PERINGATAN!!
PART INI MENGANDUNG SEDIKIT KATA-KATA KASAR YANG TIDAK DI BERI SENSOR SAMA SEKALI.
WALAUPUN SEDIKIT, TAPI TIDAK PANTAS UNTUK DI TIRU APALAGI DI PRAKTEKKAN DI DUNIA NYATA.
BAGI PEMBACA YANG MERASA KURANG NYAMAN DENGAN HAL INI, DI HARAPKAN UNTUK TIDAK MEMBACANYA.BIJAKLAH DALAM MEMBACA!!
_______________________
Raisa berlarian sepanjang koridor dengan raut wajah yang kesal bercampur sedih. Ada beberapa tetes air mata yang jatuh membasahi pipinya, itu di sebabkan karena hidungnya yang masih berdenyut-denyut dan memerah.
"Ini sakit," batin Raisa yang mulai berhenti berlari.
Tentu saja itu sakit. Hidung Raisa yang apalah-apalah sekarang berubah menjadi merah seperti hidung badut. Bahkan sampai sekarang, suara 'plap' akibat ulah Alvin masih terngiang di telinganya.
Selain dari rasa sakit di hidung Raisa, dia juga merasakan bibirnya sakit. Tapi tentu saja, hidung Raisalah yang mendapat tampolan telak.
"Kak Alvin kejam sekali!! Kalau hidungku bengkak, gimana?! Atau yang paling menakutkan!! Bagaimana jika hidungku masuk kedalam!! Tidak, tidak, tidak, tidaaaak!! Membayangkannya saja membuatku takut!"
Pikiran Raisa yang di penuhi oleh pesimisme membuatnya tanpa sadar sudah berada di dalam kelas 2-4, kelas dimana Clara berada. Raisa seketika tersadar, kala ia di senggol oleh seorang siswi kelas 2-4 yang ternyata Clara.
"Kau buat apa di sini kucing kecil?" tanya Clara dingin dengan suara yang setengah berbisik sambil berjalan menuju tempat duduknya yang paling depan, sedikit berdekatan dengan pintu.
"Cla-Clara...? EEH! Ini dimana?"
Raisa kebingungan, dia tidak menyangka bahwa dirinya sudah ada di dalam kelas Clara. Clara hanya duduk di bangkunya, menatap Raisa yang masih berdiri di depannya dengan tatapan dingin dan tajam miliknya.
"Kucing bodoh." Rutuk Clara, setengah berbisik agar teman sekelas yang duduk di sampingnya tidak mendengarnya.
Raisa sedikit aneh, dia tidak merasakan sakit seperti yang dulu di rasakannya saat Clara menyenggol dirinya. Tapi, daripada memikirkan hal itu Raisa menjadi ingat bahwa dia ingin mengadukan perbuatan Alvin kepada Clara. Sontak saja, Raisa mendadak merengek seperti anak kecil di depan Clara. Itu sedikit membuat Clara menaikkan sebelah alisnya, heran dengan tingkah Raisa yang menurutnya aneh.
"Claraa!! Kau harus membantuku..!! Pokoknya Harus!! Lihat ini, hidung seksi dan bibir mancungku bengkak dan merah seperti hidung badut ..." isak Raisa, sambil memonyongkan bibirnya di depan Clara.
"Kenapa bisa begitu?" tanya Clara tenang.
"Ini semua gara-gara Kak Alvin, dia menampolku dengan buku..! Sakit sekalii, sampai sekarang masih berdenyut...!! Clara, kau harus membalasnya...!!" rengek Raisa membuat Clara menghelas napas panjang. Tiba-tiba...
"Clara? Kau kenapa?" tanya seorang siswa yang duduk di sebelah kanan Clara sambil menepuk pundaknya.
"Hn, tidak apa-apa." Jawab Clara singkat.
"Kau ini aneh sekali. Ku perhatikan dari tadi sepertinya kau sedang memikirkan sesuatu. Harusnya kau belajar berinteraksi dengan orang lain. Aku bahkan tidak yakin kau bisa mengingat namaku," rutuk teman sebangku Clara, membuat Raisa menghentikan rengekannya dan fokus melihat teman Clara ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Berlalu (Tempus Fugit)
Mystery / ThrillerCerita tentang kasih sayang, misteri dan kutukan.. ________________ Raisa adalah seorang siswa SMP, dia memiliki hidup yang bahagia bersama dengan Ayah, Ibu, dan adiknya, Reina. Namun, sebuah kecelakaan membuat adiknya koma dan harus dirawat di Ruma...