Pesta perayaan ulang tahun sekolah sedang dilaksanakan malam ini. Jyanna yang sudah rehat di rumah sakit selama beberapa hari akhirnya memilih untuk ikut demi menikmati acara yang ia dan teman-temannya tunggu.
Sebenarnya ia tidak diperbolehkan ikut oleh orangtuanya, tapi berkat bantuan Alan dan Kian, akhirnya ia diizinkan dan tentu saja dengan syarat bahwa Kian harus ikut. Oke, karena dirinya akan bertunangan dengan Kian lusa, jadi tidak apa-apa.
Tepat pukul 7 malam, ia dan Kian tiba di pesta ulang tahun sekolah. Pesta ini bukan pesta resmi, karena pesta resminya dilaksanakan pagi tadi bersama para guru dan staf sekolah. Malam ini khusus untuk siswa dan siswinya. Boleh membawa pasangan tentu saja.
"Udah cantik, belum?" Jyanna menolehkan kepalanya ke arah Kian yang tampak gagah dalam tuksedo yang bewarna serasi dengan gaunnya.
"Cantik, tapi malesin. Ntar kalau kamu cantik, yang lain jadi ngeliatin kamu terus." Kian berusaha sok romantis, dan tangannya bergerak untuk merapikan rambut Jyanna yang tergerai lembut.
"Nggak akan mempan di aku kalau Kakak ngomong gitu, dan mereka-mereka nggak akan berani dekatin, kok." Selepas mengatakan itu, Jyanna merangkulkan tangannya ke lengan Kian dan mengajaknya memasuki bangunan sekolah.
Setibanya di sana, mereka disambut meriah oleh semua orang, termasuk teman-temannya.
"Akhirnya datang juga, halo Kak Kian," seru Cantika. "Kakak ganteng loh..."
"Ganteng sih, tapi masih cakepan pacar gue," sahut Olivia sembari melirik Tenku yang sedang mengobrol dengan Dodi.
"Lo bandingan Kak Kian sama Tenku mah beda jauh, Liv. Dokter sama anak nakal kek Tenku mah bagaikan langit dan bumi," timpal Mimi dengan wajah dinginnya.
Sontak jawabannya itu membuat Olivia mencubit gemas tangannya dan Jyanna langsung melirik Kian yang hanya senyum-senyum saja menanggapi ocehan temannya. Melihat bagaimana Kian tidak risih dengan ocehan mereka membuat Jyanna tidak terlalu merasa bersalah.
"Eh, Na, mau gue ambilin minum?" tanya Mimi seketika.
Memang teman gue yang ini paling tahu aja kalau gue butuh minum.
"Biar aku aja yang ambilin," sanggah Kian. "Aku curiga Mimi bakal ngambil minuman yang aneh-aneh."
Tidak bisa menghentikan Kian, akhirnya Jyanna membiarkan lelaki itu melakukan apa yang ia inginkan. Sedangkan, dirinya mulai fokus berbincang dengan teman-temannya.
"Na, lo beneran udah mantapkan diri tunangan sama Kak Kian?" Tiba-tiba, Olivia menanyakan hal itu, membut Jyanna yang tadi tersenyum, langsung mengubah raut wajahnya.
"Berita acara pertunangan lo sama Kian udah kesebar di seantero sekolah, dan anak-anak banyak yang nggak percaya." Cantika mulai menyahut.
"Apa sih alasannya, Na? Lo nggak ngasih tahu kita."
"Girls, udah," cegah Mimi kepada kedua temannya untuk tidak bertanya terlalu banyak. "Dia belum siap untuk cerita, jadi tunggu saatnya."
Mimi benar. Jyanna memang belum siap menceritakannya kepada mereka. Entah kapan Jyanna akan siap, karena setiap memikirkannya, itu membuat Jyanna merasakan sesak teramat sangat.
"Saat waktunya tiba, gue bakal cerita, tenang aja." Jyanna berusaha meyakinkan mereka. Dan ia cukup senang mereka bertiga mengerti dengan kondisinya.
Karena tidak ingin membahas kehidupan cintanya lebih lanjut, Jyanna mengajak mereka untuk berbicara lain hal. Hingga akhirnya kedua mata Jyanna menangkap sosok yang dihindarinya selama ini, yaitu Jeff.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeff & Jyanna
Roman pour Adolescents"I just love him so much, but he doesn't love me." || 2019 by Kyuri0510