●●●
Saat mendengar Clara mengatakan bahwa dia hanyalah anak adopsi, entah kenapa aku merasa kasihan padanya. Apalagi saat dia mengatakan bahwa ayah dan ibu angkatnya, tega membunuh anak kandungnya sendiri.
Jujur, aku tidak menyangka hal itu. Ada banyak pertanyaan di dalam pikiranku sekarang. Bagaimana bisa mereka melakukan hal sekejam itu..?! Sebenarnya, apa yang terjadi di dalam keluarga Clara..? Masa lalu seperti apa yang pernah ada di dalam kehidupan Clara..? Aku sangat ingin mengetahuinya.
Karena bagiku, Clara begitu sulit ku pahami. Ada sesuatu pada dirinya, yang membuatku merasa aneh. Terkadang apa yang ku rasakan, begitu menakutkan dan sakit secara bersamaan. Namun terkadang, perasaan itu berubah menjadi hangat dan nyaman. Semua perasaan aneh itu, selalu bergantian datang saat aku bersama dengan Clara.
※
※
※
Seperti biasanya, Raisa saat ini terus saja mengikuti Alvin kemanapun. Dia terus saja mengoceh, meski Alvin sama sekali tidak menanggapinya.
"Kakak ini keterlaluan sekali..padahal aku sudah bertanya pada Clara, dan dia mengatakan bahwa kakak ini sebenarnya melihatku.." rutuk Raisa yang berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya, mengikuti Alvin yang sedang berjalan ke arah toilet.
Raisa yang sejak tadi terus merutuk kesal, tidak menyadari bahwa dirinya mengikuti Alvin masuk ke dalam toilet laki-laki. Hingga saat Alvin mulai masuk ke dalam salah satu bilik yang ada di dalam kamar mandi itu sambil sedikit berdeham, barulah Raisa sadar bahwa dirinya sekarang ada di dalam toilet laki-laki.
"ASTAGAA..!! Ke-Kenapa Aku Bisa Sa-Sampai Kemarii..?!" ucap Raisa, dengan ekspresi terkejutnya.
Raisa semakin terkejut, kala melihat Alvin mulai membuka ikat pinggangnya. Dan akan menurungkan ritsleting celananya, membuat Raisa berlari keluar sambil berteriak dengan wajah memerah.
"WAAAAAAAAAA...!!"
Teriak Raisa sambil berlari menembus tubuh beberapa anak laki-laki yang juga masuk ke dalam toilet. Saat Raisa menembus tubuh para anak laki-laki itu, tiba-tiba saja mereka merinding seketika. Dan itu cukup untuk membuat mereka semua ketakutan dan mengira bahwa toilet itu di huni oleh hantu menyeramkan.
Raisa kemudian berada di luar toilet laki-laki, dia terlihat ngos-ngosan. Bukan karena capek berlari, tapi karena rasa terkejut yang di rasakannya saat ini. Raisa berusaha untuk mengatur napas dan detak jantungnya yang memburu. Masih terlihat di pipinya, semburat kemerahan.
"Apa-Apaan ta-tadi ituu..!! Ha-Hampir Saja A-Aku melihatnya..! AAAAAH..!!" ucap Raisa, di sela-sela keterkejutannya. Dirinya kemudian berlari kencang sambil menutup wajahnya menahan malu, tanpa Raisa sadari bahwa Alvin sudah keluar dari toilet.
Alvin sedikit mendengus dan kemudian berjalan santai menuju ke kelasnya sambil terus memasang ekspresi dinginnya.
Sementara itu, Raisa terus berlari hingga tanpa sadar dia menabrak dari belakang, seorang anak yang ternyata adalah Clara. Hampir saja, Clara jatuh tersungkur. Itu membuat Clara terlihat sangat garang, apalagi saat dirinya tahu bahwa yang menabraknya barusan adalah Raisa.
"Dasar Kucing Kecil..!! Apa Sekarang, Selain Otakmu Yang Mini Itu, Penglihatanmu Juga Buram Hah..?!" umpat Clara membuat Raisa kaget, sekaligus cemberut.
"Ma-maaf..aku tidak sengaja.." ucap Raisa, dengan nada pelan.
"Jangan bilang kau lari karena di kejar hantu lagi..!? Kalau sampai itu alasannya kau berlari, akan ku pastikan kau akan teriak selama lima hari..!" ucap Clara, dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Berlalu (Tempus Fugit)
Mystery / ThrillerCerita tentang kasih sayang, misteri dan kutukan.. ________________ Raisa adalah seorang siswa SMP, dia memiliki hidup yang bahagia bersama dengan Ayah, Ibu, dan adiknya, Reina. Namun, sebuah kecelakaan membuat adiknya koma dan harus dirawat di Ruma...