Hari senin yang melelahkan kembali lagi. Jyanna yang sudah kembali menyelesaikan urusannya kemarin, sekarang dapat lagi masuk ke sekolah seperti biasanya.
Setelah diantarkan ke sekolah oleh sang kakak, karena Jyanna malas membawa mobil, akhirnya ia berjalan dengan tangan memegang ponsel menuju gedung kelas 12 yang berada di hadapan gedung perpustakaan.
Saat dirinya masuk ke dalam kelas, semua orang menghilang, hanya meninggalkan tas mereka saja. Padahal ini sudah jam delapan kurang, dan tidak biasanya kelas kosong pada jam segini.
"Na..."
Jyanna menoleh ke arah belakang dan melihat Siska, teman kelasnya datang. "Yang lain ke mana? Kenapa cuma tasnya doang di sini?"
"Di lapangan basket, Jeff lagi tanding basket sama Junot."
"Jam segini? Tapi kan bentar lagi upacara."
"Udah nonton aja," ujar Siska.
Jyanna mau tidak mau berjalan menuju lapangan basket dengan tas yang masih ada di kedua pundaknya. Setibanya di sana, Jyanna berusaha untuk berjalan ke depan agar dapat dengan leluasa melihat apa yang sedang terjadi.
Dan benar saja dengan perkataan Siska, bahwa sekarang Jeff dan Junot sedang bertanding. Jika dilihat dari skornya, Jeff lebih unggul, tapi lelaki itu tampak kelelahan dan Jyanna tidak suka melihatnya seperti itu.
Jyanna menduga jika ini adalah tantangan dari Junot, tapi ia tidak bisa menduga jika Jeff menerima tantangan itu. Karena sebelumnya ia enggan untuk bertarung dengan Junot. Jika Jeff terpaksa melakukannya, pasti ada sesuatu di antara mereka.
BRUK
Mata Jyanna membulat seiring dengan tubuh Jeff yang tiba-tiba terjatuh ketika ia berusaha melemparkan bola ke ring basket. Sontak saja Jyanna berlari ke arahnya dan berusaha untuk membantu Jeff.
"Lo nggak apa-apa, kan?"
Jeff tidak menjawab perkataan Jyanna dan malah mendorong tubuh Jyanna untuk menjauh, dan itu membuat Jyanna membatu. Ini pertama kali Jeff mendorongnya. Dilihatnya wajah Jeff yang memerah, seolah tersulut dengan api kemarahan. Jeff marah.
Jyanna akhirnya menoleh ke arah Junot yang tampak puas karena sudah membuat Jeff terjatuh dan ia juga menoleh jika skor sekarang seri. Jyanna tidak tahu kapan skor Junot bertambah, mungkin saja saat ia tidak memperhatikan permainan mereka karena yang diperhatikannya hanya Jeff.
"Gue bakal bikin lo ngehapus foto itu."
"Kalau begitu menanglah."
Jyanna tidak mengerti. Sebenarnya apa yang mereka bicarakan? Foto apa?
"Na..."
Jyanna menoleh ke arah Tenku.
"Lo sebaiknya mundur," pinta Tenku, yang membuat Jyanna mau tak mau harus mundur beberapa langkah untuk membiarkan pertarungan dimulai lagi.
Pertandingan antara Jeff dan Junot terus berlangsung dalam beberapa saat, hingga akhirnya mereka tiba di penghujung menit terakhir. Skor Jeff unggul, tapi perbedannya dengan skor milik Junot hanyalah satu angka. Sekarang, siapapun yang mencetak lebih dulu, maka itulah pemenangnya. Dan demi apa pun, Jyanna tidak ingin Jeff dipermalukan.
"Kayaknya nggak akan berhasil."
Jyanna mendongakkan kepalanya menatap Tenku, yang sudah kehilangan harapan untuk Jeff.
"Jeff nggak pernah main basket selama ini, dan gue curiga Junot tahu kalau itu adalah satu-satunya kelemahan dia."
Langsung saja Jyanna menoleh ke arah Jeff, melihatnya dengan tatapan kekhawatiran. Jyanna tidak tahu bahwa itu adalah kelemahan Jeff, meskipun ia sudah menonton semua pertandingan basketnya. Karena memang Jeff tidak pernah bermain full untuk timnya. Jyanna pikir itu adalah hal yang wajar, tapi mengetahui bahwa itu adalah kelemahannya membuat Jyanna ingin segera menghentikan pertandingan ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jeff & Jyanna
Ficção Adolescente"I just love him so much, but he doesn't love me." || 2019 by Kyuri0510