BAGIAN 9

2.5K 307 27
                                    

"Wow, Jyanna emang beda, cuy. Itu anak kalau nyelesaikan masalah gini emang nomor satu. Benaran deh boss banget."

Jeff yang daritadi melirik Jyanna beraksi, langsung memalingkan wajah ketika gadis itu memilih untuk kembali duduk di meja bersama komplotannya.

"Anneth berhasil dibuat malu, Bro."

"Emang pantas tuh anak," jawab Tenku kemudian. "Gatel banget jadi cewek."

"Lah, Ten, gue dengar lo pedekate sama Anneth?"

Jeff langsung menoleh ke arah Tenku yang membalas perkataan Dodi dengan sebuah pukulan di kepalanya. Alisnya terangkat, tidak percaya bahwa Tenku pedekate dengan Anneth saat ia mendengar berita dari anggota OSIS-nya jika Olivia-lah yang sedang dekat dengan Tenku.

"Bego banget lo, nyet. Jadi teman gue udah berapa tahun? Yakali gue pedekatean sama tuh anak. Saring dulu itu mulut lo, njir," racau Tenku nyesal, tidak henti-hentinya menghantam kepala Dodi dengan sendok.

"Anjir, sakit elah. Gue kan cuma nyampein rumor. Udah kesebar cuy," balas Dodi.

Jeff menggelengkan kepalanya. Beginilah jika ia berteman dengan Tenku dan Dodi. Dua spesies yang suka sekali bergosip.

"Bedebah emang yang nyebar. Amit-amit lah gue pedekate sama tuh anak. Nggak gunanya juga, sifat kek monster."

Jeff memandang Tenku dengan alis yang kembali terangkat. "Emang kenapa?"

Sontak pertanyaan Jeff itu membuat Tenku dan Dodi menoleh ke arahnya dengan tatapan 'lo beneran nggak tahu' yang menyebabkan ketiganya diam.

"Parah ini anak, lo nggak ngerti berita yang besar banget tahun lalu?"

"Berita apaan dah?" Jeff benar tidak mengerti. Ia memang tidak up to date mengenai bahasan di sekolahnya. Lagipula, tahun lalu dirinya sangat sibuk dengan kegiatan OSIS dan olimpiade yang membuatnya memang sering dispen.

"Ohya lupa gue tahun lalu lo sibuk kayak CEO," timpal Dodi.

"Emang ada apa?" Jeff kembali bertanya.

Ia juga mendengar embusan napas Tenku. Membuatnya yakin bahwa ada yang terjadi, tapi tidak ia ketahui.

"Jadi gini, Jeff," ujar Tenku awal, "dulu itu Anneth satu geng sama Jyanna. Komplotan mereka itu kemana-mana selalu berlima. Awalnya sih berempat, tapi mendadak Anneth masuk dan jadi anggota di sana. Mereka udah terkenal banget kan, pokoknya sampai jadi geng nomor satu di sini. Tapi..."

"Tapi apa?" Entah mengapa, tapi Jeff penasaran dengan lanjutannya. "Lo jangan setengah-setengah, bego."

"Ya bentar, njir," balas Tenku. "Tiba-tiba aja Anneth dipermalukan di koridor kelas kita dulu sama gengnya Jyanna. Dia dibikin sengsara dah, sampai dia benar-benar berantakan. Dan terakhir, Jyanna datang ngumumin kalau Anneth dikeluarkan dari geng dia. Lo mau tahu apa yang Jyanna bilang saat itu?"

Jeff diam. Bukan berarti dirinya peduli, tapi ia memang penasaran. Lagipula tidak apa-apa membicarakannya selagi menunggu bel masuk jam pertama.

"Ten, gue yang bilang," sela Dodi. Lalu dengan anehnya, Dodi bersedekap layaknya bos yang kecentilan dan mendongakkan kepalanya dengan mata yang memandang ke bawah. "Dengan ini lo nggak punya posisi lagi di sini."

"Sialan gue masih ingat sama kalimat Jyanna yang itu," seru Tenku. "Hampir aja gue jatuh cinta sama dia karena kalimat---"

Plak

Jeff kali ini yang menghantam kepala Tenku dengan sendok dan membuatnya merintih.

"Apaan dah, Jeff."

Jeff & JyannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang