Ini adalah hari pertama tinggal di sekolah bagi Raisa dan juga teman-teman serta guru-gurunya. Udara pagi begitu sangat segar apalagi dengan aroma rumput yang unik dan menenangkan, semua siswa diajak untuk olahraga pagi bersama.
Mereka terlihat berlari kecil memutari lapangan sekolah, kemudian melakukan beberapa gerakan-gerakan pemanasan.
Sampai saat Bu Farah mendatangi wali kelas 2.3 dan menanyakan keberadaan pak Hadi, Wakil Kepala Sekolah.
"Puan Susi? Puan ada nampak Encik Hadi tak? Dari semalam saya cari, sampai sekarang belum jumpa. Kemana agaknya yah.."
Bu Farah terlihat bingung, dia sudah mencari keberbagai tempat tetapi Pak Hadi tidak terlihat sama sekali.
Bukan hanya Pak Hadi yang tidak dia temukan, tapi juga Pak Arham. Padahal seorang Kepala Sekolah dan Wakilnya haruslah hadir sebagai pemandu gerak.
"Oh, Pak Hadi subuh tadi pergi bersama Pak Arham, katanya mereka harus mengambil sesuatu, saya juga kurang tau Bu.." Bu Susi berusaha menjelaskan kepada Bu Farah sesuai yang dia ketahui.
"Hais.. Jadi siapa ni yang nak pandu gerak murid-murid? Murid-murid sudah banyak yang tak sabar bersukan ni.."
"Hm lebih baik Pak Haikal saja yang menjadi pemandu, Bu. Pak Haikal kan bisa,"
Bu Farah mengangguk, dia kemudian mengatakan akan mencari Pak Haikal terlebih dahulu. Bu Susi mengangguk, setelah teman sepengajarannya itu pergi.. Bu Susi pun mulai melanjutkan pemanasan bersama dengan siswa-siswanya.
Ditempat lain, yaitu dikelas 2.4.. Clara terlihat melakukan gerakan-gerakan pemanasan dengan begitu malas. Tak Seperti Raisa yang begitu bersemangat disampingnya, Clara malah memasang wajah datar dan hanya menggerakkan tangan kanannya saja.
"Clara, kau harus serius melakukan pemanasan. Pemanasan ini berguna untuk mengurangi resiko cedera saat berolahraga.." Raisa mulai berbicara panjang lebar, hal ini membuat Clara menatapnya kesal.
Saat Clara menatap Raisa, dia menyadari bahwa kucing kecil ini hanya berbicara tanpa memandanginya. Secara perlahan Clara mulai mundur dan berjalan menjauh, dan meninggalkan Raisa yang masih berdiri ditempat sambil terus mengoceh.
Saat melewati beberapa Siswa, Clara tampak mencium bau yang samar-samar namun cukup dikenalinya.
Seketika Clara berhenti berjalan, dan menoleh keasal bau yang diciumnya. Clara melihat seorang gadis yang cukup dikenalnya, itu adalah salah satu gadis yang dia temui di rooftop kemarin.
Gadis ini tidak lain adalah Hana, salah satu anggota osis. Hana menyadari seseorang menatapnya, dia kemudian menoleh dan bersamaan dengan itu.. Tatapan mata Hana bertemu dengan tatapan dingin Clara.
Hana sedikit tersentak, "A-ada yang bisa ku bantu?" Hana bertanya kepada Clara dengan suara yang gugup.
Clara menatap Hana dari kepala hingga kakinya, gadis di depannya ini terlihat seperti anak yang polos dan baik-baik. Namun sepolos apapun gadis ini, sepandai apapun dia menyembunyikan sifat aslinya, Clara bisa melihat semuanya.
"Tanganmu.. Kotor."
Hana tersentak saat mendengar nada ucapan gadis ini yang terkesan mirip dengan Vallerie, namun detik berikutnya Hana mengerutkan alis. Dia heran dengan ucapan gadis ini.
Hana kemudian melihat kedua telapak tangannya, "Tapi.. Tanganku bersih, tidak kotor sama sekali.." Hana menatap Clara dengan keheranan, sebab tangannya bersih. Tidak seperti yang dikatakan oleh Clara.
Clara tidak mengeluarkan suara lagi, dia hanya menatap Hana dan kemudian berjalan meninggalkannya. Hana merasa bingung dan juga keheranan, "gadis itu sebenarnya kenapa..?" batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Berlalu (Tempus Fugit)
Mystery / ThrillerCerita tentang kasih sayang, misteri dan kutukan.. ________________ Raisa adalah seorang siswa SMP, dia memiliki hidup yang bahagia bersama dengan Ayah, Ibu, dan adiknya, Reina. Namun, sebuah kecelakaan membuat adiknya koma dan harus dirawat di Ruma...