Jyanna kembali memasangkan topengnya ketika ia sudah melakukan apa yang harus dilakukannya kepada Jeff malam ini. Di balik topengnya, ia tersenyum dengan lebar dan kegugupannya perlahan mulai hilang.
Napasnya berembus, seiring dengan kelegaannya. Ia berhenti melangkah beberapa saat sebelum akhirnya ia kembali membalikkan diri untuk menatap Jeff yang mulai melepas topengnya. Jyanna tersenyum.
Kadang dirinya tampak menyedihkan, selalu mengejar Jeff yang mengabaikannya. Namun, ada hal yang membuatnya tidak bisa berhenti. Jauh dari abaian Jeff, lelaki itu menunjukkan sikap pedulinya. Jyanna suka dengan itu.
Jyanna membalikkan tubuhnya. Melangkahkan kakinya menuju meja minuman yang berada di pinggir kolam bagian kiri. Kakinya yang mulus bergerak dengan pelan mengikuti irama musik.
"Eh?"
Jyanna mendadak diam. Tubuhnya langsung berputar ketika ia merasakan gerakan cepat yang diberikan seseorang ke bagian tubuhnya yang privasi. Sentuhan itu membuat Jyanna mendebarkan jantungnya dan tangannya mulai terkepal.
Jyanna pun segera melepaskan topengnya dan menjatuhkannya. Diedarkan pandangannya untuk melihat siapa yang berani menyentuunya seperti itu.
"Dasar gila."
Karena tidak dapat menebak itu siapa, Jyanna akhirnya memilih untuk berjalan cepat ke arah keluarganya berada.
"Kamu kenapa, Sayang?"
Jyanna menggelengkan kepalanya ketika sang ibu menanyakan perihal kondisinya yang tidak bisa bernapas dengan normal.
"Ada yang sakit?"
Jyanna menggelengkan kepalanya lagi. Ia mencoba untuk menampilkan wajahnya yang baik-baik saja kepada sang ibu. "Yana nggak apa-apa kok, Ma."
Sepertinya kalimat yang Jyanna keluarkan tidak membuat sang ibu tenang. Wanita cantik itu membelai wajah Jyanna dan berkata, "Kalau sakitnya kambuh, kasih tahu Mama. Biar kita ke Kian sekarang juga."
Jyanna tersenyum dan menggenggam tangan sang ibu. "Yana benar baik-baik aja, Ma. Tadi cuma deg-degan aja habis ngobrol sama Jeff."
Mendengar nama Jeff, sontak wajah ibunya terlihat lega dan itu membuat Jyanna dapat tenang.
"Mama dengar dari Juna, kamu nembak Jeff, dia jawab apa?"
Wajah Jyanna memerah ditanya seperti ini. Ia pun hanya membalasnya dengan senyuman. "Nanti Yana cerita, Mama mending jagain Papa. Tuh Papa sendirian ngobrol tanpa ada Mama."
"Biarin lah, ngomongin bisnis. Mama nggak ngerti."
Jyanna mengembuskan napasnya. "Yaudah, Mama pokoknya masuk aja. Masa mau ngumpul bareng yang muda-muda."
"Ngusir nih ceritanya?"
"Iya, Yana ngusir," balas Jyanna yang dibalas dengan gelengan kepala sang ibu.
Lalu Jyanna akhirnya berhasil meminta sang ibu untuk masuk ke dalam hotel untuk mengobrol dengan kerabat mereka yang diundang. Sedangkan Jyanna, ia mulai memasang wajah seriusnya dan kembali mengedarkan kepala ke arah teman-temannya yang bersetelan.
Hal yang dialaminya beberapa saat yang lalu membuat Jyanna tidak bisa tenang. Siapa lelaki sialan yang menyentuhnya itu dan kenapa semua terjadi dengan sangat cepat?
Jyanna risih. Jujur, ia benci diperlakukan seperti itu dan bisa membuat dirinya merasa tidak tenang.
"Yana..."
Jyanna menoleh, atau lebih tepatnya terkejut, yang membuatnya langsung bertemu dengan sosok yang sebelumnya diucapkan sang ibu.
"Loh, Kak, katanya nggak bisa datang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Jeff & Jyanna
Roman pour Adolescents"I just love him so much, but he doesn't love me." || 2019 by Kyuri0510