SMA Mega Mendung, SMA di mana Hinata sekolah, terlihat ramai sekali. Itu hal yang wajar jika si mantan ketua tim basket, Sasuke, datang ke sekolah. Tidak perlu membicarakan sekumpulan cewek-cewek genit yang sedang berkumpul di sana, Sakura sama Ino yang berdiri di samping kanan dan kiri Hinata, bahkan sudah mulai berteriak-teriak tak jelas sekarang ini. Apalagi mereka berteriak di samping telinga Hinata.
"Gaes! Kalem dikit, dong? Kalian ngga bosen apa lihat Sasuke? Gue yang lihat mukanya di sekolah hampir tiap hari aja udah bosen,"
"Lu mah emang ngga bisa mensyukuri nikmat Tuhan yang paling indah, Nat," kata Sakura yang masih memperhatikan Sasuke.
"Lihat, dong! Sasuke tuh udah mirip banget sama aktor juga idol K-Pop." Begitu antusianya Ino memuja Sasuke. "Sekali aja, coba lu perhatiin Sasuke baik-baik."
Ino dan Sakura menangkup wajah imut Hinata. Mengarahkan pandangan Hinata ke arah Sasuke. Hinata cuma memasang wajah malas, tidak berminat sama sekali.
Kedua mata Hinata melihat sosok Sasuke dengan tatapan datar. Sedetik berikutnya, ia melotot. Pandangannya berubah drastis. Lalu Hinata merasakan jantungnya berdetak begitu kencang. Tatapan makhluk Adam yang tampan rupawan mengarah padanya.
"Wah, gantengnya!" puji Hinata dengan tatapan mata yang menunjukkan kekaguman.
"Nah, 'kan? Sasuke emang ganteng," kata Ino yang sudah melepaskan wajah Hinata. "Lu mah telat banget nyadarnya."
Sakura memainkan kuku-kuku jarinya yang baru dicat. "Sasuke itu ganteng, pake banget. Jadi, siapa yang ngga suka sama dia?"
Entah Ino sama Sakura sadar atau tidak, Hinata sebenarnya tidak melihat ke arah Sasuke. Mungkin memang terlihat seperti mengarah ke Sasuke, tapi sebenarnya arahnya itu pada sosok yang berdiri di samping Sasuke yang tampak sangat ramah. Uluh-uluh, tatapannya itu sangat berbeda dengan tatapan Sasuke yang hanya memiliki satu tipe, datar.
"Ouh, Bang Itachi… Idaman hati!" gumam Hinata gemas. Mukanya sudah agak memerah karena Itachi tersenyum padanya.
"Apa lo bilang?" tanya Sakura dan Ino bersamaan. Mereka takut salah dengar kalimat yang diucapkan Hinata.
"Ada yang salah?" Hinata melihat kedua temannya bergantian.
"Lu kenapa jadi nyebut nama abangnya Sasuke?" Sakura menggeram gemas dengan sikap Hinata.
"Nat, please, ya! Kita ini lagi bahas ketampanan Sasuke yang mirip artis Ibukota, bukan Bang Itachi yang udah berstatus duda," tambah Ino.
Hinata tersenyum lebar, tak peduli apa yang dikatakan teman-temannya. "Terserah, yeu… Kalian mikirnya Sasuke ganteng kayak artis atau kayak dewa, gue ngga peduli. Bagi gue, Bang Itachi lebih tampan." Cewek yang termasuk teman satu kelas Sasuke itu menatap malas Ino dan Sakura. "Sasuke mah cuma dapetin sisa ketampanan dari Bang Itachi." Dan Hinata pergi begitu saja meninggalkan kedua sobatnya yang sangat shock mendengar jawaban Hinata.
Hinata dan keluarganya memang sudah mengenal dengan baik keluarga Itachi juga Sasuke. Bahkan Hinata sama duo kakak-beradik itu sering bermain dan belajar bersama. Dulu saat Hinata masih SD, Mami Mikoto juga pernah bilang, "Nata sayang, nanti kalo udah gede jadi menantu Tante, ya?"
Hinata yang masih polos dan belum mengerti apa maksud dari Mami Mikoto, cuma diam saja. Bocah itu hanya menatap ibunda Itachi dan Sasuke dengan tatapan yang membuat siapapun gemas. Mami Mikoto tersenyum lebar sambil mencubit pipi tembam Hinata. Jika Hinata benar-benar jadi menantunya, Mami Mikoto pasti akan sangat senang sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen Hinata Hyuuga ala Lokal
PovídkyHinata dan sekawanannya milik Oom Masashi Kishimoto. Azur cuma pinjam nama tokohnya doang. --- Suka, boleh baca. Ngga suka, enyah aja. . . . Setiap bagian memuat cerita yang berbeda. Pasangan setiap bagian tidak sama. Ada beberapa cast yang dominan...