Vokalis Band Sekolah

724 58 14
                                    

Minggu depan acara ulang tahun SMA Nurmala. Banyak acara yang diselenggarakan panitia. Dan selama seminggu ini murid-murid dibebaskan dari tugas sekolah, hanya difokuskan untuk acara ulang tahun sekolah agar berjalan lancar.

Salah satu siswa yang diminta tampil adalah Gaara. Statusnya yang masih menjabat vokalis band sekolah tercinta, mengharuskannya ikut tampil bersama teman-temannya. Ada Deidara si gitaris, Lee si bassis, Hidan si pianis, dan Chouji si drummer.

Sebenarnya Gaara tidak mau berkontribusi lagi dalam urusan lain selain belajar di sekolah, tapi itu permintaan langsung dari kepala sekolah. Status Gaara yang masih pegang alma mater sekolahnya bisa apa selain menurut? Anggap saja ini sekalian penampilan terakhirnya sebelum lulus dari sekolah.

"Lo dan Hinata jadi masuk universitas yang sama?" tanya Deidara.

"Jadi," jawab Gaara tak begitu yakin.

"Hinata masuk Universitas Setya, mau ambil FKIP jurusan PGPAUD. Lah elu mau ambil jurusan apa kalo masuk kampus itu, ha?"

"Apa aja,"

Hidan mengacak rambut Gaara. "Kita tau, Gaa. FKIP itu bukan link yang lu pengen." Dia lihat teman-temannya, menginginkan persetujuan dari mereka. "Dari kecil, lu itu pengen banget jadi dokter. Dari dokter, ke guru? Sumpah, gue ngga bisa bayangin."

"Yaa, jangan dibayangin lah," kekeh Gaara. Memperhatikan tema-temannya yang terlihat cemas. "Tenang aja, jangan terlalu dipikirin gitu. Ujian aja juga belum,"

**

Hampir jam dua siang, Gaara sudah tak memiliki jadwal apa-apa lagi. Jadi, ia bisa langsung pulang. Ah, atau mungkin bisa menunggu Hinata dulu.

Gaara membuka lokernya, seperti biasa, banyak surat-surat cinta di sana. Berdecak pelan, laki-laki tampan itu mengeluarkan kantong plastik berukuran sedang dan memasukkan surat-surat tersebut ke dalamnya. Entah sudah berapa banyak surat yang ia terima selama menjadi siswa SMA Nurmala.

"Surat cinta lagi, ya?" Hinata berdiri di samping Gaara dengan senyum lebar.

"Apa, sih?" Gaara menggelengkan kepala. Masih membiarkan tangan pacarnya itu berada di atas pundaknya. "Masih ada kegiatan lagi?"

"Udah selesai." Senyum Hinata merekah. Dia mengubah posisinya menjadi berdiri dengan bersandar pada jajaran loker. Dilihatnya Gaara yang masih sibuk membersihkan lokernya dari tumpukan surat itu. "Pulang, yuk!"

"Bentar, ya?"

Hinata menunggu Gaara menyelesaikan urusannya dengan surat-surat itu. Lalu ada seorang siswi menghampiri mereka, Gaara lebih tepatnya. Siswi itu bernama Matsuri, mantan ketua tim pemandu sorak SMA Nurmala.

"Gaa, gue lagi ngga bawa mobil. Gue nebeng lo bisa, 'kan?"

"Gue mau pulang sama Hinata, Ri. Maaf, ya? Nanti biar gue bilang Hidan buat nganter lo pulang,"

"Tapi, gue harus pulang sekarang juga. Hari ini Mama ada acara di rumah Oom. Gue diminta bantuin,"

Hinata menundukkan kepalanya sebelum menatap Gaara yang tampak bingung. "Kamu anterin Matsuri pulang, biar aku pulang sendiri aja." Tersenyum kecil, Hinata menepuk-nepuk pipi Gaara. "Aku pulang dulu, ya?"

Gaara dengan sigap langsung menggenggam tangan Hinata yang hendak pergi meninggalkannya. "Kita tetep pulang bareng," katanya tegas.

"Tapi-"

"Bentar," sela Gaara yang kini semakin mengeratkan genggaman di tangan Hinata. Dia sengaja menghubungi Hidan dan menyuruhnya menemuinya di koridor. "Lo cepetan ke sini! Gue tungguin!"

Cerpen Hinata Hyuuga ala LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang