut gelap, akan ada alasan kenapa gadis itu berada di sini. Setidaknya ia berusaha untuk menemukannya dan berharap gadis itu baik-baik saja di dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeff & Jyanna
Подростковая литература"I just love him so much, but he doesn't love me." || 2019 by Kyuri0510