Enyah Aja Lo! (2)

572 59 2
                                    

"Hinata,"

Suara Sasuke membuat langkah Hinata terhenti. Sayangnya, gadis itu tidak mau menolehkan kepala. Hanya memberikan Sasuke kesempatan untuk bicara.

"Gue mau ngomong berdua sama lo,"

"Lain kali aja," kata Hinata singkat, "gue lagi sibuk."

Dan gadis itu kembali melangkahkan kaki meninggalkan tempat tersebut. Mengabaikan Sasuke yang masih menatap tajam ke arahnya. Ck, Sasuke merasa sikap cuek Hinata itu telah melukai harga dirinya.

-SKIP-

Hari ini adalah hari di mana Hinata dan rekan satu timnya tampil. Mereka disambut dengan tepuk tangan yang sangat meriah. Penampilan mereka juga amat sangat dinantikan. Beberapa mahasiswa bahkan sengaja datang untuk melihat penampilan spektakuler dari Hinata serta kelima rekannya.

Dalam diam, Sasuke memperhatikan tarian Hinata yang dipasangkan dengan Toneri. Tak jauh darinya, Naruto juga tampak memfokuskan pandangannya pada Hinata. Sakura yang berdiri di tengah-tengah mereka berdua mendesis pelan. Bahkan setelah kejadian tempo hari di lapangan futsal, nyatanya Hinata masih menjadi perhatian utama Sasuke dan Naruto.

"Kenapa kalian berdua liat Hinata sampe segitunya banget, sih?" Sakura menahan kegeramannya. Di antara kedua lelaki itu ada dirinya, tapi kenapa yang menjadi prioritas tetaplah Hinata?

"Bukan urusan lo," jawab Sasuke cepat.

Naruto bahkan berdecak malas menanggapi Sakura. "Lo emang sahabat gue, tapi bukan berarti lo berhak ngurusin semua hal terkait hidup gue." Ditatapnya Sakura yang terlihat sangat kesal.

***

"Hinata, tunggu,"

Hinata cukup kaget denger panggilan itu. Terlebih sekarang ini kedua tangannya dicekal oleh orang yang berbeda. Naruto dan Sasuke.

Kedua sahabat itu saling melempar tatapan tajam. Naruto masih menahan tangan kiri Hinata agar tidak pergi darinya, sedangkan Sasuke mencengkeram tangan kanan Hinata agak erat supaya gadis itu tidak melarikan diri darinya.

"Kalian mau ngapain?" tanya Hinata sinis. Mereka berdua tak bergeming, Hinata mendecih kasar. "Lepasin tangan gue sekarang juga, atau kalian mau duel sama Mas Neji?"

Perlahan Naruto melepaskan tangan Hinata. Sama seperti sobatnya, Sasuke juga melepaskan tangan Hinata. Nama Neji memang ampuh, dicatut sedikit saja bisa langsung membuat semuanya terkendali. Mungkin lain kali, Hinata bisa menelepon Neji kalau dirinya sedang berada dalam keadaan yang sangat genting.

"Ada yang pengen gue omongin sama lo,"

Kalimat itu terucap secara hampir bersamaan dari mulut Naruto dan Sasuke. Sayangnya, Hinata hanya bersikap acuh tak acuh. Entah benar atau tidak, firasat Hinata mengatakan kalau yang akan dibicarakan oleh kedua lelaki itu adalah masalah tempo hari.

"Kalian mau ngomong apa lagi sama gue?" tanya Hinata malas. "Masalah Sakura?" Hinata menebak dengan raut wajah yang tak menunjukkan antusiasme. "Udahlah, males gue bahas masalah dia."

"Gue pengen ngomongin masalah hubungan kita," kata Sasuke cepat. Tak peduli kalau masih ada Naruto di sampingnya. "Tolong, luangin waktu sebentar aja,"

Hinata memandang malas Sasuke. "Apa lagi yang harus diomongin? Udah jelas hubungan gue sama lo itu berakhir." Rasanya Hinata jadi ingin menangis lagi karena torehan luka dari Sasuke kembali muncul dalam ingatannya, dan sakitnya masih terasa. "Lo nyuruh gue buat terima lo apa adanya. Oke, gue bisa terima lo apa adanya. Tapi apa? Lo ngga bisa nunjukin sikap yang sama ke gue."

"Hin, masalah intinya bukan itu. Ini masalah komitmen yang udah kita sepakati bersama," Sasuke segera memotong ucapan Hinata saat dirasanya bahasan Hinata berbeda dengan yang diinginkannya.

Cerpen Hinata Hyuuga ala LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang