Bang Itachi Idaman Hati (3)

401 46 4
                                    

Benar-benar sulit dipercaya. Hinata yang baru tadi siang dinyatakan lulus SMA malah menyukai Itachi daripada Sasuke. Seharusnya Hinata menyukai lelaki yang sumuran dengannya. Ini malah Hinata menyukai pria yang lebih tua, statusnya duda lagi.

"Tapi ada wajarnya juga Hinata lebih pilih gue ketimbang si kampret Sasuke," gumam Itachi, "secara gue lebih bisa bersikap dewasa daripada dia. Jadi buat Hinata, calon imam yang baik pasti ada di diri gue."

Nah, 'kan? Itachi jadi seperti orang stres. Berbicara sendiri. Bertanya dan menjawab pertanyaannya sendiri. Ini semua karena Hinata.

Kalau begini, Itachi jadi merasa seperti remaja lagi yang baru merasakan cinta. Duh, dan parahnya perasaan yang dianggapnya konyol yang dulu dirasakannya kini kembali muncul.

Lagi, jantung Itachi berdebar. "Ayolah, kenapa gue jadi kayak anak ABG gini, sih?"

***

Mama Hikari bergerak gelisah, membuat Papa Hiashi heran. Tidak biasanya wanita itu sulit tidur. Ini pasti ada yang dipikirkan olehnya.

"Mama kenapa, sih?"

"Mikirin Hinata, Pa."

"Kenapa lagi?"

"Hinata sukanya sama Itachi. Dan jujur, Mama juga lebih suka kalo Hinata sama Itachi,"

"Lalu masalahnya apa?"

"Masalahnya, Itachi suka juga ngga sama Hinata? Kalo Hinata cuma ngerasain cinta sepihak, 'kan kasihan,"

"Kalo Itachi ngga suka Hinata, mungkin mereka emang ngga jodoh. Tenanglah, Hinata pasti dapetin jodoh yang baik. Yakin aja."

-SKIP-

Sarapan kali ini rasanya lebih mencekam dari biasanya. Tak ada obrolan yang menyelingi acara sarapan bersama pagi ini. Semuanya bungkam. Sasuke merasa ada hal yang sudah terjadi, tapi dirahasiakan darinya.

Papi Fugaku berdeham pelan, ia menarik perhatian kedua anaknya yang saling bungkam. "Nanti malam, Papi sama Mami mau mengundang keluarga Hyuuga Adiningrat buat makan malam di rumah. Kalian usahakan pulang cepet, ya?"

Sasuke sekarang sudah mulai masuk kuliah. Itachi sendiri masih disibukkan dengan bisnis kulinernya. Terkadang jika banyak tugas atau pekerjaan, mereka akan pulang terlambat. Bahkan sampai melewatkan makan malam bersama di rumah juga.

"Udah jam segini, aku berangkat sekarang, ya…" Sasuke mengambil tas dan juga jas alma maternya. Lalu salim sama kedua orangtuanya dan juga Itachi. "Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam."

Setelah mendengar suara motor Sasuke, perhatian Mami Mikoto mengarah ke Itachi. "Ini sudah tiga bulan sejak Mami tanya masalah perasaan Hinata ke kamu, Itachi." Tatapannya memajam, membuat Itachi kesulitan menelan ludahnya. "Jadi, kamu juga memiliki perasaan yang sama dengan Hinata apa tidak?"

"Mi, jangan menekan Itachi seperti itu," tegur Papi Fugaku.

"Jangan membela Itachi, Pi!" ujar Mami Mikot tajam. "Itachi laki-laki, dia harus bisa bersikap tegas. Kalau suka, ya bilang suka. Kalau engga, ya bilang engga."

Itachi tersenyum kecut. "Lalu gimana sama Sasuke, Mi? Keliatannya dia mulai suka sama Hinata, deh,"

"Kalo Hinatanya suka sama kamu, Sasuke bisa apa?"

Cerpen Hinata Hyuuga ala LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang