02

1K 87 12
                                    

Fildan Khanza.

Putra dari Dika Khanza dan Maya. Lelaki tampan yang selalu di kagumi oleh para gadis. Sifatnya yang cuek itu menjadi tantang bagi mereka yang ingin mendekati.

Pengecualian untuk sahabatnya. Fildan akan bersikap bar-bar.

Waktu kelas 10 Fildan menjadi ketua tim basket angkatanya. Namun kelas 11 semester 2 saat dirinya harus pergi, ia mengundurkan dirinya.

Setelah memperkenalkan dirinya. Fildan pun di suruh untuk duduk di kursi yang masih kosong.

"Oke. Fildan kamu duduk di-" ucap ibu Neli yang kebingungan mencari tempat duduk yang kosong, dan matanya menatap ke tempat duduk Lesty. "-di samping Lesty" lanjut ibu Neli.

Lesty POV.

Aku langsung terkejut saat mendengar apa yang ibu Neli katakan. Dan tidak hanya aku saja yang terkejut, semua murid terutama cewek yang ada di dalam kelas ini pun sama terkejutnya dan langsung melihat ke arahku. Seakan mereka tak rela jika idolanya duduk bersamaku.

"Kok sama saya sih duduknya?" aku langsung mengajukan pertanyaan pada ibu Neli.

"Emang kenapa? Kan yang kursinya kosong hanya ada di samping kamu" ujar ibu Neli bermaksud memberi pengertian padaku.

"Bu, kalau Lesty gak mau biar sama saya aja" celetuk Sisil.

"Lah terus gue kemana dong?" protes  teman sebangku Sisil. Di kelas ini aku baru mengenal Sisil dan kedua sahabatnya tentunya. Kami belum saling berkenalan.

"Gak bisa. Fildan akan tetap duduk di samping Lesty?" ibu Neli masih keukeuh.

Aku pun menghela nafas dan pasrah saja. Harus bagaimana lagi memangnya? Karena benar, kursi satu-satunya yang kosong adalah sampingku.

Akukan memang duduk sendirian. Miris, kayak gak punya teman.

"Fildan, kamu silahkan duduk" perintah ibu Neli.

"Hm" dia hanya berdehem.

Tidak sopan!

Dia pun berjalan ke arah tempat duduknya yang berada di sampingku. Dan semua teman perempuan langsung menatapku iri, termasuk sahabat ku sendiri, Aulya.

"Dikira enak apa duduk apa nih makhluk?" Gerutuku, tentu saja di dalam hati.

Dia sudah sampai di sampingku, dan langsung duduk. Namun dia tidak menoleh padaku, syukur deh. Aku bisa bernafas lega, semoga saja dia juga lupa dengan kejadian tadi pagi.

Namun-

"Lo kan cewek tadi yang di jalan?" tanyanya. Yang mungkin saja dia baru ingat.

"Hm" aku memilih berdeham. Daripada harus berdebat dengannya.

"Tunggu pembalasan gue" ancamnya yang tentu saja aku abaikan. Aku tidak takut padanya.

"Terserah!" ucap gue acuh.

"Oke!"

🍂🍂🍂

Author POV.

Setalah perkenal dengan cara maju kedepan satu persatu agar bisa saling mengenal satu sama lain.

Kini bel istirahat pun terdengar, membuat semua para murid langsung menuju kantin tercinta.

"Kantin" ujar Putri.

"Yuk" Aulya mengiyakan ajakan Putri.

"Bahagia banget lo Neng?" singgung Lesty yang sedang membereskan bukunya yang sempat tadi di keluarkan.

MENUNGGU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang