"Sas, lo kenapa? Gue lihat akhir-akhir ini lo keliatan suntuk banget," ujar Sai, "ada masalah?"
Menanggapi Sasuke yang hanya diam, Shikamaru terkekeh. "Atau lo lagi stres karna ditolak Hinata terus, eh?"
"Ck, apaan, sih?" Tatapan datar Sasuke mengarah pada dua sahabatnya.
"Lo deketin Hinata itu karna lo beneran suka sama dia atau cuma karna lo ngga terima kalo Hinata lebih suka sama abang lo?"
"Gue ngga tau," jawab Sasuke malas. "Mungkin gue punya sedikit rasa sama dia, tapi yang jelas hati sama harga diri gue ngga terima kalo dia lebih pilih abang gue." Tanpa sadar, Sasuke menjadi lebih banyak bicara setiap kali membahas tentang Hinata. "Ayolah, gue sama Bang Ita lebih cakep gue. Pinter juga pinter gue daripada Bang Ita. Romantis juga romantis gue, Bang Ita mah kaku banget kalo sama cewek. Emang sikap Bang Ita ramah, cuma dia selalu kikuk kalo berhadapan sama cewek, pantes aja dia pisah sama bininya."
***
Itachi sedang memeriksa laporan keuangan perusahaan minggu ini. Dan tiba-tiba saja ia memikirkan Hinata. Tempo hari keluarga Papi Fugaku dan Papa Hiashi tidak jadi bertemu, karena ada urusan penting yang datang mendadak.
Perhatian Itachi kini mengarah pada ponselnya yang berdering. Ada telepon dari Mami Mikoto. Menghela napas, Itachi sudah tahu pasti apa yang ingin dibicarakan wanita itu. Itachi harus menjemput Sasuke di kampus.
"Wa'alaikumsalam, Mi," Itachi membalas sapaan Mami Mikoto dengan kalem. "Ini aku masih di kantor," ujarnya seraya melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. "Iya, sebentar lagi aku akan jemput Sasuke. Udah dulu ya, Mi. Assalamu'alaikum…"
***
Sai dan Shikamaru menggelengkan kepalanya melihat sikap Sasuke yang memberikan sedikit senyum menggoda dan tatapan genit pada beberapa cewek yang lewat. Baru saja tadi pagi Sasuke memperlihatkan rasa sukanya pada Hinata, tapi pulang kuliah sudah genit-genit sama cewek lain.
"Jadi lo beneran ngga seserius itu sama Hinata, Sas?"
Senyuman tipis Sasuke tercipta. Ia menatap kedua sahabatnya. "Gue masih kuliah semester awal, buat apa gue punya perasaan seserius itu sama cewek? Kalaupun gue ada rasa suka atau tertarik, gue cuma mau macarin doang." Kemudian Sasuke tertawa pelan. "Ayolah, kalian berdua juga pasti ngga mungkin mau berkomitmen di saat usia kalian belum genap 20 tahun, 'kan?"
Shikamaru menatap datar Sasuke. "Males banget ngomong sama lo, mending gue pulang aja,"
"Lo kenapa sensi?"
"Ngga apa-apa," sahut Sai yang ikut berdiri. "Udah, gue juga mau pulang sama Shika. Lo tungguin Bang Ita sendirian ngga masalah, 'kan?"
Sebelum Sasuke sempat bicara lagi, kedua sahabatnya itu sudah pergi meninggalkannya. Ia sama sekali tak mengerti dengan tingkah mereka berdua yang lain dari biasanya. Apakah Sasuke tadi salah bicara?
"Sasuke!" ujar Itachi dengan suara yang sangat keras saat berjalan menghampiri adiknya. "Hinata mana?" Melihat sekitarnya yang tak menunjukkan tanda-tanda kehadiran Hinata.
"Ngapain lu nanyain Hinata?" tanya Sasuke dengan kedua mata yang memicing tajam. "Lu juga suka sama dia?"
"Gue suka sama dia apa engga itu urusan gue, ngapain lu yang sewot?" Itachi menatap sinis Sasuke yang hanya mendengus kesal. "Udah, yuk. Kita pulang, Mami masak ayam bakar tadi."
Tanpa mereka tahu, sejak tadi Hinata mendengar semua yang Sasuke bicarakan bersama dengan Sai dan Shikamaru. Hinata memang merasa kesal dan kecewa karena Sasuke hanya ingin mempermainkannya saja, tapi itu tak masalah. Beruntung, Hinata tak terlalu serius juga membawa segala ucapan manis Sasuke sampai ke peraasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen Hinata Hyuuga ala Lokal
Short StoryHinata dan sekawanannya milik Oom Masashi Kishimoto. Azur cuma pinjam nama tokohnya doang. --- Suka, boleh baca. Ngga suka, enyah aja. . . . Setiap bagian memuat cerita yang berbeda. Pasangan setiap bagian tidak sama. Ada beberapa cast yang dominan...