Hinata sudah selesai sarapan, sebentar lagi ia akan berangkat kuliah. Jangan harapkan Ino dan Sakura datang menjemputnya, karena mereka sudah punya pacar jadi mereka berangkat sama pacar masing-masing. Terus Hinata yang masih single harus menerima nasibnya berangkat sendiri.
"Nat, ada Bang Ita," ujar Mama Hikari dengan senyuman lebarnya. "Dia mau nganterin kamu ke kampus katanya,"
"H-hah?" Hinata terpaku di tempatnya. "E-eh?!" Ia tersentak saat sang mama mendorong tubuhnya. "Mama ini apa-apaan sih, Ma?" desis Hinata yang hampir saja jatuh di depan Itachi.
"Itachi, tolong antarkan anak kesayangan Tante ini ke kampus, ya?"
"Iya, Tante." Itachi menunduk sekilas dan tersenyum lebar. Ia menatap Hinata yang tampak salah tingkah. "Yuk, Nat."
Hinata hanya mengangguk pelan dan kemudian menatap sang mama. "Berangkat dulu, Ma. Assalamu'alaikum," ujarnya sambil mencium tangan Mama Hikari.
"Permisi, Tante," Itachi juga mencium tangan Mama Hikari. "Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam..."
-SKIP-
"Em... makasih udah nganterin Hinata ke kampus, Kak."
"Iya, sama-sama." Rasa gugup itu tiba-tiba saja melanda Itachi. "Kakak minta maaf, kalo kalimat Kakak yang tempo hari bikin Hinata kaget dan merasa terganggu,"
"Oh, masalah itu santai saja, Kak,"
Itachi menatap Hinata. "Sebenernya Kakak udah lama suka Hinata. Cuma karna waktu itu Hinata masih kecil dan Mami yang lebih pilih buat jodohin Hinata sama Sasuke, Kakak jadi belajar buat lupain perasaan itu. Lagian juga usia kita terpaut agak jauh,"
"K-Kak Itachi..."
"Awalnya, Kakak pengen Hinata jadi istrinya Sasuke. Beberapa kali Kakak lihat Sasuke yang gencar banget deketin Hinata, Kakak merasa kalau Hinata memang lebih cocok sama Sasuke. Sayangnya, Kakak justru semakin ngga bisa lupain Hinata. Rasa itu masih ada buat Hinata,"
"Kak Itachi beneran mau nikahin Hinata?"
"Kakak beneran, Nat. Kakak serius," kata Itachi sambil menggenggam tangan Hinata. "Masalah pernikahan, Kakak ngga mau main-main. Kalo Kakak udah bilang mau nikahin Hinata, ya berarti Kakak beneran serius." Menyadari tingkah Hinata yang terlihat kurang nyaman, Itachi tersenyum kecil. "Tapi, kalau Hinata udah mulai cinta sama Sasuke, ya ngga apa-apa. Insha Allah, Kakak ikhlas kalau perasaan Hinata ke Kakak perlahan memudar." Pria itu mengusap puncak kepala Hinata dengan lembut. "Masuk, gih. Nanti telat, kena omel dosen lagi,"
"Hinata masuk dulu, Kak." Kalimat Hinata menjelaskan kegugupannya. "Sekali lagi, terima kasih banyak."
"Iya."
***
"Hin!" teriak Sasuke saat melihat Hinata baru keluar dari kelas bersama Sakura dan Ino.
"Apaan, Sas?" Hinata merespon dengan nada tanpa minat.
Setelah malam pertemuan dua keluarga itu, Hinata senantiasa dipusingkan dengan sikap Sasuke dan Itachi yang semakin berusaha untuk mendekatinya. Hinata sudah mencoba menjaga jarak, tapi mereka berdua seakan tidak ingin adanya jarak. Dilema jelas dirasakan Hinata saat Sasuke semakin menunjukkan rasa cintanya, sementara Itachi semakin memperlihatkan keseriusannya.
"Tadi pagi lo dijemput sama abang gue?"
"Emangnya kenapa?"
"Hin, lo tahu sendiri kalo gue sama dia lagi dalam mode persaingan buat dapetin lo. Dengan lo yang nerima jemputannya pagi tadi, artinya lo ngasih dia harapan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen Hinata Hyuuga ala Lokal
Historia CortaHinata dan sekawanannya milik Oom Masashi Kishimoto. Azur cuma pinjam nama tokohnya doang. --- Suka, boleh baca. Ngga suka, enyah aja. . . . Setiap bagian memuat cerita yang berbeda. Pasangan setiap bagian tidak sama. Ada beberapa cast yang dominan...