Setelah menutup pintu kamar inap Jyanna, Jeff langsung lemas dan duduk di bangku panjang dengan tangan yang saling bergenggaman. Tangannya dingin dan berkeringat seiring dengan jantungnya yang berpacu cepat dan ... sesak.
Jeff tahu bahwa apa yang dilakukannya tadi hanya akan membunuh Jyanna, tapi ketika Alan memintanya untuk membuat Jyanna berhenti mencintainya, hanya ini yang bisa Jeff pikirkan. Jeff pikir, dengan mengatakan bahwa ia berpacaran dengan Anneth, akan membuat Jyanna berhenti dengan sendirinya untuk mencintainya dan fokus bahagia dengan Kian.
Jahat? Jeff akui bahwa dirinya sejahat itu. Bahkan ketika Jyanna menangis dan merasakan sakit yang tak tertahan, ia hanya bisa diam menyaksikannya. Bukankah dirinya lebih dari seorang iblis?
Penglihatan Jeff kini masih penuh dengan mata Jyanna yang memerah. Mata kecewanya yang tidak percaya akan apa yang didengarkannya. Akan tetapi, hanya ini yang bisa Jeff lakukan ketika ia menghabiskan waktu yang lama untuk mencari cara membuat Jyanna menjauh.
Sret
Suara pintu terbuka, di sana tampak Alan yang murka dengan wajah super merahnya. Lelaki itu mengepalkan tangannya dan tanpa Jeff duga, kepalan itu mendarat tepat di wajahnya hingga membuat dirinya tersungkur ke lantai.
"Apa perlu dengan cara kayak gini, Jeff?" Suara Alan yang marah dan kecewa, Jeff tahu itu.
Ia akhirnya berusaha berdiri, menyentuh sudut bibirnya yang berdarah. Tenaga Alan kuat, melebihi tenaganya dan lelaki itu akan bisa membuatnya masuk ke rumah sakit jika saja tinjunya tadi lebih keras lagi.
"Cuma itu yang bisa gue pikirin."
"Nggak dengan bikin sakit dia makin parah, bego!" teriak Alan pelan seraya mencengkeram kerah seragam Jeff. "Yana sakit jantung, Jeff! Dia sakit jantung! Harapan hidup dia makin sedikit dan lo semakin mempersingkat hidupnya!"
Jeff tahu. Ia sudah tahu itu. Ia mendengar semuanya, saat Alan berbicara dengan orangtua Jyanna sebelumnya. Setelah orangtua Jyanna kembali dari ruangan dokter itu, mereka langsung berbincang dan Jeff tidak sengaja mendengarnya. Hatinya juga hancur, sangat hancur. Tapi Jyanna tidak akan berhenti mencintainya jika ia tidak melakukan ini. Jeff tidak ingin membunuh Jyanna!
"Maaf..."
"Gue nyuruh lo bujuk dia, bukan dengan cara gini, Jeff..."
"Maaf..."
Alan melepaskan cengkeraman tangannya dan Jeff menyadari bahwa ia juga menyakiti Alan, lelaki yang dipercayainya selain ayahnya. Alan pasti percaya bahwa Jeff akan membujuknya dengan cara yang paling lembut, tapi yang diterimanya malah seperti ini. Alan jelas kecewa.
"Hanya ini satu-satunya cara supaya dia berhenti."
Alan masih menatapnya dengan murka, tapi Jeff tidak takut untuk menatap matanya itu. Mata Alan tidak ada apa-apanya dibandingkan mata Jyanna yang tidak tahan untuk ia lihat tadi.
"Pilihan orangtua gue nggak pernah salah, Kian akan lebih bisa jaga Yana. Untuk seterusnya, tolong jangan muncul di hadapan Yana. Dia butuh waktu." Selepas mengatakan itu, Alan segera menghapuskan air matanya dan masuk ke kamar itu dengan bahu yang lemah.
Saat itu juga Jeff memejamkan matanya. Ia hanya bisa mengatakan maaf kepada Alan, tapi tidak untuk Jyanna, padahal gadis itulah yang harus memaafkannya karena menyakitinya seperti ini. Gadis itulah yang membutuhkan kata maaf karena telah hampir membunuhnya.
Drt...
Ponselnya bergetar, Jeff membuka pesannya dan menampilakan pesan Tenku beserta Dodi.
Tenku: gw denger jyanna memburuk
Dodi: lo beneran ke rs? Kondisi dia kek gmna?
Tenku: jeff?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeff & Jyanna
Ficção Adolescente"I just love him so much, but he doesn't love me." || 2019 by Kyuri0510