18 - Desakan

28 10 5
                                    

PERHATIAN!!

PART INI MENGANDUNG ADEGAN YANG TIDAK PANTAS DI BAYANGKAN, KATA-KATA KASAR YANG TIDAK DI SENSOR SAMA SEKALI DAN HAL YANG SANGAT TIDAK BOLEH DILAKUKAN DI DUNIA NYATA.

BAGI PEMBACA YANG TIDAK SUKA ATAU KURANG NYAMAN DALAM HAL INI. SANGAT DIANJURKAN UNTUK TIDAK MEMBACANYA.

BIJAKLAH DALAM MEMBACA!!

____________________

●●●

"Aku siapa?"

Clara terlihat berdiri di tengah-tengah cahaya redup yang ada di dalam kegelapan, tak ada siapapun selain dirinya disana. Matanya sedikit melihat kebawah, Clara terus bertanya dalam dirinya.

"Alasanku ada disini apa?"

"Tujuan hidupku ... apa?"

Pertanyaan itu selalu terulang, dia melupakan jawabannya. Clara merasa telah melupakan sesuatu yang penting baginya, sesuatu yang berharga. Sampai dia mendengar suara seseorang yang memanggilnya.

"Clara?"

Clara mendengar suara itu, tapi dia tidak tahu siapa. Saat ini dia hanya seorang diri di dalam kegelapan dan tidak bisa menggerakkan tubuhnya, dia menoleh berusaha mencari asal suara itu tapi tak juga dia temukan. Suara itu kembali lagi,

"Clara!"

"Siapa itu?"

Hanya ada kegelapan, Clara sendiri bingung dengan suara yang di dengarnya. Tak ada siapapun selain dirinya.

"Siapa ..."

"Clara, ini aku."

Clara merasakan ada seseorang yang memegang tangan kanannya, dia menoleh dan melihat Raisa berdiri tepat di sampingnya.

"Kucing kecil?"

"Clara, kau baik-baik saja kan?" tanya Raisa dengan suara yang khawatir.

"Aku tidak tahu ... aku tidak tahu alasanku ada... aku seperti melupakan sesuatu."

"Clara, bukannya kau sudah berjanji untuk membantuku menghilangkan kutukan ini? Kita harus secepatnya melakukannya agar semua orang bisa selamat!"

"Kutukan?"

Benar, Clara mulai ingat. Dia hampir saja melupakan tentang kutukan itu. Dia harusnya membantu Raisa untuk menghilangkan kutukan mengerikan itu.

Tapi, apakah hanya itu alasannya ada? Apakah hanya itu tujuan hidupnya?
Clara sudah mengingat bahwa dirinya akan membantu Raisa, namun masih ada sesuatu yang hilang di dalam dirinya. Sampai Clara mendengar suara lagi,

"Clara!"

Clara menoleh, dia tidak melihat siapapun selain Raisa yang memegang tangan kanannya. Suara itu kembali lagi, dan kali ini dia merasa ada seseorang yang memegang pundak kirinya.

"Clara, mulai sekarang dia akan menjadi saudarimu! Kau senang, kan?"

Bersamaan dengan suara itu, Clara melihat ada gadis seumurannya dan seorang wanita paruh baya di samping gadis itu, mereka berdua terlihat berpegangan tangan.

Waktu Berlalu (Tempus Fugit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang