Tidak ada balasan lagi dari Jeff. Jyanna yang masih tersenyum, mulai memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas dan mengikuti Kian yang sedang membeli banyak bahan untuk acara bakar-bakaran nanti malam.
"Kamu bisa pulang loh, Yana. Nggak usah ikut ke sini, ntar kecapean."
Jyanna menggelengkan kepalanya dan mengambil alih stroller makanan milik Kian. "It's okay, ini hari terakhir kita di Bandung. Besok pagi udah balik, jadi aku mau muasin diri aja di sini."
Saat Jyanna akan bergerak ke depan seraya mendorong stroller itu, Kian menahan tangannya, kemudian melepaskan jaket yang dikenakannya untuk ia berikan kepada Jyanna yang tidak membawa jaketnya. "Di sini dingin."
Jyanna tersenyum, kemudian mereka pun berjalan bersama di sekitar sayur-sayuran.
"By the way, kamu benaran nggak apa-apa izin satu minggu saat udah kelas 3?"
Jyanna tampak memikirkannya. "Nggak apa-apa sih, lagipula aku bego di sekolah. Nggak ada Yana, sekolahnya bakalan tetap ada, kok."
Kian yang sedang memilih buah, mulai menoleh ke arah Jyanna dengan alis yang terangkat. "Yang harus kamu khawatirkan itu kamu sendiri, bukan sekolahmu." Kemudian ia menjitak kening Jyanna pelan. "Udah kelas 3 juga, nggak boleh bolos."
Jyanna cemberut. "Bolos sama izin itu beda ya, Kak..."
"Iya ya, terserah kamu dah." Lalu Kian melanjutkan apa yang dilakukannya, yaitu memilih sayuran segar yang akan digunakan sebagai bahan barbeque.
"By the way, Kak Kian juga nggak kerja tuh seminggu ini..."
Kian otomatis menoleh. "Lah, alasan aku bawa kamu ke Bandung ya karena ini. Ini kerjaanku. Lagipula di sini ada seminar dari rumah sakit dan aku diminta untuk ikut."
Oke, Jyanna mengerti jika dirinya tidak bisa mengalahkan Kian. Ia pun hanya bisa mengembuskan napasnya dan membantu Kian memilih sayuran yang tampak enak itu.
Selesai membeli bahan, baik Jyanna dan Kian memilih untuk langsung pulang. Selain khawatir dengan kondisi Jyanna, cuaca di Bandung juga semakin dingin hari ini. Yang jelas tidak baik untuk mereka berlama-lama di sini.
Akhirnya, setelah mengemudi menembus kemacetan di siang hari, mereka tiba di vila keluarga Kian dan langsung dipertemukan dengan Alan yang memang ikut untuk berlibur bersama kekasihnya.
"Lama banget keluyurannya, sampai obat nggak dibawa. Gimana sih, Na."
Jyanna menggigit bibirnya. Obat yang harus ia bawa memang lupa ditaruh di tasnya tadi. Dan ia pun hanya bisa tersenyum lembut.
"Yana..."
Jyanna menoleh ke arah Kian. "Udah, aku nggak apa-apa sekarang."
Terdengar helaan napas Kian. Lelaki itu segera meluncur ke dapur dan Jyanna mengikutinya.
"Lagipula aku tadi sama Kakak, kan? Jadi kalau ada apa-apa, enak karena bareng Kakak."
"Iya ada aku, tapi kalau kamu ngilang ya bahaya," ujar Kian sambil meletakkan plastik bawaannya.
"Apa gunanya handphone," ralat Jyanna seraya membantu Kian mengeluarkan isi plastik dan meletakkan beberapa ke dalam kulkas. "Lagipula hasil pemeriksaanku tadi juga baik, nggak ada yang perlu dikhawatirkan. I'm fine banget."
Gerakan Kian yang mengeluarkan bahan makanan terhenti karena pandangannya menoleh ke arah Jyanna. "Kekhawatiranku nggak sebatas itu, Yana..."
Jyanna membuang napasnya, lalu mendekat perlahan kepada Kian. "Please, jangan khawatir. Aku bisa sedih kalau gini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Jeff & Jyanna
Novela Juvenil"I just love him so much, but he doesn't love me." || 2019 by Kyuri0510