26 - Senyum Palsu

18 6 0
                                    

"Tuan Han, apa yang Anda lakukan?" tanya Clara yang berusaha untuk menyembunyikan kemarahannya.

Tuan Han mendengar suara yang sudah tak asing lagi di telinganya, dia kemudian menoleh ke asal suara yang seperti berada di belakangnya.

"Nona Clara! Kau sudah kembali!"

Tuan Han terlihat senang saat melihat Clara. Dia langsung memeluk Clara dan itu membuat karyawannya serta Clara sendiri terkejut. Tuan Han tak bisa menahan rasa senangnya, dia terlihat menangis karena begitu senang bertemu dengan putri orang yang paling dia kagumi.

"Nona Clara sekarang sudah tumbuh besar dan menjadi gadis yang sangat cantik. Syukurlah Anda terlihat sehat dan baik-baik saja." Ucap Tuan Han ketika melepaskan pelukannya dari Clara secara perlahan.

Clara kemudian tersenyum senang. Senyum yang begitu indah dan juga lembut. Para karyawan Tuan Han kagum melihat senyuman Clara, senyuman yang bagi mereka seperti bunga bermekaran.

Tak ada yang tahu bahwa senyuman yang di perlihatkan oleh Clara ini adalah senyuman yang paling tidak tulus darinya. Clara memang sangat jarang tersenyum ataupun tertawa, karena tak ada yang bisa membuatnya senang dan karena memang tak ada yang dapat menghiburnya kecuali saat dia membuat Raisa menangis, dan juga kesal.

Melihat Raisa kesusahan adalah kesenangan tersendiri untuk Clara. Apalagi jika bisa membuat Raisa memanyunkan bibirnya setiap saat, itu adalah hiburan untuknya saat dia merasa bosan.

"Tuan Han, Anda juga terlihat sehat. Ku harap Anda baik-baik saja selama ini." Ucap Clara dengan lemah lembut sambil mengusap air mata Tuan Han dengan kedua tangannya.

Tuan Han memegang kedua tangan Clara. Tangan yang membuatnya ingat saat dia baru pertama kali bertemu dengan Clara. Waktu itu, tangan Clara begitu lemah dan juga sensitif. Tangan Clara akan memerah saat bersentuhan dengan orang selain ayah dan ibunya.

Namun saat dia mendengar bahwa Clara menjalani pengobatan untuk penyakitnya dan di nyatakan sembuh, dia dapat berpegangan tangan dengan siapapun. Meski demikian, orang tua Clara tidak pernah mengizinkannya untuk berjabat tangan dengan sembarangan orang.

Tuan Han pun juga memerlukan waktu yang lama agar Tuan dan Nyonya Chandler mengizinkannya untuk sekedar bersalaman dengan putri mereka.

"Tuan Han, apa yang sedang Anda lakukan ini?" tanya Clara sambil tersenyum tipis.

"Nona Clara, aku sedang mengganti lampu rumahmu yang sudah tidak bisa digunakan lagi. Kau bisa-"

"Tuan Han, aku tak meminta Anda untuk mendekorasi ruangan lain selain ruang tamu di rumahku ini. Tolong jangan membuat repot diri Anda, Tuan Han." Ucap Clara sambil memotong pembicaraan Tuan Han.

Clara memasang ekspresi yang tidak senang. Meski terlihat tersenyum namun Tuan Han bisa tahu bahwa Clara sebenarnya tidak suka dengan apa yang dia lakukan. Itu membuat Tuan Han merasa tidak enak.

"Nona Clara, lampu di rumah ini terlalu redup. Nona bisa menabrak sesuatu dan bisa terluka nanti, karena itulah aku ingin menggantinya agar Nona tidak terluka." Ucap Tuan Han yang berusaha meyakinkan Clara agar mengizinkan para karyawannya untuk mengganti lampu di rumah itu.

"Tuan Han, terima kasih atas kepedulian Anda. Tapi aku tidak terlalu suka cahaya yang begitu terang. Itu membuat kepalaku pusing, tolong hentikan sekarang juga. Dan minta karyawan Anda untuk mengembalikan lampu-lampu itu seperti semula." Ucap Clara dengan lembut, namun ada nada perintah dalam ucapannya itu.

"Dan juga, aku minta maaf pada Anda Tuan Han. Tolong lepas semua dekorasi yang ada di ruang tamuku, uangnya sudah aku kirimkan ke rekening Anda." Sambung Clara lagi.

Waktu Berlalu (Tempus Fugit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang