28 - Rahasia Clara

16 3 1
                                    

●●●

Aku sangat penasaran dengan apa yang ada di dalam ruangan dapur Clara. Sebenarnya aku penasaran dengan seluruh isi rumah ini, tapi Clara sama sekali tidak mengizinkanku untuk berkeliling dan melihat-lihat seluruh bagian yang ada di dalam rumahnya.

Dan untuk pertama kalinya aku sedikit nakal karena mencoba untuk masuk ke dapur tanpa izin dari Clara. Ruangan dapur Clara sangatlah gelap dan sangat menakutkan. Aku tidak takut menabrak apapun karena tubuhku akan langsung menembusnya. Tapi...

Tapi yang ku takutkan adalah jika yang aku tabrak itu membuatku terjatuh. Aku pasti akan sangat ketakutan sekali. Bukan! Berjalan di tengah kegelapan ini saja sudah membuatku takut setengah mati.

Suasananya sangat sepi dan tidak mengenakkan, tak ada suara apapun selain suara napasku dan detak jantungku sendiri. Kalau aku punya senter, mungkin saja aku tidak akan setakut ini. Tapi, aku hanya bisa menyentuh benda selama lima detik dan setelah itu tanganku akan menembusnya.

Karena itulah aku mendekap tanganku agar aku tidak menyentuh apa-apa. Andai aku tahu tombol lampu yang ada di dalam dapur ini, mungkin aku bisa langsung menyalakannya. Tapi saat aku memikirkan hal itu, tiba-tiba saja aku menyandung sesuatu.

Aku benar-benar terkejut. Apa yang baru saja menyandungku itu?! Rasanya lunak dan sedikit keras, tapi...bukan seperti itu. Apa yang kaki ku sandung tadi rasanya sangat aneh. Dan saat aku memikirkannya, tubuhku tiba-tiba merinding. Seperti ada sesuatu yang menusuk dan terasa dingin di belakangku.

Jantungku seperti berhenti berdetak, lalu kemudian berpacu dengan kencang. Aku bahkan tidak yakin bahwa jantungku sebenarnya ada di dalam dadaku atau berada di dalam telingaku, karena suara jantungku benar-benar kencang.

Dan yang paling membuatku takut adalah ketika aku berbalik kebelakang, aku melihat ada sosok yang berdiri agak jauh di tempatku berada sekarang. I-itu...terlihat se-seperti manusia ta-tapi terlalu gelap ja-jadi aku tidak bisa melihat wajahnya.

"AAAAAH!!"

Raisa berteriak saat tiba-tiba sinar berwarna merah menerangi wajah sosok di depannya itu. Raisa menutup matanya dan berjongkok karena tak bisa menggunakan kakinya untuk berlari, dia tak bisa menggerakkan kedua kakinya.

Raisa berteriak histeris sambil menangis, dia terus menutup matanya. Raisa takut jika sosok yang di depannya adalah hantu yang sangat mengerikan. Namun saat Raisa mendengar suara yang sangat dikenalnya, dia pun mulai membuka matanya perlahan.

"Kau kenapa berteriak kucing kecil?"

Raisa sedikit menengok keasal suara itu, dia melihat bahwa sosok yang dikiranya adalah hantu mengerikan ternyata adalah Clara. Clara membawa senter dengan cahaya berwarna merah, dan dia memainkan senter itu di sekitaran wajahnya. Itulah sebabnya Raisa sangat ketakutan karena mengira Clara adalah hantu.

"Cla-Clara?!"

Raisa masih belum bisa menenangkan dirinya. Dia memanggil nama Clara dengan suara yang gemetaran.

"Tsk."

Clara melihat Raisa yang sangat mirip dengan marmut yang meringkuk ketakutan. "Aku menyesal menyebutmu kucing. Kau terlihat lebih mirip marmut sekarang." batin Clara sambil berjalan mendekati Raisa.

Waktu Berlalu (Tempus Fugit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang