023

642 64 4
                                    

"Ayo makan dulu, kamu harus minum obat" Fildan beserta ketiga sahabatnya menebak jika lelaki yang ada di dalam sana sedang menyuruh Lesty untuk makan.

"Mau makan gak? Kalau nggak gue cium"

Deg!

.....

"WAH! siapa dia?" tanya Ical dan Fildan langsung membuka pintu rawat Lesty dan di ikutin oleh yang lainnya.

Saat mereka masuk, Fildan dan ketiga sahabatnya bisa melihat lelaki yang tengah duduk di samping brankar Lesty, dengan semangkuk makanan di tangannya.

BUGH!

Tanpa aba-aba, kepalan tangan Fildan melayang ke wajah mulus lelaki tersebut. Untung saja mangkuk yang di tangan lelaki tersebut tidak jatuh.

Sedangkan yang lainnya terpekik kaget saat melihat aksi Fildan yang seenaknya.

"Oy! Tahan emosi lo" Reza berusaha menahan Fildan agar tidak lagi memukul wajah lelaki tersebut.

"Tau lo! Tanya dulu, dia siapanya Lesty" tambah Adi.

"Kalau emang dia pacarnya Lesty, lo baru boleh pukul lagi. Bunuh juga gak papa" bisik Ical menambahi perkataan Adi.

Lelaki yang di pukul oleh Fildan, menatap Fildan dan ketiga sahabat dengan datar. Lalu tatapan beralih pada Putri dan Aulya yang berdiri di belakang mereka dengan tatapan yang sulit di artikan.

Sedangkan Lesty masih diam. Dia terlalu syok dengan apa yang terjadi. Namun beberapa menit kemudiannya, Lesty tersadar. Lalu matanya memberi tatapan tajam pada Fildan yang bertingkah seenaknya.

"Ngapain lo main pukul-pukul wajah orang?!" Lesty mengomel, membuat Fildan bingung harus jawab apa.

"Jawab aja, kalau lo cemburu" saran Ical berbisik pada Fildan.

"Anu-itu.. gue cuman ngelatih kemampuan tangan doang" elak Fildan yang malah membuat lekaki yang di pukulnya memberikan tatapan mengejek.

"Dih! Gak jelas lo" cibir Lesty.

Lelaki tersebut bangkit dari duduknya. Lalu berdiri berhadapan dengan Fildan. Tangannya menepuk-nepuk bahu Fildan, seolah tengah mengetes seberapa kuatnya bahu tersebut.

"Kenalin, gue Frans. Pacar Lesty"

"Bang!" pekik Lesty, Putri dan Aulya.

Mereka tidak menyangka kalau lelaki yang bernama Frans tersebut akan mengaku sebagai pacar Lesty. Sedangkan Fildan dan sahabatnya menatap mereka bingung.

"Yah! Kalian kenapa sih? Diem elah!" kesalnya lalu berjalan ke arah sofa yang ada di ruangan. Dan di ikuti oleh Putri dan Aulya.

"Lo kapan pulang, Bang?" tanya Putri pada Frans.

"Semalam"

"Dia siapa sih? Kok gue baru liat" tanya Frans seraya menunjuk Fildan.

"Dia Fildan, Bang. Kayaknya suka deh sama Lesty" Aulya menjawabnya seraya berbisik.

"Lo sih! Apa-apa coba ngaku jadi pacar gue" ujar Lesty kesal.

"Ayo Bang, kerjain tuh cowok" saran Putri berbisik. Kapan lagi coba, bisa melihat adegan seperti ini?

"Lo pada udah ngegagalin tadi" kesalnya yang di balas cengiran oleh Putri dan Aulya.

"Siapa lo, bocah?" tanya Frans pada Fildan.

Fildan yang berniat akan duduk di kursi yang tadi di duduki oleh Frans pun ia urungkan niatnya.

"Gue?" Fildan malah bertanya balik.

MENUNGGU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang