Kedatangan Jyanna ke sekolah setelah berita pertunangannya tersebar disambut baik oleh beberapa orang, karena ada saja yang membicarakan hal negatif tentangnya. Akan tetapi, Jyanna tidak akan memikirkannya karena ia memang harus menjaga tubuh serta kepalanya agar tidak membuat kondisinya semakin menurun.
Seperti pagi biasanya, Jyanna bersama sahabatnya pergi ke kantin untuk makan bersama dan karena dirinya harus menjaga pola makan yang sehat, Jyanna hanya bisa makan bekal dari rumah yang kesemuanya adalah sayuran serta buah-buahan.
"Hidup sehat banget, Na," seru Olivia. "Itu bisa bikin kenyang?"
"Kalau porsinya gede mah pasti bakalan kenyang, lagipula gue harus diet supaya gaun pernikahan gue muat."
"Aelah, dasar yang mau nikah duluan," sahut Cantika. "Eh, bukannya kita juga harus diet? Kan jadi bridesmaid lo."
Jyanna hanya tersenyum dan berkata, "Gendut juga nggak apa-apa, gaunnya belum jadi juga."
"Kagak bisa, dong. By the way, mau nikah di mana?"
"Di sini lah," timpal Mimi yang baru saja tiba membawa baksonya. "Lo kira dia kayak Oliv apa yang mau nikahannya di Disney. Ngabisin uang aja."
"Belum tentu calonnya mampu," seru Jyanna yang membuat mereka bertiga tertawa selain Olivia.
"Jangan salah, Tenku tajir," seru Olivia.
"Emang lo yakin nikah sama Tenku?"
"Yakin dong, kedua ortu kita udah saling kenal. Lagipula cinta mati gue sama dia."
"Bucin," jawab Mimi. "Awas lo putus, gue ketawain sampai mampus."
"Doa lo nggak enak banget, Mi. Doain gitu langgeng kayak Glen-Chelsea."
"Gue mau doaian kebahagiaan Nananya kita," sahut Cantika dengan mata yang memandang Jyanna.
"Mual gue liat muka lo, Can."
Dan tentu saja itu membuat Mimi serta Olivia tersenyum masam, sedangkan Cantika hanya memasang wajah kesalnya.
"Oh iya, Na. Kompetisi fotografinya jadi diadain kapan?" tanya Olivia seketika. "Kalau bisa bulan ini, ya? Biar gue nggak sibuk-sibuk amat. Mana persiapan ujian dan acara perpisahan sekolah ntar."
"Kenapa nggak nyerahin urusan OSIS ke adik kelas, sih? Bentar lagi pemilihan, kan," ujar Mimi.
"Maunya gitu, cuma Jeff pengin kita yang ngurus biar jadi kegiatan terakhir untuk angkatan kita, tapi masih dibantu mereka, kok."
"Terlalu pengin sempurna tuh anak," timpal Mimi tanpa memikirkan perasaan Jyanna yang tampak tak nyaman karena membahas hal itu. Akan tetapi, setelah sadar bahwa Jyanna murung akan itu, membuat Mimi berkata, "Untuk kompetensinya, adain minggu depan aja. Ntar kita rapat untuk bagi tugas."
"Oke lah."
Setelah menghabiskan makanannya, ketiga teman Jyanna pergi untuk membayar makanannya dan meninggalkan Jyanna sendirian di mejanya. Ketika dirinya sibuk menghabiskan waktunya, muncullah seseorang yang tidak pernah Jyanna harapkan kehadirannya.
"Congrats ya, Na. Tunangan juga. Cincin lo mana?"
Juna adalah lelaki yang memang tidak ingin ia lihat saat ini, tapi mustahil Jyanna lakukan ketika lelaki ini belum juga keluar dari sekolah ini.
"Benci banget sama gue ya, Na?" tanya Juna dengan wajah sok manisnya.
"Lo mau apa ke sini?"
"Cuma mau ngasih tahu sesuatu."
"Sesuatu?" tanya Jyanna bingung.
Juna menganggukkan kepalanya dan menolehkan kepala ke arah meja panjang yang di sana diduduki oleh Junot serta satu teman perempuannya. Jyanna jadi bingung kenapa Juna melihat adiknya seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jeff & Jyanna
Teen Fiction"I just love him so much, but he doesn't love me." || 2019 by Kyuri0510