BAGIAN 23

2K 292 10
                                    

Jeff terus saja berjalan melewati koridor lantai rumah sakit dimana Jyanna dirawat. Sepanjang dirinya berjalan, pikirannya terus tertuju kepada kondisi Jyanna yang sangat tidak baik-baik saja. Pertama kali ia menemukannya, Jyanna sudah terbaring lemah di lantai dengan kursi yang terjatuh. Wajahnya pucat dan keningnya mulai mengeluarkan keringat dingin.

Jeff yang tujuannya kembali untuk mengambil ponselnya yang tertinggal mulai melupakan tujuannya itu dan langsung membopong Jyanna ke UKS, tapi saat perjalanan ke sana, ia langsung berpapasan dengan Mimi yang langsung saja menuntunnya ke rumah sakit. Awalnya Jeff bingung kenapa harus di rumah sakit ketika peralatan di UKS sekolah juga bagus.

Akan tetapi, Jeff sadar bahwa Jyanna memang harus membutuhkan perawatan intensif. Itu tampak saat ia menemukan Kian mengambil alih di UGD untuk merawat Jyanna dengan wajah super paniknya, bahkan ia juga melihat Mimi menangis.

Itu aneh ketika ia melihat gadis sekuat Mimi menangis melihat Jyanna yang di benaknya pingsan. Keanehan lainnya muncul ketika Jyanna ternyata harus melakukan berbagai tes. Hingga akhirnya Jeff tahu bahwa derita yang Jyanna alami bukan sekadar pingsan karena kelelahan.

Berulang kali Jeff memikirkan apa yang dialami Jyanna, tapi berulang kali juga pikirannya ditahan oleh keberadaan Kian yang sangat profesional merawat Jyanna. Lelaki itu tidak pernah lepas dari sisi Jyanna dan Jeff merasakan kehampaan. Ia merasa dirinya tidak berguna sama sekali.

"Jeff, lo belum pulang?"

Jeff mendongak dan melihat Alan berjalan ke arahnya seraya membawa sebuah tas yang sepertinya berisi peralatan Jyanna. "Ini mau pulang, lo nginap di sini?" Jeff balik bertanya.

"Nggak, nyokap yang bakal nginap. Lagipula di sini ada Kian, dia biasanya jaga Jyanna full 24 jam."

Biasanya? Apa berarti Jyanna sering masuk rumah sakit dan dirawat terus oleh Kian?

"Oh iya, thank ya udah bantu Jyanna. Gue nggak tahu gimana kalau seandainya dia lama dibawa ke RS. Pokoknya lo emang bisa diandelin banget. Bokap sama nyokap bilang makasih banget ke lo."

"It's okay, orang lain juga bakal ngelakuin hal yang sama."

Setelah berbincang sedikit dengan Alan, Jeff langsung saja keluar dari gedung rumah sakit untuk pulang karena ia tidak ingin membuat ibunya menunggu lebih lama lagi di rumah. Ia memang sudah memberitahu ibunya tentang keberadaannya, tapi tetap saja ia tidak ingin pulang larut.

Saat dirinya tiba di lobi, Jeff langsung bertemu dengan teman-teman Jyanna. Disaat Olivia dan Cantika langsung pergi mengunjungi Jyanna, hanya tinggal Mimi seorang saja yang seolah ingin mengajaknya berbincang.

"Lo belum pulang?"

Jeff diam saja. Sebelumnya memang Mimi yang pergi duluan karena ia harus mengikuti kelasnya, sedangkan Jeff mengatakan ia akan pergi belakangan, tapi ini mungkin membuat Mimi terkejut akan keberadaannya di sini dalam waktu yang sudah cukup lama.

"Ini gue mau pulang," ucap Jeff, lalu memilih untuk mengakhiri pembicaraan ini.

"Lo peduli sama Jyanna?"

Langkah Jeff terhenti karena pertanyaan Mimi, ia pun segera berbalik menatapnya kembali. "Itu tugas gue sebagai ketos," jawabnya. "Please, jangan anggap peduli yang gue lakuin ke Jyanna sebagai bentuk peduli yang spesial."

Kening Mimi berkerut. "Baguslah, gue juga nggak mau peduli yang lo kasih itu bersifat spesial, karena jujur, ngelihat lo bersikap dingin ke Jyanna itu lebih baik, daripada ngasih harapan yang nggak jelas. She deserve better."

"Jadi lo nggak suka sama gue?"

Mimi menarik napasnya. "Yang jelas, gue nggak mau lo nyakitin Jyanna lebih jauh. Dia udah bego karena tetap suka sama lo dan nolak orang lain, padahal dia sadar kalau ngebuat lo balik suka itu hal mustahil banget."

Jeff & JyannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang