Clara berdiri di depan cermin yang ada di toilet. Di wajahnya terlihat ada percikan berwarna hitam kemerahan, tatapan mata Clara yang dingin mengarah ke sosok hantu yang tergeletak di atas lantai. Clara kemudian melihat tangan kanannya yang penuh dengan warna hitam. Dia lalu menjilat sedikit warna hitam yang ada di jempol tangan kanannya dan lalu meludah.
"Cih. Rasa darahmu menjijikkan." Ucap Clara dingin.
Hantu yang tergeletak di lantai itu perlahan-lahan menghilang seperti butiran-butiran debu yang berterbangan, menyisakan darah berwarna hitam kemerahan.
"Sh, pakaianku kotor lagi. Dan aku harus membersihkan ini semua? Cih. Menyusahkan saja." rutuk Clara saat melihat darah hantu yang kental itu masih berada diatas lantai toilet.
Clara membersihkan tangannya di salah satu wastafel yang ada di dalam toilet. Dan saat sedang membersihkan tangannya, Clara merasakan sebuah tangan memegang pundaknya. Tangan yang berwarna hitam kemerahan dengan darah kental yang mengucur di sela-sela jarinya.
"Waah, Clara sayang. Kau sangat kejam bahkan kepada hantu. Aku jadi takut padamu."
Clara mendengar suara yang menakutkan, dia tahu betul suara itu. Yang saat ini berbicara dengannya adalah diri lain Raisa.
"Kau lagi." Ucap Clara dingin saat melihat dari pantulan cermin sosok hantu yang mirip dengan Raisa.
"Kau ini tidak bosan yah menggangguku?"
Sosok mengerikan itu hanya tertawa mendengar perkataan Clara. Clara merasa muak melihatnya, dia kemudian berbalik dan langsung menatap tajam sosok mengerikan itu.
"Kau yang melakukannya kan?" tanya Clara dengan tatapan dinginnya.
Sosok itu sedikit memiringkan kepalanya dan menaruh telunjuk tangan kanannya yang berlumuran darah di dagunya sambil memasang ekspresi yang sedang berpikir.
"Hm? Melakukan apa Clara sayang?"
"CCTV, itu kau. Benar, kan?"
Sosok mengerikan itu tersenyum lebar hingga kedua sisi bibirnya robek, ia kemudian tertawa keras dan lalu mengangkat kedua tangannya untuk mengelus pipi Clara. Namun Clara langsung menepis kedua tangan hantu itu.
"Jadi itu benar?" tanya Clara dingin.
"Aku hanya membantumu Clara sayang. Bukankah, kita ini teman."
Clara mendengus pelan sambil berkata, "Cih, siapa yang ingin berteman dengan hantu menyeramkan sepertimu?"
Hantu itu melihat Clara dengan tatapan mata yang tak bisa di artikan, wajahnya yang setengah hancur terus mengeluarkan darah segar. Dia tidak memperlihatkan senyumannya lagi, yang dia perlihatkan adalah ekspresi wajah yang tenang namun mengerikan.
"Jadi kau tidak menganggapku temanmu? Lalu kenapa kau tidak membunuhku, hah? Padahal kau bisa saja melakukan hal itu, membunuhku seperti membunuh hantu barusan itu."
Clara terdiam mendengar ucapan sosok yang ada di depannya. Dia kemudian mengalihkan pandangannya pada darah kehitaman yang masih berada di atas lantai.
"......."
Diamnya Clara membuat sosok itu kembali tersenyum. Dia kemudian mendekatkan bibirnya pada telinga kanan Clara sambil berkata, "Apa aku ini terlalu istimewa sampai tidak bisa di bunuh olehmu, Clara sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Berlalu (Tempus Fugit)
Mystery / ThrillerCerita tentang kasih sayang, misteri dan kutukan.. ________________ Raisa adalah seorang siswa SMP, dia memiliki hidup yang bahagia bersama dengan Ayah, Ibu, dan adiknya, Reina. Namun, sebuah kecelakaan membuat adiknya koma dan harus dirawat di Ruma...