Gedung olahraga saat ini sedang dihuni oleh siswa kelas 2.3, mereka terlihat sibuk menyapu dan merapikan alat-alat olahraga yang berserakan. Bu Susi selaku wali kelas 2.3 nampak memberi arahan kepada para siswanya sambil ikut menyapu. Bu Susi dibantu oleh dua orang anggota osis, Arif dan Sarah.
Bu Susi memberi arahan agar siswanya yang tidak memiliki pekerjaan bisa mengumpulkan barang bawaan mereka di satu sisi dinding agar terlihat lebih rapi dan tertata. Sementara Arif dan Sarah meminta kepada siswa kelas 2.3 supaya membentuk dua kelompok.
"Kelompok pertama akan ikut denganku untuk mengambil selimut dan perlengkapan lain yang disiapkan sekolah di aula. Sementara sisanya, membersihkan tempat ini bersama dengan Sarah." Ucap Arif yang langsung disetujui oleh siswa kelas 2.3
Siswa kelas 2.3 yang kini hanya berjumlah 19 orang saja, kini mulai membentuk dua kelompok. Kelompok pertama yang terdiri dari sepuluh orang mengikuti Arif ke aula yang berada di gedung sekolah, sementara sembilan orang lainnya mengikuti Sarah dan Bu Susi untuk membersihkan gedung olahraga agar nyaman untuk ditempati tidur.
Bu Susi melihat anak-anak didiknya yang bekerja keras dan saling membantu, nampak kesedihan dimata Bu Susi. Sebenarnya siswa kelas 2.3 berjumlah 24 orang, hanya saja empat orang siswanya sudah meninggal dunia, sementara siswa yang satunya sedang dalam kondisi koma dan dirawat di rumah sakit.
"Bu, Ibu kenapa?" Sarah menghampiri Bu Susi ketika melihat raut wajah sedih gurunya.
"Sarah, Ibu hanya kasihan pada mereka. Harus diperlakukan seperti ini rasanya…" Bu Susi tidak dapat melanjutkan ucapannya, dia berulangkali menghela napas sedih.
Sarah menatap siswa kelas 2.3 yang sedang serius membersihkan dan merapikan bagian dalam gedung olahraga. Ada siswa yang terlihat melepaskan jaring net, mengumpulkan bola basket dan volly yang berserakan ke tempatnya, serta ada siswa yang menyapu, mengepel, dan mengelap jendela besi gedung.
"Gedung sekolah memiliki empat lantai. Lantai pertama adalah aula, kantin, dan perpustakaan. Lantai kedua diisi oleh kelas 1 yang berjumlah delapan kelas dan tiga ruangan yang terdiri dari UKS, toilet laki-laki dan perempuan…" ucap Sarah yang langsung membuat Bu Susi menatapnya dengan penuh perhatian. Sarah kemudian melanjutkan ucapannya.
"…lantai tiga diisi oleh kelas 2 yang berjumlah lima kelas. Sementara tiga kelas lainnya ditempati oleh kelas 1, karena hanya angkatanku yang memiliki siswa sedikit. Berbeda dengan adik-adik kelas satu, mereka sangat banyak. Ruangan lainnya yang tersisa terdiri dari toilet, UKS, dan ruang guru.
Lantai empat diisi oleh kakak kelas 3 yang berjumlah delapan kelas, serta beberapa ruangan yang terdiri dari toilet, UKS, dan ruang Kepala Sekolah. Rencananya gedung olahraga ini yang akan ditempati untuk memasak dan sebagai kantin untuk anak-anak.
Sementara lantai satu hingga empat dijadikan sebagai tempat yang mereka gunakan tidur. Tapi…banyak siswa yang tidak setuju jika siswa kelas 2.3 menempati gedung sekolah. Alhasil murid-murid Ibu harus menempati gedung ini."
Sarah seakan mengerti dengan kesedihan Bu Susi dan kekhawatiran teman sekelasnya serta guru-guru yang lain. Adanya musibah beruntun yang menimpa siswa kelas 2.3 membuat seluruh siswa dikelas lain menjadi takut. Mereka takut dan khawatir akan musibah yang menimpa mereka jika dekat dengan siswa kelas 2.3.
Bu Susi juga menatap siswa-siswanya saat ini, sambil kembali menghela napas Bu Susi berkata. "Ibu juga tidak bisa berbuat apa-apa. Guru-guru yang lain juga tidak ingin siswa-siswa ibu menempati gedung sekolah. Ibu hanya bisa berharap agar anak-anak ini tidak merasa terkucilkan dan juga sedih…
tapi Ibu khawatir, gedung olahraga akan sangat dingin dimalam hari. Apa mereka bisa tahan…" tatapan Bu Susi menelusuri setiap sudut ruangan termasuk atap gedung olahraga. Sarah sedikit tersentak saat mendengar ucapan Bu Susi, dia sebenarnya tidak terpikirkan mengenai kondisi ruang olahraga yang begitu dingin saat malam tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Berlalu (Tempus Fugit)
Gizem / GerilimCerita tentang kasih sayang, misteri dan kutukan.. ________________ Raisa adalah seorang siswa SMP, dia memiliki hidup yang bahagia bersama dengan Ayah, Ibu, dan adiknya, Reina. Namun, sebuah kecelakaan membuat adiknya koma dan harus dirawat di Ruma...