Sekarang lagi jam istrahat, Hinata ditemenin makan siang sama Ino, Saara, juga Shion. Mereka udah akrab, meski baru ketemu hari ini. Ketiga cewek itu emang bukan termasuk cewek populer, tapi cukup dikenal di kalangan murid.
Lalu segerombolan cewek dengan seragam agak ketat dan juga rok mini lewat. Dari wajahnya keliatan banget angkuhnya. Hinata mikir, pasti ketiga cewek yang sengaja menguraikan rambutnya itu adalah siswa populer dan termasuk anak orang kaya.
"Yang tengah itu namanya Sakura, samping kirinya itu Karin, dan di sebelah kanannya Tayuya." Ino ngasih penjelasan dengan mulut yang cuma terbuka sedikit. "Mereka adalah fans fanatik Pak Sasuke."
"Fans fanatik?"
Saara, Shion, dan Ino nganggukin kepalanya. "Dan ketuanya adalah si Nona Sakura. Anak dari salah satu donatur terbesar di sekolah ini."
"Oh, anak orang kaya, ya?"
"Yep, dan gosipnya dia bakalan jadi staff di sekolah ini setelah lulus sekolah nanti. Sambil kuliah, dia bakalan bantuin pihak administrasi."
"Buat apaan? Dia anak orang kaya, mending fokus kuliah aja, masuk ke universitas bergengsi."
Shion tersenyum kecil. "Dia lebih pilih buat jadi tenaga administrasi dengan bayaran kecil, daripada fokus kuliah di universitas bergengsi."
"Kenapa?"
"Jelaslah biar dia bisa deket sama Pak Sasuke."
"Sebesar itu obsesi cintanya?"
"Hm, begitulah. Dan lagi, keluarganya itu deket banget sama keluarga Pak Sasuke. Mungkin Sakura bisa ngatur biar dia jadi istrinya Pak Sasuke."
"Kok kamu bisa tau sampai sedetail itu, sih?" tanya Hinata curiga.
"Ayolah, itu udah jadi rahasia umum di sini." Ino menyeruput jus apel kesukaannya sambil menatap geng Sakura. "Pak Sasuke juga cukup akrab sama keluarganya Sakura."
"Kok bisa?" tanya Hinata tanpa sadar. 'Selama ini gue cukup kenal beberapa kolega bisnis Papa, keluarga Sasuke salah satunya. Kalo emang keluarga si Sakura itu kenal baik sama keluarga Sasuke, otomatis seharusnya kenal baik juga sama keluarga gue. Lah ini gue kok masih asing sama si Sakura?'
Brakkkk!!!!
Hinata tersentak kaget saat tiba-tiba aja denger suara gebrakan di mejanya. Pas ngangkat wajah, sosok Sakura udah ada di depannya. Tampang angkuh itu Hinata lihat jelas.
"Lo mau nyari masalah sama gue, hah?"
"Apa?" tanya Hinata males.
"Eh, gue tau sejak tadi lo liatin gue!" sentak Sakura sambil nunjuk-nunjuk ke arah Hinata. "Ada masalah apaan lo sama gue, hah?!"
"Tak perlu teriak, Mbak," Hinata berdiri sambil tersenyum. "Telinga saya masih normal, jadi bicaranya biasa saja."
"Lo anak baru aja udah songong banget."
Hinata terkekeh pelan. "Perasaan, sikap saya biasa saja, deh. Mbaknya saja yang terlalu sensitif. Lagi PMS, ya?"
Semua yang ada di kantin ketawa dengerin pertanyaan Hinata buat Sakura. Baru kali ini ada cewek yang dengan santainya ngeladenin Sakura. Biasanya, siswa-siswi lain bakalan takut, atau sekalinya ngelawan sama-sama ngegas. Lah ini Hinata keliatan tenang banget.
"Lo!"
"Apa?" Hinata ngasih respon dengan senyuman. "Mau memukul saya? Atau melakukan tindak perundungan?"
Sakura ngasih tatapan tajemnya ke arah Hinata. Bisa-bisanya si anak baru langsung ngasih perlawanan cantik ke dia. Ngga bisa dibiarin, nih.
Baru aja Sakura mau ngomong lagi, eh, dilihatnya Sasuke yang mau masuk kantin. Diem-diem Sakura tersenyum penuh arti. Dia liatin Hinata yang cuma acuh ngga acuh aja. Lalu Sakura tiba-tiba ngejatohin diri sendiri sambil berteriak kesakitan dan minta tolong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen Hinata Hyuuga ala Lokal
Short StoryHinata dan sekawanannya milik Oom Masashi Kishimoto. Azur cuma pinjam nama tokohnya doang. --- Suka, boleh baca. Ngga suka, enyah aja. . . . Setiap bagian memuat cerita yang berbeda. Pasangan setiap bagian tidak sama. Ada beberapa cast yang dominan...