Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Itu adalah judul yang Jyanna baca saat memungut buku tersebut. Awalnya ia biasa-biasa saja, tapi setelah melihat pemilik buku serta menyadari nama yang tertera di sana, Jyanna jadi serba bingung.
Apakah yang ada di pikirannya ini sama dengan fakta sebenarnya?
Anneth langsung pergi, atau lebih tepatnya kabur setelah menyadari keberadaannya. Sedangkan Jyanna tetap diam di tempatnya, bingung dengan apa yang terjadi. Kedua matanya melihat nama Anneth di buku itu. Tapi, apakah itu adalah sebuah kesalahan untuk matanya yang memang sedikit minus?
Saat itu juga jantung Jyanna berdebar tak menentu. Ia memejamkan mata dan berusaha menenangkan dirinya selaku memikirkan apakah itu nyata atau tidak.
Sepanjang hari Jyanna terus memikirkannya, bahkan sampai di acara pertunangannya dengan Kian digelar dia masih memikirkan Anneth dan fakta yang ingin dia ketahui tentang kejadian itu.
"Ada yang ganggu pikiran lo?"
Jyanna mendongak, melihat Mimi masuk ke dalam kamarnya di sela wajahnya yang sedang dimake up untuk acaranya ini.
Jyanna menggelengkan kepalanya dan melihat pantulan wajahnya di kaca. "Lo percaya nggak kalau gue akhirnya nyerah dan pergi ke Kak Kian?"
Mimi tidak menjawab pertanyaan Jyanna secara langsung. Gadis itu meminta semua orang yang ada di kamar keluar dan meninggalkan mereka berdua di sana.
"Gue nggak percaya, itu jawaban jujur gue."
Jyanna menolehkan kepalanya kepada Mimi dan matanya tampak sangat berkaca. Seolah ingin menangis.
"Tapi ini pilihan terbaik yang harus lo pilih. Kak Kian udah kenal sama lo sejak lo masih di kandungan. Dia udah jadi seseorang yang tahu segala hal tentang lo dan dia dipastikan bisa jaga lo tanpa perlu nyakitin lo."
Mimi memegang tangan Jyanna dengan erat dan menatapnya lamat. "Gue nggak mau lo kesiksa karena cinta sepihak yang lo alami, Na. Lo udah cukup kesiksa karena penyakit yang lo derita, dan gue nggak mau cinta itu jadi garam di luka yang lo derita."
Perkataan Mimi menghantamnya dan itu sebenarnya adalah kebenaran yang harus dia pikirkan dengan matang. Kian adalah seseorang yang mengenalnya melebihi siapa pun. Keluarga dan orang terdekatnya bahkan sudah percaya kepada Kian. Hanya saja, mengapa sampai detik ini, Jyanna masih dibingungkan dengan itu semua?
"Ayo, lo harus turun. Semua udah nunggu...."
Jyanna tersenyum. Kemudian dia berdiri dari kursi riasnya dan berjalan keluar dari kamar ditemani Mimi. Di depan pintu sudah ada Cantika dan Olivia. Mereka berempat pun berjalan pelan menuruni anak tangga dan dilihatnya di ruang tengah sudah penuh dengan keluarga serta kerabat terdekat kedua pihak. Bahkan di sana sudah ada Krystal beserta suaminya. Mereka berdua pasti datang karena Krystal adalah sahabat Alan dan suaminya adalah kenalan orangtua Jyanna.
Jyanna melihat raut wajah Krystal. Perempuan itu tersenyum kepadanya, tapi bukan senyuman puas. Berusaha untuk tidak terlalu melihatnya adalah rencana Jyanna. Dia terus menuruni anak tangga dan berjalan ke arah Kian yang sudah menunggunya.
Tanpa menunggu lebih lama, mereka berdua mulai bertukar cincin dan dirayakan dengan tepuk tangan meriah oleh semua orang. Setelah pertukaran cincin, Kian mulai mengajak Jyanna berdansa dan membuat keduanya menjadi perhatian semua orang.
"Aku tadi mendengar gosip."
"Gosip?" tanya Jyanna. "Apa?"
Kian tersenyum dan mendekatkan bibirnya ke telinga Jyanna. "Orangtua kita sudah memutuskan untuk melangsungkan pernikahan setelah kamu lulus."

KAMU SEDANG MEMBACA
Jeff & Jyanna
Roman pour Adolescents"I just love him so much, but he doesn't love me." || 2019 by Kyuri0510